Dahyun mendapat pesan dari ibu seokjin untuk mengunjungi seokjin seminggu 2 kali dan berkata bahwa seokjin akan mengunjungi dahyun seminggu 3 kali.
"Peraturan macam apa ini? Seperti minum obat" gumam dahyun dalam perjalanan pulang.
"Ada apa" tanya hyunjin.
"Ibu seokjin menyuruhku datang ke apart seokjin 2 kali seminggu" ucap dahyun kesal.
"Akan ku antar kau ke apart seokjin" ucap hyunjin .
Dahyun meng iyakan. Setelah sampai di apart seokjin dahyun membuka pintu dengan password yang sudah di berikan oleh ibu seokjin.
"SEOKJIN" dahyun terkejut melihat seokjin yang sudah tergeletak di lantai dengan pecahan gelas di sampingnya.
Hyunjin? Dia sudah pulang, dia hanya mengantar dahyun.
Dahyun segera mengangkat tubuh seokjin dan membaringkannya di tempat tidur. Dahyun mengobati tangan seokjin yang terluka, membereskan pecahan kaca dan mengompres badan seokjin yang suhunya panas.
Dahyun memegang tangan seokjin entah kenapa dia khawatir melihat seokjin.
"Bagaimana kau bisa masuk?" Ucap sokjin terbata bata.
"Kau sudah sadar? Syukurlah aku sangat mengawatirkanmu" dahyun masih terus memegang tangan seokjin.
"Kenapa kau kesini?" Tanya seokjin.
"Ibumu menyuruhku mengunjungimu. Apa kau ingin kerumah sakit?" Tanya dahyun mengecek suhu badan seokjin.
"Tidak, disini bersamamu mungkin bisa menurunkan suhu tubuhku" seokjin memper erat genggaman tangan dahyun.
Seokjin tertidur dengan tangan yang masih menggenggam tangan dahyun.
"Dia sudah sadar?" Jimin mengagetkan dahyun.
"Ah, aku terkejut. Aku tidak dengar kau datang" ucap dahyun yang sedang berusaha melepaskan genggaman tangan jin.
"Bisa aku bicara denganmu?" Tanya jimin.
Dahyun menggangguk dan meninggalkan jin di kamarnya.
"Ada apa?" Tanya dahyun
Jimin langsung mencium dahyun dengan ganas, dahyun memukul dada jimin beberapa kali karena dahyun sudah kehabisan napas.
"Ada apa denganmu jimin?" Tanya dahyun sedikit beteriak.
"Aku mencintaimu" ucap jimin mendorong badan dahyun ke dinding.
"Apa yang kau katakan? Apa kau mabuk?" Tanya dahyun.
"Tidak dahyun, aku mencintaimu. Aku takut kehilanganmu" jimim mendekatkan wajahnya.
Jimin mencium dahyun lagi. Dahyun yang sudah mulai merasa nyamanpun menikmati permainan jimin.
SEOKJIN side
"Apa yang harus aku lakukan ketika dia datang nanti?" Gumam jin
"Apa aku harus menyuruh chaeyeon datang dan berpura pura jadi pacarku?" Seokjin duduk di sofa dan mengambil ponselnya.
"Ah kurasa sebaiknya tidak. Biarlah dia datang kesini" seokjin pergi ke dapur dan mengambil segelas air.
"Apa ini? Apa yang terjadi padaku?" Seokjin merasa ada yang salah dengan dirinya dan jatuh seketika.
"Dimana aku? Oh dikamar. Siapa yang membawaku?" Seokjin melihat ke samping kasur dan disana ada wanita yang akan di jodohkan dengannya.
"Bagaimana kau bisa masuk?" Seokjin membangunkan dahyun yang tertidur ketika menunggunya sadar.
"Kau sudah sadar? Syukurlah aku mengawatirkanmu" seokjin tersenyum ketika dahyun mengatakan itu.
Nyaman itulah satu kata yang bisa mendeskripsikan perasaan seokjin saat ini.
Seokjin tertidur dengan menggenggam tangan dahyun.
"Kenapa ini terjadi? Aku sangat membencinya ketika pertama kali berjumpa. Kenapa perasaan ini berubah dengan cepat?" Batin seokjin.
"Bisa aku bicara denganmu?" Tanya jimin pada dahyun.
"Jimin? Apa yang dia lakukan? Dia merusak momenku."
Dahyun keluar untuk berbicara dengan jimin. Menutup kamar seokjin rapat.
"Apa yang mereka bicarakan" seokjin bangkit dari tempat tidurnya dan membuka sedikit pintu untuk melihat apa yang mereka lakukan.
"Astaga" seokjin terkejut melihat jimin mencium dahyun.
"Dia menyukai dahyun?" Seokjin kembali ke tempat tidurnya.
"Kenapa ini bisa terjadi? Ketika aku mulai membuka hati untuk dahyun" gumam jin mengambil segelas air.
AUTHOR POV
krang...
Suara gelas membuat jimin dan dahyun mehghentikan aktivitas mereka.
"Jin?" Dahyun langsung membuka kamar seokjin dan benar saja gelas yang di pegang seokjin pecah.
"Kau tak apa?" Tanya dahyun.
Seokjin tidak menjawab. Seokjin hanya memperhatikan dahyun yang sedang membereskan pecahan kaca.
"Ah" teriak dahyun.
Jimin yang melihat dahyun terluka segera menghampiri dahyun.
"Kenapa kau melakukan ini" jimin berteriak pada seokjin. "Sudahlah hyun biar aku saja yang membereskan ini.
Dahyun menuruti perkataan jimin dan keluar meninggalkan jimin yang sedang membereskan kaca.
"Apa kau mencintainya?" Tanya seokjin dengan tatapan datar.
"Apa yang kau katakan?" Jimin masih mengutip beberapa pecahan kaca.
"Jujur saja" seokjin sedikit berteriak.
"Iya aku mencintainya" jimin pergi meninggalkan seokjin dan membawa pecahan gelas tersebut keluar.
Setelah membuang pecahan kaca jimin segera mengambil beberapa obat dan perban.
"Sini aku obati" jimin menarik tangan dahyun dan mengobati lukanya.
"Selesai" jimin merapikan obat dan perban yang tadi ia gunakan.
"Terimakasih" dahyun tersenyum.
"Mau ku antar pulang?" Tanya jimin
Dahyun mengangguk dan berpamitan dengan seokjin.
"Aku akan kembali besok, cepat sembuh" dahyun mencium dahi seokjin. Entah apa yang membuat dahyun seromantis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Mysterious [DahMin]; End
FanfictionAku hanya meminjam uangmu tapi kau membuatku penasaran dan menemukan sesuatu tentangmu dimana saja -dahyun