Semuanya melelahkan. Baru saja joy duduk dengan tenang di sofanya yang empuk telponnya sudah berbunyi membuat dia menatap malas ke arah telponnya. Siapa lagi yang menelponnya kalo bukan sahabatnya yeri, tadinya dia tidak mau mengangkatnya tapi karena telponnya terus berbunyi yang menandakan bahwa yeri akan terus menelpon kalo dia tidak mengangkatnya membuat joy menyerah.
"Ada apa?" Tanya joy saat mengangkat telponnya.
"Gantiin gue dong. Hari ini gue harus ketemu klien tapi gue gak bisa. Gue ada kencan" suara yeri terdengar panik membuat joy mengerutkan dahinya karena ke kurang ajaran yeri.
"Okey, kapan gue harus ketemu klien itu?" Joy bertanya. Dia mau-mau saja mengantikan sahabatnya tanpa merasa perlu curiga sedikitpun.
"Besok jam 12 siang di hotel" kata yeri dan joy hanya mengiayakan lalu mematikan telponnya.
Dia melangkahkan kakinya kedapur untuk membuat kopi. Sudah lama dia kecanduan meminum kopi setiap malam agar dia tidak tertidur. Semenjak malam itu dia takut menutup matanya, dia takut pembunuh tersebut datang saat dia tidur lalu membunuhnya tanpa joy bisa melihat wajah pria itu. Dia ingin melihatnya dan entah dia gila atau memang dia sudah tidak waras karena penasaran pada sosok pria yang hanya datang saat suara saxophone terdengar.
Joy menghela napas panjang. Malam sebelum kecelakaan itu suara saxophone juga terdengar di rumah mereka sampai saat kecelakaan merengut nyawa kedua orang tuanya. Dia tidak ingat rincian kejadiannya atau bagaimana kehidupannya dulu. Ada sesuatu yang dia lupakan dan membuat joy tidak bisa menginggat dengan baik. Dia sudah berobat dan tentu membuahkan hasil, dia sembuh tapi trauma dari masa lalunya datang lagi tanpa bisa dia cegah. Baru saja joy berpikir untuk hidup dengan normal dan mulai membuka hati dengan pria baru tapi sia-sia, ternyata tidak semudah itu.
ㅠ_ㅠ
Dia harusnya tidak tidur. Joy menyesalinya karena dia terbangun tengah malam dan turun ke ruang tamu. Dia melihat pria itu berdiri membelakanginya. Joy tidak mendekat, dia tetap di tempatnya. Menatap pungung lebar, pria yang bahkan tidak mau dia lihat wajahnya. Ini terlalu cepat untuknya, dia belum siap. Saat pria itu berbalik, joy menutup matanya karena takut dan juga perasaan nya tidak karuan memikirkan apa yang akan dilakukan oleh pria itu.
Taehyung melangkahkan kakinya ke arah joy yang menutup matanya. Tidak, ini entah pertemuan ke sekiannya dengan joy tapi wanita ini tetap menutup matanya dan tidak mau melihat ke arahnya. Dia menyentuh wajah joy dengan tangannya. Bolehkah? Sudah lama dia merindukan wanita ini. Dia ingin bermain-main dengan mangsanya malam ini dan wanita bodoh ini malah membuat semuanya semakin mudah. Taehyung menaruh satu tangannya di pingang joy dan tangannya yang satunya meraih dagu joy.
"kau seperti domba yang ketakutan bertemu serigala" suara taehyung terdengar ditelinga joy. Dia ingin membuka matanya tapi ketakutan lebih menguasai dirinya sampai dia memilih menutup matanya saja. Dia pasrah menunggu kematiannya tapi bukan nya membunuhnya pria itu malah mencium bibirnya dengan kasar dan tanpa sadar joy mengalungkan kedua tangannya ke leher pria itu. Ciuman mereka sangat intens sampai pria itu melepaskan ciumannya.
"Aku sangat merindukanmu kelinci kecilku" kata taehyung setelah itu dia melepaskan tangan joy dari lehernya.
"Jangan membuka matamu. Tetap tutup matamu dan jangan melihat wajahku atau kau akan menyesali nya" sekarang suara pria itu terdengar menakutkan. Entahlah, dia tidak tahu persis dari mana segi menakutkannya tapi intonasi suaranya yang serak dan berat mampu menyihir joy untuk tidak membuka matanya. Taehyung mengambil sapu tangan dari saku jasnya dan menutup mata joy dengan sapu tangan itu.
Tidak malam ini. Dia tidak akan bercinta walaupun tubuhnya di bawah sana minta di puaskan. Dia tidak kesini untuk itu melainkan dia kesini untuk menginggatkan wanita ini bahwa dia selalu ada di sekitarnya. Taehyung memeluk tubuh joy dengan erat merasakan kehadiran joy di sampingnya, dia terobsesi dengan joy tapi sayang sekali wanita ini akan mati di tangan nya. Kematian yang indah dan menyakitkan akan dia berikan pada joy. Jemari taehyung menyentuh bibir joy dan lama kelamaan semakin ke bawah sampai ke dada wanita itu.
"Kau mainan paling menyenangkan yang pernah aku temui. Kau tidak pernah melawan sedikitpun. Ayolah, sebut namaku sekali saja sayang. Aku sudah lama tidak mendengarmu mendesahkan namaku" taehyung berbisik di telinga joy.
Perasaan joy sekarang? Dia ketakutan dan menanti kapan pria ini membunuhnya. Dia tidak tahan dipermainkan apalagi cara pria ini menyentuh tubuhnya membuatnya mau tidak mau basah di bawah sana. Tidak, dia tidak mungkin bergairah dengan seseorang yang tidak pernah dia lihat ataupun dia kenal dan pria ini mengatakan sesuatu yang membingungkan sejak tadi. Apa mereka pernah bertemu atau pernah menjalin hubungan? Joy tidak ingat dan kalaupun dia ingat mungkin nyawanya tidak akan selamat karena pria ini terkenal dengan sifat kejinya bagaimana dia tahu? Tentu dia tahu hal itu karena pria ini memakai nama samaran T untuk setiap misinya.
"Bisakah kau membunuhku lebih cepat? Aku mohon" suara sooyoung terdengar gemetar membuat taehyung tersenyum simpul.
"Jangan memohon untuk kematianmu karena aku belum puas bermain bersamamu dan nikmati hidup mu sebelum aku merenggut nyawamu" kata taehyung. Jangan konyol, dia tidak mau memberikan kematian yang mudah untuk wanita ini. Wanita ini akan jadi penutup untuk segalanya.
"Bisakah kau katakan kenapa? Kenapa kau tidak membunuhku saja?" Kata joy putus asa tapi kosong. Tidak ada satupun suara yang terdengar sampai joy membuka penutup matanya dan dia sendirian di ruang tamunya. Pria itu sudah pergi, sebelum menjawab pertanyaan joy barusan. Membuat hatinya sedikit kecewa karena pria itu tidak disini bersamanya padahal dia sudah mengumpulkan keberaniannya untuk melihat wajah pembunuh itu sekali saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Sleep in the darkness
Fanfiction[BEBERAPA CHAP SUDAH DIHAPUS] Bagaimana rasanya kau hidup tapi selalu di hantui oleh seseorang yang tidak nyata? Apakah kau memilih bertahan atau memilih mengakhiri hidupmu? Aku bercinta, tersakiti dan juga terancam oleh seseorang yang tidak pernah...