Bagian 12

1.9K 311 15
                                    

Paginya joy bangun dengan tubuh yang sangat lelah karena semalaman dia memaksakan dirinya untuk tidak tidur dan alhasil joy hanya tidur beberapa jam itupun dia tertidur sambil duduk. Dia takut pria kejam itu datang. Joy memikirkan banyak hal termasuk foto yang dia lihat dan dia tidak pernah menginggat pernah menikahi seseorang apalagi wajah pria yang berdiri di sampingnya buram. Joy tahu bahwa dia tidak seharusnya memikirkan soal foto itu apalagi keadaan nya saat ini sedang terancam oleh seseorang yang tidak dia kenali. Joy membuka pintu rumahnya dan mengernyit tidak suka saat melihat daniel berdiri di depan pintunya.

"Apa yang kau lakukan disini daniel?!" Tanya joy sambil menatap daniel dengan pandangan benci tapi daniel bersikap santai seolah-olah dia tidak melihat bagaimana cara joy menatapnya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau lakukan disini daniel?!" Tanya joy sambil menatap daniel dengan pandangan benci tapi daniel bersikap santai seolah-olah dia tidak melihat bagaimana cara joy menatapnya saat ini.

"Apa yang kau lakukan disini daniel?!" Tanya joy sambil menatap daniel dengan pandangan benci tapi daniel bersikap santai seolah-olah dia tidak melihat bagaimana cara joy menatapnya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku hanya melakukan pekerjaanku" balas daniel sambil tersenyum.

"Aku sedang tidak mau di ganggu, menjauh dariku!" Galak joy tapi daniel mana peduli, dia malah berjalan mendahului joy lalu membuka pintu mobilnya dan meminta joy masuk ke mobilnya.

"Aku tidak mau ikut denganmu dan soal ceritamu waktu itu. Aku menolak percaya dan aku mohon jangan terlibat denganku daniel" joy masih menatap daniel dengan pandangan benci kemudian dia melangkah pergi tapi dengan sigap daniel menahan tangan joy lembut tapi juga kuat sampai joy meringis karena daniel menyentuh lukanya.

"Joy, aku serius saat ini dan aku hanya ingin melindungimu jadi berhenti bermain-main. Aku minta maaf karena membawa perasaan ku tapi kali ini aku hanya berusaha menjalankan tugasku joy "desis daniel yang tidak memperhatikan bahwa tangan joy sedang terluka.

"Aku tidak mau ikut denganmu bajingan!" Bentak joy tapi tatapan joy jatuh pada pria asing yang berdiri tidak jauh darinya sambil memperhatikan mereka. Pria itu menatapnya sambil tersenyum tipis dan daniel yang masih memegang tangan joy mendorong joy masuk dengan paksa ke mobilnya lalu menutup pintu mobilnya kemudian dia bergabung dan duduk di kursi kemudi.

"Kau akan berterima kasih karena ikut denganku" kata daniel percaya diri dan dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Aku harus bekerja daniel!" Joy melirik sebentar kearah daniel yang bahkan tidak tersenyum sedikitpun.

"Kau bisa meminta cuti dan mengatakan kalo kau sedang sakit" kata daniel datar membuat joy menatap pria itu. Dia tidak mengerti dengan daniel yang terasa berbeda dengan pria hangat yang dulu dia kenal, dia merindukan daniel yang selalu tersenyum dan pandai membuat lelucon aneh karena daniel yang berada di sampingnya terasa asing dan kaku. Siapa sebenarnya daniel dan apa yang pria ini inginkan darinya?.

"Baiklah, aku akan ikut kali ini dan semoga aku bisa berterima kasih dengan hal yang akan kau perlihatkan padaku" balas joy tapi daniel memilih bungkam sampai mobil yang mereka kendarai berhenti di sebuah rumah sederhana yang terasa asing namun juga terasa familiar di saat yang sama.

Joy turun dari mobil dan daniel juga sama, pria itu berdiri di samping joy membuat tubuh tinggi joy terasa pendek jika berdiri berdampingan dengan daniel sedangkan pria yang sejak tadi mengikuti joy menatap rumah itu dengan pandangan aneh. Dia hanya ingin memastikan joy baik-baik saja dan tentu wanita itu akan baik-baik saja bersama daniel.

"Ini rumah siapa daniel?" Joy mulai bertanya membuat dia mendapat tatapan tajam dari daniel.

"Kau tidak ingat?" Daniel malah bertanya balik membuat joy berusaha menginggat apakah dia pernah kerumah ini.

"Ini rumah siapa? Aku tidak ingat sedikitpun" balas joy putus asa karena bukannya menginggat dia malah sakit kepala ketika berusaha mengali ingatannya yang menghilang.

"Ini rumahmu, dimana kau tinggal bersama nyonya zeline dan tuan fahri" balas daniel yang menghela nafas. Pria itu berjalan ke gerbang rumah yang menurut joy tidak terawat.

"Tidak mungkin! Kami tinggal di rumah yang sekarang aku tinggali dan rumah ini bukan rumah kami!!" Kata joy tidak terima karena dia menginggat sejak dulu dia tinggal bersama ayah dan ibunya di rumah sederhana bukan rumah besar seperti ini. Dia lahir dari keluarga yang sederhana sejak dia masih remaja.

"Memang kalian tinggal di sana sebelumnya dan setelah tuan fahri menerima proyek berbahaya itu kalian pindah kesini kalo tidak salah tuan fahri sempat tinggal bersama ibumu ditempat ini sebelum nyonya zeline pergi karena tidak tahan. Kalian tinggal hampir 2 tahun lamanya di rumah ini sebelum kecelakaan itu terjadi" daniel menghela nafas panjang karena dia harus menjelaskan semuanya dari awal lagi dan itu melelahkan padahal dia juga baru tahu informasi ini.

"Pengacara ayahmu memastikan rumah ini tetap jadi milikmu dan tidak di rebut oleh keluarga nyonya zeline yang lain termasuk perusahaan mata-mata itu. Kami berharap ingatanmu cepat kembali setelah kami membawamu kesini" lanjut daniel yang sekarang menatapnya. Kami dan itu berarti daniel kesini tidak sendirian. Ada banyak orang yang mengawasi tapi mereka sudah terlatih bersembunyi.

"Mau masuk? rumah ini masih sama persis seperti dulu" Tawar daniel dan joy mengangguk. Dia sangat ingin masuk dan mencari ingatannya yang menghilang, mungkin daniel benar. Dia akan menginggat sesuatu saat memasuki rumah yang dulu dia tinggali.

"Kenapa baru sekarang daniel? Kenapa tidak dari dulu kau mengatakan padaku dan kau malah membiarkan aku terluka. Kau membiarkan aku melupakan ingatanku, aku sangat bingung dengan semuanya" daniel mengenggam tangan joy erat dan menuntun wanita itu masuk kedalam rumah. Dia membiarkan joy bertanya banyak hal karena dia akan menjawab dengan senang hati.

"Karena menurutku, itu cara kami melindungimu. Aku ingin kau tahu bahwa apa yang aku lakukan dulu adalah demi kebaikanmu karena semakin sedikit kau tahu maka kau tidak akan menderita apalagi kau mulai menata hidupmu sampai aku menemukan bukti kalo 'T sang pembunuh' masih mengincarmu. Kami memerlukanmu untuk menangkap dia karena dia pasti akan kembali untuk menemuimu" kata daniel yang sekarang melepaskan tangan joy dan menyalakan lampu rumah yang tadinya gelap dan pengap mulai bercahaya terang.

Joy melangkahkan kakinya ragu dan menatap rumah yang terasa asing ini. Dia memandangi semua perabotan rumah yang berdebu karena tidak pernah di bersihkan dan tiba-tiba saja joy merasakan perasaan sakit yang berdenyut nyeri di dadanya. Semua kenangan itu memyeruak tanpa bisa dicegah, berputar indah dan juga cepat. Cahaya remang-remang, aroma bunga dari lilin, suara saxophone, pelukan, cincin, ciuman dan cumbuan seseorang teringat dengan jelas di ingatannya. Membuat joy berlari ke arah dimana ingatan itu pernah terjadi. Dia membuka pintu kamar yang temaran dan daniel mengikuti joy yang menatap meja besar dimana ada saxophone dan beberapa lilin beraroma yang sudah meleleh. Joy menatapnya cukup lama sebelum dia jatuh pingsan.

🥀🥀🥀🥀

Kita masih main tebak-tebakan dan bakalan banyak hal lain lagi yang bakalan terjadi di ff ini tp ffnya slow update nanti jadi aku harap kalian sabar krna buat nulis ff ini aku harus bnyk mikir 🤣🤣🤣🤣

[COMPLETE] Sleep in the darknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang