25 | seviolet

1.2K 78 33
                                    

Sean menjauhkan kedua ibu jarinya dari bibir Althena.

"Gak kena kan?" tanya Sean menyudahi.

Cewek itu menggeleng. "Lagian lo ngapain sih?!"

"Tadi ada Violet."

"Terus kenapa pura-pura nyium gue! Untung ditutup sama ibu jari," kesal Althena, sebenarnya ia juga terkejut ketika Sean pura-pura mencium bibirnya.

Iya, Sean pura-pura. Sean menggunakan kedua ibu jarinya untuk menghalanginya. Jadi Sean mencium ibu jarinya sendiri, bukan bibir Althena.

Sean tahu batas. Ia tidak akan melakukannya, apalagi Althena bukanlah siapa-siapanya. Hanya mantan. Ia tidak sebrengsek yang kalian pikirkan, tapi mungkin Violet sudah mengira Sean yang tidak-tidak. Itulah cara Sean untuk bisa membuat Violet tidak mengharapkannya lagi.

"Tapi serius gak kena kan?!" tanya Sean memastikan.

"Enggak." Althena mendengus. "Gue lagi sedih malah dibikin panik!"

"Ya maaf," ujar Sean. Cowok itu memandang ke Arah Arah sembarang. "Sekarang dia udah pergi, kuliah, pasti lama."

"Tuh! Malah disayangin?! Tadi dibuat nangis, sekarang nyesel, hm?" Althena suka dengan apa yang Sean lakukan. "Lo sebenernya masih sayang kan, sama dia? Jujur, Se."

"Iya masih," jawab Sean lirih.

"KENAPA LO PUTUSIN, SEAN?!" Althena benar-benar kesal dengan cowok itu. "Lo kenapa sih?"

"BUKAN GUE YANG MAU, AL!" Sean ikut meninggikan suaranya.

"Loh?"

"Papanya yang mau hubungan gue sama dia berakhir. Gue gak tahu gimana bikin dia benci sama gue, jadi gue putusin dengan alasan masih sayang sama lo," jujur ​​Sean.

"SE, SUMPAH, MAU NGOMONG KASAR KE LO BOLEH GAK?" Althena melotot. Bisa-bisanya cowok itu membawanya ke dalam hubungan dia dengan Violet.

Pantas saja Violet yang sering dilihatnya, seperti menampakkan kesan sedihnya. Mungkin Althena sudah terlihat buruk oleh Violet dan teman-teman gara-gara Sean.

"Yaaa, maaf.. gue mau dia lupain gue, sampai dia lulus nanti." Sean menjelaskan.

"Terus kalau dia balik ke Jakarta lagi, lo mau temuin dan minta maaf sama dia?"

Sean mengangguk. "Maunya gitu."

"Makanya yang gue pikirin sekarang kuliah yang bener, abis itu kerja. Kalau semua udah cukup, sumpah deh, gue lamar dia."

Althena menaikkan satu alisnya. "Kalau dia udah terlanjur kecewa sama lo? Mana tadi pake nyium-nyium gue lagi."

Pertanyaan itu membuat Sean bungkam. Mungkin jika itu benar, Sean akan belajar mengikhlaskan semuanya.

"Lagian kenapa papanya Violet nyuruh kalian putus?"

Sean mengangkat bahunya. "Tapi kata Noah, waktu gue marahan sama Violet, dia bener-bener gak fokus belajar. Dia nangis terus, gak mau makan, dan Om David minta buat akhirin ini. Gue juga gak akan maafin diri sendiri kalau ada orang yang masa lalu hancur karena gue. "

"Menurut gue, lo udah lakuin yang bener," ujar Althena kalem, namun setelah itu tampak garang. "TAPI GAK PERLU BAWA-BAWA NAMA GUE!"

"Pake segala bilang masih sayang sama gue!"

"Emang lo udah gak sayang sama gue?" Tanya Sean tersenyum miring.

"Gak, please!" jawab Althena langsung.

"Yaudah lo udah gak gua anggap apa-apa, ya?"

"Anggap sahabat lah!" ucap Althena cepat.

"Yah kan sahabat butuh rasa sayang," goda Sean terkekeh.

seviolet [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang