23| Rapuh

2.1K 238 21
                                    

Happy Reading.
***

BRUK...

Dengan brutalnya seseorang membuka pintu, mimik khawatir sangat tergambar jelas diwajahnya.

Trek

Masih dengan wajah khawatir ia menarik kursi, terduduk didekat brangka tempat dimana orang yang ia khawatirkan tengah berbaring.

"Aku panik (Nam)." Gumannya sambil mengecup lembut tangan orang yang penting dalam hidupnya, kekasihnya. Orang yang sukses membuatnya khawatir hari ini.

Dan (Namakamu), gadis itu hanya bisa tersenyum dengan wajah pucatnya. Sungguh pandangan matanya tak pernah bisa lepas dari Iqbaal.

Saat pria itu membuka pintu secara brutal, menarik kursi secar kasar, dan mengecup punggung tangannya dengan begitu lembut, penuh rasa sayang.

"Kecapean, maaf bikin kamu panik Baal."

Iqbaal hanya mengangguk dan terus mengecup punggung tangan (Namakamu) tanpa henti. Bahkan mata pria itu ikut terpejam mencari rasa nyaman tersendiri.

"Apanya yang sakit, bilang sama aku? Atau kita kerumah sakit, atau kamu izin pulang aja ya, sayang aku ngga---,"

Dengan cepat (Namakamu) membekam mulut Iqbaal, sambil terkekeh. "Diem, aku baik-baik aja Iqbaal sayang. Kecapean, mau istirahat doang."

"Tapi aku khawatir (Nam), please bilang sama aku mana yang sakit?" Iqbaal tetap mengkhawatirkan keadaan (Namakamu). Entah Iqbaal merasa bahwa gadisnya sedang tak baik-baik saja.

(Namakamu) hanya menggeleng.

"Baik-baik aja, cuman butuh bobo. Kamu mau disini at---"

Dengan ketegasannya Iqbaal memotong ucapan dari (Namakamu) "Aku disini, jagain kamu."

'Makasih karena kamu masih bisa khawatir sama aku Baal.'

"Oke, tapi jangan bawel ya kamu."

"Enggak akan, aku bakal jagain kamu."

(Namakamu) mengusap lembut tangan Iqbaal yang dengan setia masih tetap menggenggam erat tangatnya.

"Makasih."

Iqbaal pun mengangguk.

Tak masalah jika tidak mengikuti beberapa mata pelajaran hari ini, yang terpenting Iqbaal bisa menjaga (Namakamu).

'Untung si Bohay nggak jadi ngikut, nggak bakal bosen dia jadinya.'

Beruntunglah Iqbaal karena Mikaela tak jadi ikut dengannya keUKS, Mika malah memilih kembali kekelas. Iqbaal jadi bisa leluasa menjaga (Namakamu).

"Istirahat ya, aku jagain."

***

"Huft... Lo jalan apa lari sih? Gue cape ngejarnya."

Sepanjang perjalanannya menuju kelas Dito hanya terus memberikan umpatannya.

Rian, teman sekelas sekaligus teman sebangkunya. Bisa dikata mungkin mereka bersahabat.

"Gue tau lo ngarangkan pas bilang ada bu Nita. Ian hari ini nggak ada pelajaran sejarah!" Dito terus mengoceh tanpa henti, berbeda dengan Rian, pria itu santai dan sama sekali tak menanggapi ucapan dari Dito.

"Lo bakal bilang makasih nanti, Bro." Rian hanya menampilkan senyum mengejeknya.

"Apaan si lo Ian."

Sampai ditempat duduknya pun Dito tetap mengeluarkan ocehannya.

"Dasar cowok, mulut cewek. Berisik Dito!"

Kesal juga lama-lama kalau jadi Rian.

"Gue----"

My Boyfriend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang