13| Mama dan Papa?

3.8K 433 15
                                    

Happy Reading.

***

Minggu ini rumahnya terasa ramai. Ada Panji dan Bang Adit.

"Jadi lu sama Bang Adit mau tinggal disini?"

Panji masih asik makan rotinya.

(Namakamu) dan Panji tengah berada dihalaman depan. Sedangkan Adit? Mungkin tengah berolahraga pagi.

"Enggak astaga, oma cuman bilang untuk sementara gue izin. Mungkin 3 hari."

(Namakamu) kira Panji dan Adit akan tinggal bersamanya.

"Kalau Bang Adit?"

"Mau gue tahu, tanya aja nanti sama Bang Aditnya."

(Namakamu) hanya mengangguk-nganggukan kepalanya.

"Lu pindah sini aja ya Ji, biar gue ada temennya."

Panji pun menatap kearah sepupunya. "Kaga ah, disini mah kagak enak."

"Lu mah gitu, kagak kasian apa sama gue?"

Panji hanya mengedigkan bahunya.

"Kata oma juga mending lu pindah. Tinggal sama oma, nanti kan deket sama gue. Kagak usah rindu-rinduan lagi."

Omanya memang sudah beberapa kali membujuk (Namakamu), agar gadis itu mau tinggal bersama dengan sang oma.
Sayangnya (Namakamu) tak mau.

'Nanti gue sama Iqbaal gimana?'

"Nanti kita kan bisa satu sekolah. Asik nggak tuh?"

(Namakamu) malah cemberut.

"Enggak asik. Gue udah nyaman disini."

"Ya itu sih terserah. Gue kagak maksa."

Hal ini sungguh membuat (Namakamu) merasa binggung. Dekat dengan seluruh keluarga itu adalah hal yang ia nantikan. Tak terbayang sebahagia apa ia nanti? Hanya saja sulit untuknya melepas semua yang sudah ia punya sekarang, disini, dirumahnya.

"Atau lu bujuk mama atau papa lu, biar cepet pulang."

Seketika itu raut wajah (Namakamu) berubah.

'Mereka nggak bakal peduli Ji.'

"Mereka nggak akan ngerti dan nggak akan pernah mau ngerti Ji."

"Maaf gue nggak bermak---."

"Iya gue ngerti."
(Namakamu) hanya bisa menampilkan senyum tipisnya.

'Dari dulu (Namakamu) cuman punya abang, Dan sekarang abang pergi. Aku sendiri bang.'

Setiap membicarakan orang tuanya, yang (Namakamu) ingat hanya sang abang. Kakak satu-satunya dan orang yang paling mengerti (Namakamu).

*Flashback on*

Cklek

"Kenapa dek?"

Dengan cepat (Namakamu) menghapiri Karel, yang tengah berbaring ditempat tidurnya.

"Besok aku ada acara disekolah, harusnya mama atau nggak papa yang dateng. Tap--."

Karel hanya tersenyum kearah sang adik.

"Biar abang yang dateng."

"Abang nggak ngampus?"

"Nanti bisa izin dulu."

Wajah (Namakamu) yang semula sedih seketika berubah.

"Uhhh pokoknya aku sayang sama abang, mau sama abang terus."

My Boyfriend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang