17. Kerugian 🌟

10.9K 1K 89
                                    


Halo, guys.
Bagi yang berminat pdfnya bisa hubungi aku di wa. Ada diskon dan gratisan kalau beli dua dan selebihnya.

Isinya 99% sama. Kalau yang menunggu versi cetak, bisa bersabar dulu karena antriannya masih penuh. Bedanya kalau cetak biasanya ada sovenirnya, kalau pdf aku kasih diskon dan gratisan)* jadi lebih murah karena memang belum ada rencana ke play store.
Happy reading. ❤️❤️

Bab.17
Kerugian

Damar meremas rambutnya hingga kusut. Tak dia perdulikan tatanan rambutnya yang biasanya dia tata rapi serta penunjang ketampanannya itu rusak. Di depannya, sang Mama sedang memandangnya gusar.

"Ma ... astaga! buat apa sih Mama ikut-ikutan pesta? Kan Mama nggak diundang. Mama harusnya fokus sama katering kita."

"Ya Mama kan cuma mau sosialisasi. Biar restoran kita semakin ramai."

"Tapi apa hasilnya? Keluarga kaya itu pasti akan menuntut kita atau paling ringan restoran kita akan mendapatkan nama buruk. Orang akan berpikir ulang untuk makan di restoran kita."

"Terus gimana dong? Mama nggak mau ya masuk penjara."

"Semoga saja mereka tidak melaporkan restoran kita ini ke pihak berwajib. Bisa gulung tikar kita, Ma," ucap Damar seraya meraih ponselnya.

Mata Dania membeliak tak terima. "Aduh ... semoga saja itu tidak terjadi deh. Mama nggak mau kamu bangkrut." Dania menggeleng ketakutan. Bagaimana dia hidup jika Damar bangkrut? Bisa malu dia pada teman-teman arisannya. Mau ditaruh mana mukanya? Pasti tak ada yang akan menghormatinya lagi.

Hff.

Damar mulai menghubungi anak buahnya dan meminta mereka untuk menyelidiki kasus keracunan itu. Pasti dia akan mendapatkan sesuatu disana nanti, pikirnya.

Sementara Damar sedang sibuk, Dania pergi dari ruang kerja Damar dan menemui Pamela. Wanita itu harus tahu tentang kabar Kenzia yang terbaru, karena Dania sendiri masih sangat sulit percaya pada kenyataan yang dia dapatkan.

"Mama dari mana?" Pamela yang melihat kedatangan Dania, segera menghampiri.

Dania menjatuhkan dirinya di sofa dan mulai bercerita dengan menggebu.

"Duduk, Mel." Dania menghela nafas, mengatur emosi.

Pamela duduk di sofa, bersisian dengan mertuanya. "Ada apa, Ma? Kok wajah Mama tegang gitu?"

"Kacau ... pokoknya kacau."

"Kacau apanya, Ma?"

"Kakak kamu, Mela. Kakak kamu!!" Dania tersulut emosi.

"Kak Zia? Kenapa dengan Kak Zia? Mas Damar sudah menemukan Kak Zia, Ma?"

"Bukan. Tapi mama tadi siang bertemu dengannya."

"Huh?!" Pamela merapatkan duduknya pada Dania dengan penasaran. "Dia ngapain Mama sampai Mama marah?"

"Dia nggak ngapa-ngapain tapi buat Mama jengkel. Kamu tahu, hari ini dia menikah! Menikah, Mela."

Pamela mengernyit. Dia masih tak bisa percaya dengan kabar itu.

"Mama bercanda?"

"Serius!! Apalagi mama yang ikut hadir karena teman mama, minta mama isi katering buat dua menu akad nikah itu. Mama lihat sendiri kalau Zia yang jadi mempelai wanitanya."

Rasa khawatir Pamela menyeruak. Dia celingukan dan bertanya, "Mas Damar tahu?" Tanyanya pelan-pelan. Dia sadar jika Damar masih mencintai Zia. Terbukti dengan Damar yang masih terus mencari keberadaan Zia dan membuat Pamela berang.

Cintai Aku (Tamat/ Pdf-ebook Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang