18| Butuh kamu

3.2K 370 51
                                    

Happy Reading.

***

Malam ini benar-benar menjadi malam yang melelahkan. Perasaannya begitu tak tenang!

(Namakamu) hanya bisa berbaring ditempat tidurnya sambil berusaha memasuki alam mimpi. Namun hasilnya nihil, matanya benar-benar tak ingin terpejam.

Gadis itu memilih memainkan ponselnya. Percuma saja jika memaksa untuk tidur, matanya tetap akan terbuka karena rasa kantuk sama sekali belum menghampirinya.

'Kenapa aku selalu iri sama Mika? Baal maaf, aku nggak suka kamu deket Mika.'

Sepertinya bermain ponsel malah membuat moodnya down! (Namakamu) bisa melihat hanya dengan sebuah foto pun Iqbaal dan Mika terlihat begitu dekat. Mungkin jika orang yang tak mengenal keduanya, orang itu akan berpikir mereka berpacaran.

Dan saat izin disekolah tadi siang, (Namakamu) belum berkomunikasi dengan Iqbaal lagi.

Jika boleh jujur (Namakamu) sudah cukup mengenal Iqbaal, dan ia cukup tau jika waktu bersama sahabat-sahabatnya merupakan waktu yang sangat penting. Tak heran jika setiap kali mereka berkumpul, Iqbaal seharian tak akan pernah memberikan kabar pada (Namakamu).

"Kalau kaya gini aku ngerasa nggak punya siapa-siapa lagi. Bang aku mau sama abang aja!"
Pasti ujung-ujungnya ia akan merindukan Karel.

Semua hanya ada untuknya sesaat, lain dengan Karel yang selalu ada untuknya setiap saat.

"Bahkan mama sama papa belum pulang semenjak abang pergi." Lirih gadis itu sambil menatap kosong kearah jendela kamarnya.

Ia jadi ingat sama omongan abangnya.

'Abang janji bakal bawa mama sama papa.'
Itulah ucapan terakhir yang Karel lontarkan kepadanya.

Sebuah janji yang memang pria itu tepati.

"Abang emang nepatin janji buat bawa mama sama papa pulang, tapi kenapa abang yang malah pergi."

Tepat dihari Karel berpamit malam-malam untuk menjemput sang mama ketempat dimana wanita itu bekerja, Karel mengalami kecelakaan.

Sebuah kecelakaan yang membuat pria itu kehilangan nyawanya. Sesuai janjinya, dia membawa mama dan papanya pulang untuk sang adik tercinta.

"Kepulangan mama sama papa karena ngurusin pemakaman abang. Aku salah karena terus ngerengek minta mama pulang. Bahkan sekarang mereka nggak pernah ngasih kabar sama aku bang."

Ia pikir mamanya akan menjadi lebih perhatian kepadanya setelah kematian sang abang, nyatanya semua itu tebakan yang salah. Bahkan mamanya tak pernah mau menginjakan kaki kerumah ini.

"Hallo pah."
Entah dorongan dari mana (Namakamu) ingin sekali menelpon papanya.

'Iya kenapa sayang?'
Papanya memang sibuk, tapi papanya cukup punya waktu untuk bertukar kabar dengannya.

"Aku kangen. Papa kapan pulang?"

Terdengar helaan nafas berat dari sang papa disebrang sana.

'Papa mau, tapi proyek papa belum tuntas. Maaf ya sayang, papa bakal usahain secepatnya pulang.'

Tersenyum tipis, hanya itu yang bisa lakukan (Namakamu) setelah mendengar penuturan dari papanya.

"Iya aku ngerti. Papa baik-baik ya disana."

'Iya, kamu juga jaga diri baik-baik. Nanti biar papa telpon mama kamu, dan suruh dia pulang.'

Dia tersenyum tipis sambil berusaha menghapus air mata yang dengan leluasannya lolos begitu saja.

My Boyfriend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang