26| Tragedi Dua Kubu?

935 121 6
                                    

Happy Reading.

***

Semua perkataan dari Dito sukses membuat pikiran (Namakamu) menjadi tak tenang.

Jadi selama ini Dito selalu berusaha melupakannya, cowok itu memang selalu hebat karena selalu terlihat baik-baik saja.

Dito itu pria yang sulit untuk ditebak, misterius. Bahkan dirinya pun tak pernah mengerti sebesar apa rasa suka cowok itu kepada dirinya dulu, berbeda dengan Iqbaal yang selalu menunjukannya.

"Gue ngerasa bersalah." Gumamnya pelan sambil menatap kearah jendela kelasnya.

Hari ini jam pertama jam kosong, mengingat guru Dimata pelajaran Sejarah tak bisa hadir. Jadi kelas begitu riuh, bahkan beberapa sudah menghilang entah kemana?

(Namakamu) hanya mampu menghela napas beratnya, apakah setelah ini Dito akan membencinya, atau bahkan cowok itu juga akan menjauh.

Ia harus bersiap-siap tentang hal itu.

"Ngelamun apa sih?" Guman Salsha yang masih sibuk dengan buku tugasnya.

Dengan cepat (Namakamu) menggelengkan kepalanya.

Salsha yang merasa tak mendapat jawab akhirnya memilih kembali fokus menulis, tugasnya lebih penting.

"Kalau enggak mau cerita ya udah, asal jangan ngelamun aja." Steffi mencoba memperingati (Namakamu).

Sebenarnya Steffi dan Salsha sudah tahu, jika (Namakamu) adalah tipikal orang yang sulit untuk bercerita, gadis itu tak pernah sembarangan jika bercerita, tentang hal apapun itu. Kebanyakan memendamnya sendiri.

"Iya." Akhirnya (Namakamu) memilih melihat kegiatan Salsha dan Steffi yang tengah menyalin jawaban dari bukunya. Dari pada ngelamun, nanti malah diomelin Steffi.

Selang beberapa menit, keduanya pun sudah selesai. Dan langsung membereskan kotak pensil beserta buku-bukunya.

"WOY, BUKU TUGASNYA KUMPULIN."

Tepat sekali, untung saja yang diberi amanat adalah (Namakamu) sendiri, jadi tugasnya dikumpulin setelah mereka berdua selesai.

Semua pun meletakan buku tugasnya dimeja guru silih bergantian.

"Ayo anterin keruang guru."

(Namakamu) pun bangkit dari duduknya diikuti Salsha dan juga Steffi tentunya.

Tumpukan buku itu mereka bagi tiga, dan langsung bergegas menuju ruang guru.

"Bentar doang." Ucapan Steffi menghentikan langkah mereka.

"Apaan?"

Steffi pun memberikan tumpukan buku yang dia pegang pada Salsha.

"Lah, lah, apa nih?" Salsha yang belum sigap, sedikit oleng. Untung saja (Namakamu) membantunya dan mengambil sebagian buku itu untuk berpindah dalam pelukannya.

"GUE KEBELET."

Sambil berteriak Steffi pun berlari menjauh. Dan hal itu sukses membuat (Namakamu) dan Salsha melongo.

"BIKIN SUSAH LO." Balas Salsha.

Lain halnya dengan (Namakamu) yang kembali melanjutkan langkahnya.

"Ayo buruan Ca."

Lumayan jauh juga kelas mereka dari ruangan guru, bahkan sekarang mereka harus lewat kedekat lapangan. Agak susah juga, dan pegal juga.

Namun bukannya mempercepat langkahnya, mereka berdua malah memelan. Sesekali tatapan keduanya mencuri-curi pandangan kearah lapangan.

My Boyfriend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang