9| Menghindar

4.4K 419 10
                                    

Happy reading.
***

Kejadian semalam benar-benar selalu ada dalam pikiran (Namakamu).

(Namakamu) tak habis pikir dengan dirinya, bisa sebegitu irinya dengan Mikaela.

Pagi ini tubuhnya terasa lemas dan pusing menyertai kepalanya. Mungkin itu karena semalam ia demam, mengingat saat memutuskan pulang dari rumah Iqbaal, gadis itu harus menerobos hujan.

Sekedar untuk membuka mata pun rasanya berat. Ia benar-benar lemas!

"Enghhh..." Lenguhnya saat merasakan sakit dikepalanya.

Sekarang baru saja pukul 6 pagi, ia harus cepat bersiap untuk kesekolah.

Tok..tok..tok...

Ketukan pintu dari luar kamar pun terdengar.

"Non, bangun. Udah pagi." Sudah jelas sekali itu suara bibi. Pembantu rumahnya.

"Enghhh...ma..suk..aja bi." Ucap (Namakamu) dengan suara begitu serak.

Cklekk..

Pintu itu pun dibuka. Untung saja bibi mendengarnya.
Bibi pun melangkah menuju kearah ranjang (Namakamu).

"Non, kok belum siap-siap?" Tanya bibi saat masih melihat (Namakamu) yang masih berbaring ditempat tidur.

"Kepala aku pusing banget bi. Enggak bisa bangun." Eluh (Namakamu)

Tanpa pikir panjang bibi pun meletakkan punggun tangannya didahi (Namakamu), untuk mengecek suhu tubuhnya.

"Astaga non sakit. Bentar ya bibi buatin bubur sama beliin obat dulu. Non jangan dulu sekolah, biar bibi telpon pihak sekolah nanti." Terlihat sekali jika bibi begitu khawatir.
Maklum bibi sudah lama bekerja disini. Meski mama dan papanya tak ada dirumah, tapi (Namakamu) masih bersyukur karena ada bibi dan pak maman.

"Iya bi. Tapi nanti biar aku aja yang telpon sama Salsha nanti. Bisa tolong ambilin ponsel aku dinangvas."

Dengan segera bibi pun mengambilkan ponsel (Namakamu).

"Kalau gitu bibi permisi kebawah dulu ya non."

Setelah memberika ponselnya, bibi melangkah keluar dari kamar (Namakamu).

Dengan segera, (Namakamu) mencoba menelpon Salsha.
Dan tak berapa lama Salsha pun mengangkat telponnya.

"Hallo sha..."

'.....'

"Hari ini gue nggak kesekolah dulu, lagi sakit."

'.....'

"Cuman demam aja."

'.....'

"Iya nanti jug bakal ke dokter kok."

Sesekali (Namakamu) pun memijat pelipisnya. Mungkin karena kepalanya terasa pusing.

'.....'

"Enggak usah. Gue juga nanti mau kedokter dan pulangnya mau kerumah tante gue. Jadi lo nggak perlu kesini sama Epuy."

My Boyfriend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang