04 | seviolet

1.5K 85 4
                                    

"Adnan liat deh, ganteng banget ya ampun! Kenalin aku sama dia dong!"

Itu adalah ucapan yang Violet lontarkan berulang-ulang pada Adnan ketika ia melihat lelaki tampan itu di sepanjang lapangan.

"Hih, ogah! Mendingan gue bantuin lo jadian sama Sean, terus buat Sean putus sama Althena," tuturnya.

Violet mengerucutkan bibirnya ketika mendengar respon Adnan. "Tapi aku suka sama dia, Nan," lirihnya.

"Usaha lah, Maemunah!" lontar Adnan. "Atau gak, minta tolong sama Sean, pasti lo langsung di amuk."

"Emang iya?"

Adnan berdeham. Matanya berbinar ketika melihat Sean yang sedang berjalan dari tangga atas.

"Sean!" panggil Violet lebih dulu.

"Apa?"

"Sini Sean!" seru Violet.

"Apaan sih?" ketus Sean ketika berada di dekat Violet.

"Ke sana yuk!" ajaknya.

Cowok itu menaikan satu alisnya. "Ogah, mau ngapain?!"

"Ngobrol sama Venus," jawab Violet sambil tersenyum manis.

"Lo aja sana, gue ogah!" tolak Sean yang dibarengi dengan Adnan yang sedang tertawa terpingkal-pingkal.

"Ih kalian kenapa sih?!"

"Udah ayok Se, mending kantin," ajak Adnan merangkul Sean.

"Gak, gue mau ke koperasi."

"Yaudah ayo, males banget gue disini," ucap Adnan yang langsung jalan beriringan bersama Sean. "Kalo lo mau lihat dia, nanti sore pas pulang sekolah ada pertandingan basket, di aula basket."

"Nah lo liat dah tuh, sekalian bawa minum, makan, sampe handuk buat ngelapin keringetnya!" tambah Adnan sebelum pergi meninggalkan Violet.

Mata Violet berbinar, tapi ia tidak akan puas jika kemauannya yang satu ini belum terkabulkan. Tak peduli dengan kepergian kedua temannya itu, kini Violet malah melangkah menghampiri lelaki yang sepertinya sedang istirahat di pinggir lapangan.

Pokoknya hari ini ia bisa ngobrol bersama Venus. Itulah yang daritadi Violet ucapkan dalam hatinya.

Violet memandang lelaki bernama Venus dari jarak yang tidak terlalu jauh. Tapi itu semua sudah membuat hatinya mencelos, serta kaki dan tangannya gemetar. Ditambah lagi ketika seseorang memukul bahunya tiba-tiba.

"Ngeliatin siapa sih?" tanya orang itu.

"Eh, Camila! Ngagetin aja."

Violet menghela napasnya lega ketika melihat siapa yang barusan sudah menepuk bahunya. Camila Pricilla, anak kelas dua belas MIPA tiga—lebih tepatnya lagi cewek itu sekelas dengannya.

"Cammie, kamu tanding basket juga kan?"

Camila mengangguk. "Kenapa?"

"Aku temenin kamu latihan ya?" pinta Violet.

"Emang di kelas gak ada guru?" tanya Camila.

"Gak ada, makanya aku disini, gak papa kan?"

"Iya gak papa."

"Camila!" panggil seseorang membuat Violet ikut menoleh.

Mata Violet berbinar. "Kamu deket sama dia?"

"Siapa? Venus?"

Violet mengangguk.

"Dia se-team sama aku. Kenapa? Suka ya?" goda Camila sambil menunjuk Violet dengan tatapan curiganya.

seviolet [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang