02 | seviolet

1.7K 96 7
                                    

"Sean tungguin!"

Laki-laki itu tidak mengubris panggilan dari belakangnya, dia terus berjalan melewati kelas-kelas yang belum banyak terisi murid-murid. Pagi ini Sean berangkat pagi karena gadis yang sedang mengejarnya di belakang saat ini membangunkannya jam setengah lima pagi. Beberapa murid memandang Violet dengan tatapan membingungkan. Violet yang mengenakan seragam SMA biasa hanya memandang lurus ke depan dan terus mengejar Sean sampai lelaki itu masuk ke dalam suatu kelas yang di atas pintunya bertuliskan 'XII IPA III'.

"Sean, aku duduk sama kamu ya!" seru Violet yang langsung mengambil alih untuk duduk lebih dulu di bangku sebelah Sean. Lelaki itu hanya mendengus dan mengambil napas untuk mengeluarkan suaranya.

"Gak, gak! Samping gue udah ada orang!"

"Yah, terus aku dimana?"

"Mana gue tau! Tuh di samping guru, duduk berdua," celetuk Sean.

Kalimat itu sukses membuat Violet menekuk wajahnya. Padahal ia berharap duduk dengan Sean agar dia tidak susah-susah sok akrab dengan yang lain hanya untuk berkenalan. Violet merupakan tipe yang tertutup. Dia susah untuk mengobrol dengan seseorang kecuali orang itu yang memulainya. Violet ingat waktu dia bertemu dan meminta pertolongan pada Sean, disitu dia benar-benar sangat terpaksa dan yang ia takutkan benar-benar terjadi. Sean tidak mengubrisnya saat itu. Tetapi, karena Violet sangat sedang membutuhkan bantuan, disaat itu juga ia memberanikan dirinya. Itulah salah satu hal membuat Violet malas berkenalan dengan seseorang yang menurutnya asing.

"Lo di belakang gue!" ujar Sean ketika melihat wajah gadis itu sudah masam. Mata Violet langsung berbinar ketika mendengar ucapan Sean barusan.

"Emangnya gak ada orang?"

"Ada."

"Yah,"

"Ya udah tempatin aja! Nanti kalau orangnya dateng gue yang bilang," ujar Sean geram. Sungguh sekarang ia hanya ingin melanjutkan tidur paginya.

Tanpa aba-aba Violet langsung mengambil alih kursi yang ada di belakang Sean. Dia menaruh tasnya di atas meja kemudian berdiri kembali. Ia itu menarik tangan cowok yang sudah hampir terlelap di bawah sweaternya.

"Apalagi astaga!" ketus Sean tidak suka acara tidurnya diganggu.

"Anterin aku beli seragam, aku gak tahu koperasinya dimana." Violet memohon sambil mengerucutkan bibirnya dan masih terus menarik tangan Sean.

Sean mengusap wajahnya kemudian memanggil salah satu siswa yang sepertinya sedang bermain games di ponselnya. Sean meminta Brama untuk menemani Violet tetapi dia menolak dengan alasan belum kenal.

Saat itu berlangsung dengan Adnan yang baru saja masuk ke dalam kelas. "Assalamualaikum wahai ahli kubur!"

Tidak ada yang menjawab. Semua hening termasuk Sean—sebenarnya Violet menjawab dalam hati.

"Dasar, para musyrikin! Kampret lo semua." Adnan mendengus sambil berjalan ke arah Sean. Lelaki itu menjelikan penglihatannya, melihat satu orang yang menurutnya asing. Sembari menaruh ranselnya, Adnan bergumam. "Anak baru nyak?"

Violet yang merasa dilontarkan pertanyaan itu mengangguk sambil tersenyum. Adnan merapikan jambulnya kemudian menjulurkan tangan kanannya, "kenalin. Adnan, cogan tertampan di sekolah ini."

Violet melebarkan senyumnya sambil membalas juluran tangan Adnan. "Violet."

Adnan mengangguk. "Cantik namanya, sama kayak orangnya."

"Alah gombalan klasik." Sean menyahut dengan mata yang terpejam. "Berisik lo, gue mau tidur."

"Eh ada Sean. Dari kapan disitu, Se?"

seviolet [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang