20| Persahabatan

3K 330 24
                                    

Happy Reading.

***

Satu minggu sudah, papanya pergi meninggalkan (Namakamu) dan sang mama. Pergi untuk selamanya.

Senang, karena sang mama berada dirumah, bersamanya.

Senyum tipis, menyiratkan banyak sebuah luka. Hanya senyum tipis itu yang bisa (Namakamu) perlihatkan.

Kemarin, keluarganya sudah kembali pulang. Menyisakan ia dan sang mama, hanya berdua.

Niat awalnya ia ingin bersarapan, tapi semuanya ia urungkan ketika melihat mamanya tengah melamun dimeja makan.

Tatapannya kosong, dan tak ada senyuman yang terukir diwajahnya.

'(Namakamu) sedih kalau liat mama kaya gini.' Lirih (Namakamu) yang menatap mamanya dari kejauhan.

Dengan helapan napasnya, (Namakamu) melangkah menghampiri sang mama.

"Mah."

Pelan, sambil tangannya menyentuh bahu sang mama.

"Aku berangkat kesekolah dulu ya mah."

Hanya sebuah anggukan yang mamanya berikan.

"Assalamu'alaikum." Ujar (Namakamu) lagi, sambil menyalimi sang mama.

"Hati-hati."

Suara pelan itu sukses membuat hatinya tersenyum.

"Iya."

Mereka hanya perlu saling menguatkan satu sama lain.
Mencoba tegar, untuk bertahan.

'Cuman mama yang (Namakamu) punya sekarang.'

***

"(NAMAKAMU)."

Suara cempreng kedua sahabatnya itu menjadi pembuka saat langkahnya sudah tiba didalam kelas.

Dengan cepatnya Salsha dan Steffy melangkah kedekat (Namakamu) dan memeluknya.

"Kenapa nggak bilang kalau mau masuk hari ini." Ucap Steffy setelah melepaskan pelukannya.

(Namakamu) pun tercengir, "Tadinya masih mau izin, tapi kangen. Ya udah masuk hari ini."

Salsha pun kembali memeluk (Namakamu), hanya sebentar lalu ia melepakan kembali pelukannya.

"Jangan sedih lagi ya, masih ada kita." Ujar Salsha yang berusaha menguatkan sahabatnya itu.

Alangkah beruntungnya (Namakamu) karena bisa memiliki sahabat seperti mereka, selalu ada untuknya.

"Enggak kok, gue nggak mau ngecewain papa."

Jika terus-menerus terpuruk mungkin papanya tak akan tenang disana, kesedihannya hanya akan memberatkan sang papa.

"Nah itu baru sahabat kita."

Mereka pun sama-sama terkekeh.

"Gue rindu."

Salsha pun nautkan alisnya.

"Rindu kita apa rindu si kobal nih?"

"Rindu Iqbaal...hehehe."

"Kampret dasar."

***

"Kuy pulang, hari ini otak gue kekuras sama fisika."

Bell pulang sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu, kini (Namakamu), Salsha dan Steffy tengah memasuk-masukan peralatan sekolahnya kedalam tas.

Hari ini benar-benar hari yang melelahkan, apalagi jika sudah melihat wajah Steffy yang benar-benar tak terbentuk lagi. Saking pusingnya sama pelajaran fisika.

My Boyfriend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang