19 | seviolet

1.3K 77 2
                                    

Besok ujian nasional akan mereka jalani. Siswa-siswi Mentari High School sudah tidak bisa bermain-main lagi.

Sore ini setelah pedalaman materi di sekolah, Sean dan Violet tengah duduk di salah satu cafe di daerah selatan yang cukup tenang untuk belajar.

"Capek gak? Berhenti dulu belajarnya kalau capek," gumam cowok itu.

Violet tersenyum seraya meletakkan pensil itu di atas bukunya. Ia menyeruput minumannya sambil memandang Sean yang juga sedang memandangnya nanar.

Ia bingung dengan tatapan itu. Entah pacarnya itu sedang lelah atau ada sesuatu yang dipendam olehnya.

"Kamu kok liatin aku kayak gitu?" Pertanyaan itu jelas membuat lamunan Sean buyar. Cowok itu malah tersenyum dan menggeleng kecil. "Gak papa, cuma mau liatin kamu aja." Balasnya hampir berbisik.

Ia tersenyum. Seketika ia terpikirkan sesuatu membuatnya harus melontarkan sebuah pertanyaan. "Sean, kalau nanti kita udah gak bisa kayak gini kamu tetep sayang aku gak?"

Sean mengernyit. "Kenapa nanya kayak gitu? Emang kamu tahu kedepannya akan kayak gimana?"

Cewek itu mengangkat kedua bahunya. "Siapa tahu?"

"Gak boleh mikir kayak gitu," ujar Sean tersenyum tipis. "Mau lanjut belajar atau pulang aja?"

"Pulang aja deh yuk?" ajak Violet.

Sean mengangguk seraya berdiri dan menjulurkan tangannya ke arah Violet. "Yuk!"

Mereka keluar dari cafe. Sean terus menggandeng tangan Violet hingga motornya.

Motor Sean melenceng ke lawan arah, dan Violet sudah menduga kalau cowok itu tidak langsung ke arah rumah.

Sampai di suatu tempat, cowok itu mematikan mesin motornya dan melepas helmnya. Tidak asing bagi Sean, tapi sangat asing untuk Violet.

Bahkan cewek itu baru tahu kalau ada tempat se-asri ini di daerah Jakarta. Pemandangan danau akan lebih terlihat indah apabila kita naik ke rumah pohon yang berada tepat di samping danau.

Mereka menaiki rumah pohon itu. Ini adalah tempat Sean istirahat, dan juga tempat untuk mencari ketenangan jika sedang sendirian. Terakhir cowok itu kesini sepertinya sebelum hidungnya patah karena berkelahi dengan anak-anak kurang kerjaan yang tiba-tiba datang dan menyerangnya.

* * *

Malam ini sepulang Sean berkeliling bersama Violet ia, Adnan, Alden, dan Ali memutuskan untuk belajar bersama di rumah Sean. Meskipun Alden tidak satu sekolah dengan mereka, tapi kelas dan jurusan mereka masih sama

"AMBYARRR!" sergah Adnan seraya menyipratkan air dari gelas miliknya hingga mengejutkan dua orang yang sedang melamun.

Alden tertawa lepas ketika melihat kelakuan temannya itu membuyarkan lamunan Ali. "Pelajaran ilang, pikiran kemana-mana, tampang bloon, lalet masuk dah tuh lama-lama." Sindiran yang Alden lontarkan itu ternyata juga menyindir Sean.

"BANGKEE!" sahut Ali melempar bantal kecil dari sofa di dekatnya.

"Berisik banget bocah!" Sean mendengus kesal melihat teman-temannya bercanda. "Gue siram aer lo!"

"Abis pada bengong kayak bagong!" celetuk Adnan terkikik.

"Anjir gue lagi mikirin nasib ujian gue empat hari kedepan gimana," ucap Ali sesekali meringis ketika mengingat ujian yang sebelumnya seperti apa. "Mau amnesia seketika aja gue rasanya, anjing. Biar gak usah sekolah."

seviolet [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang