13. Batal🌟

8.7K 945 105
                                    

Bab.13
Batal

"Iya, Jeng Yuna. Beres."

"Jangan lupa, nanti dikirim pagi ya jeng Nia. Acaranya soalnya mulai pagi. Sekitar jam sembilan-an."

"Oke. Percaya sama saya. Dijamin beres."

"Makasih ya, Jeng. Tamunya hampir semua dari kalangan atas jadi harus bisa seperfec mungkin."

"Oke. Jangan khawatir."

"Ya udah ya, Jeng. Saya tutup dulu."

"Bye, Jeng Yuna."

Klik.

Dania merasa senang karena mendapat sebuah order dari salah satu temannya sesama sosialita untuk pesta akad nikah besok. Dengan antusias dia menyanggupi pesanan itu dan berjanji jika temannya itu tidak akan menyesal telah mempercayakan hidangan pesta itu padanya. Jika pesanan kali ini sukses, maka pasti akan ada pesanan-pesanan lain yang menyusul dan mengalir deras.

Selama ini restoran anaknya memang sudah terkenal meskipun belum bisa menyamai kepopuleran restoran berbintang lima. Namun nama restorannya sudah diperhitungkan di kalangan orang-orang berdompet tebal. Dan khayalannya membawanya terus terbang, setelah mendapatkan pesanan ini.

Ya, harapannya untuk terus manjadi kaya dan terpandang ada di depan mata. Semua orang akan menaruh hormat dan sanjungan untuknya dan keluarganya.

Tak ada yang perlu dia khawatirkan mengenai nama baik keluarganya setelah dia mendepak wanita kampung itu dari rumahnya. Yang ada, seorang menantu yang cantik akan semakin membuatnya bangga.

***

Suara riuh di ruang tamu menggangu Zia yang sedang di rias. Kata Tante Alika, mereka adalah keluarga besar suaminya. Sedangkan keluarganya sendiri telah punah dimakan transformer.

Zia terkikik saat Alika menjelaskan hal tersebut. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Ayah Dokter Vaga dan juga ibunya bersikeras melangsungkan pernikahan Dokter Vaga dan dirinya. Mereka tidak menerima semua penolakankannya dan juga semua bantahan Dokter Vaga.

Lalu setelah mereka menikah, apa yang akan terjadi?

Mereka tidak saling mencintai dan juga dia sadar diri jika dia hanya orang miskin yang bahkan tidak punya pekerjaan dan keluarga. Apakah pernikahan ini adalah keputusan yang tepat? Mungkin dia bisa dengan mudah mencintai Vaga karena dia lelaki yang baik dan perhatian menurut penilaiannya lima bulan ini, tapi bagaimana dengan Dokter Vaga? Apa Dokter Vaga juga bisa mencintainya dan menerimanya sebagai istri dengan ikhlas?

"Kamu cantik banget, Zia." Seorang wanita cantik yang Zia tahu bernama Tante Baby mengagumi penampilan Zia. "Lihatkan, Ka. Rancangan gue selalu tepat," ucap Tante Baby pada Tante Alika.

"Makasih ya, Mom," ucap Alika pada Baby.

"Mom?" tanya Zia bingung. Kenapa Tante Alika memanggil Tante Baby, Mom?

"Hihihi, bingung ya Zi? Mommy Baby ini istrinya Daddy Tama. Jadi ya Vaga manggilnya Oma, begitu juga kamu. Mulai hari sekarang kamu harus memanggil kami seperti Vaga memanggil kami. Panggil Mommy dan Daddy dengan sebutan Mommy dan Daddy seperti Vaga, oke."

Ha?

Zia baru tahu kalau wanita yang masih terlihat muda ini sudah dipanggil Oma. Namun akhirnya Dia mengangguk menyanggupi permintaan Alika tentang panggilan untuk mereka. Dia merasa sungkan menolak permintaan Alika yang sudah baik sekali padanya.

Alika dan Baby kembali membahas pesta pernikahan Vaga dan Zia, saat pintu ruangan terbuka dan nampak seorang lelaki memasukinya.

"Mana pengantinnya Vaga, boleh dong saya lihat dulu," ucap lelaki itu tersenyum usil.

Zia kembali kebingungan, bukannya Deddy Carend baru beberapa menit yang lalu keluar dari kamar ini?

"Om ... eh-Daddy?" Zia kebingungan. Pasalnya penampilan Daddy berbeda dari tadi, bahkan wajahnya juga ada yang berbeda. Seperti lebih lebar.

Ck. Mana mungkin Daddy bertambah gemuk hanya dalam beberapa menit?

Lelaki itu dan kedua wanita paruh baya di dekat Zia terkekeh melihat kebingungan Zia.

"Ini Om Revan, Zia. Kakak kembarnya Daddy," ujar Alika.

"Oh ...," hanya itu suara yang bisa Zia keluarkan. Dia terlalu terkejut mengetahui jika Daddy memiliki saudara kembar.

"Vaga pinter ya, nyari istri. Cantik. Nanti yang penting cepet kasih kami cucu ya, Nak. Biar Mommy kamu nggak semakin stres sana kelakuan empat lelakinya," ucap Revan santai memberi pesan seperti biasa jika ada yang menikah tanpa tahu kata-katanya menohok Zia.

Bagaimana dia lupa? Astaga ... pernikahan ini harus dihentikan.

"Mom ...," Panggil Zia yang nampak menatap nanar wajah Alika.

Dengan bingung Alika mendekat dan bertanya. "Ada apa, Sayang?" Bingung Alika.

"Pernikahan ini harus dibatalkan. Zia nggak bisa menikah dengan Dokter Vaga."

Suara kesiap muncul dari ketiga orang yang ada di ruang itu mendengar kata-kata Zia.

Mereka tidak tahu jika sekarang Zia kembali mendapatkan krisis percaya dirinya. Kenapa bisa dia lupa jika dia tidak bisa memiliki anak?

***

"Mas, Babynya mau makan lontong sayur." Pamela berkata manja dari ambang pintu rumah kerja Damar di restoran. Saat ini Damar sedang memeriksa pemasukan restoran miliknya dan mencocokkan dengan laporan dari manager yang dia pekerjakan.

Damar menoleh sekilas dan meraih telepon di sudut meja, lalu menghubungi dapur meminta kokinya untuk membuatkan lontong sayur.

Pamela mendesah tak puas melihat kelakuan Damar. Dia melangkah masuk dan berdiri di sisi sebelah kiri Damar, menunggu diberi perhatian.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Damar masih belum menoleh dan asik dengan lembar-lembar kertas di depannya.

"Mas, anak kamu lagi ngidam. Kamu kok cuek bebek gitu sih?" tanya Pamela tidak terima. Dia sengaja menyusul ke restoran karena dia ingin membuat Damar cinta padanya. Dia harus bisa mempertahankan Damar agar hidupnya terjamin. Lagipula dia yakin jika Zia tidak akan mau kembali pada Damar yang telah melukainya. Tak akan dia mau hidup susah lagi dan berpindah dari satu lelaki ke lelaki yang lain.

Meskipun itu harus dengan cara menyingkirkan kakak kandungnya. Dia yakin sekarang Zia sedang menderita hidup di luar sana. Tak memiliki pekerjaan dan tak punya keluarga.

"Sudahlah, aku pusing. Kamu tunggu saja Chef Andi selesai memasak," ucap Damar.

Pamela semakin kesal saja mendengar hal itu. Dia akan mengalah saat ini, tapi dia tidak akan mau mundur. Ya, dia mundur selangkah untuk maju sepuluh langkah.

Tanpa kata, Pamela berbalik dan meninggalkan Damar seorang diri di ruangan itu.

Damar melonggarkan ikatan dasinya dan menyugar rambutnya lelah. Semakin lama rasa rindu dan cintanya pada Zia semakin menggebu. Kesenangan bersama Pamela yang awalnya dia nikmati semakin luruh dan menguap.

Yang kini tertinggal hanya bingung. Apa yang harus dia lakukan?

***

Cintai Aku (Tamat/ Pdf-ebook Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang