32| Berpamitan

831 130 10
                                    

Sedikit lagi tamat

Dan part ini di spesial dengan Brithday Puput.

Jangan tanyakan umur ya! Masih muda kok.

Puput harap di hari terspesial ini yang awalnya nggak pernah vote bisa voting untuk kali ini, dan yang awalnya nggak suka komen, bisa memberikan komentarnya.

Inget loh ini hari ter-spesial untuk Puput.

Happy Reading...

"Pamit ya Bu..."

Dengan senyumnya (Namakamu) melangkah menjauh dari ruangan guru.

Hari ini, hari terakhir menginjakkan kaki di sekolah ini. Hal yang tak pernah (Namakamu) bayangkan sebelumnya.

(Namakamu) hanya mampu menghela nafas beratnya.

Disaat murid-murid lain masih sibuk belajar di jam ke 3, (Namakamu) malah sibuk berpamitan untuk ke pindahannya. Bahkan pagi ini ia sama sekali belum masuk ke kelasnya. Bahkan tasnya pun masih bertengger sempurna di punggungnya.

Hari ini (Namakamu) benar-benar sibuk mempersiapkan berkas-berkas kepindahannya.

"Bakal kangen banget sama sekolah ini." Ia pun hanya mampu tersenyum tipis.

Rasanya baru kemarin menjadi murid baru, dan seharusnya satu tahun lagi ia akan lulus juga di sekolah ini. Jika saja ia tak pindah sekolah.

(Namakamu) benar-benar menikmati langkahnya kali ini. Matanya tak bisa tinggal diam, ia benar-benar mengamati setiap sudut yang ia lewati.

Dalam suasana ini lah kilas bayangan kesehariannya kembali berputar. Murid baru, teman baru, lingkungan baru dan untuk pertama kalinya ia merasakan jatuh cinta. Di sekolah ini, pertemuan pertamanya dengan Iqbaal, dan awal kisah mereka di mulai.

Berat sekali, berat meninggalkan lingkungan yang sudah benar-benar menyatu dengan jiwanya. Terutama, berat rasanya jika harus meninggalkan orang-orang yang begitu berarti dalam hidupnya.

Orang-orang yang mungkin tak akan bisa ia temukan di tempat lain.

Pandangannya lurus ke depan, dan ia hanya mampu menyipitkan matanya ketika menemukan sosok Dito berdiri tepat di depannya.

Pria itu berdiri diujung koridor sambil menatap kearahnya. Pandangan pria itu begtu datar, dan sangat tajam.

(Namakamu) sama sekali tak bergerak, ia memilih diam. Matanya benar-benar begitu mengamati setiap langkah Dito yang kini kian mendekat.

Dito adalah salah satu bagian penting yang masuk kedalam kenangan di sekolah ini.

"Lo benar-benar buat kejutan ..." Tatapan keduanya bertemu. (Namakamu) cukup tahu apa yang membuat Dito menemuinya disini.

"Sorry..." (Namakamu) hanya mampu tersenyum tipis dihadapan Dito. "Gue pamit ya To..." ia pun mengulurkan tangganya dihadapan Dito. Dito adalah orang baik yang begitu berkesan.

Dito pun menerima uluran tangan itu. "Awalnya gue mau marah, tapi kayanya nggak jadi. Sehat-sehat disana, kalau main ke Jakarta lagi kabarin gue." Wajah datar itu kini menampilkan senyum yang begitu manis. (Namakamu) hanya mampu terkekeh dengan ucapan dan ekspresi Dito.

Mereka hanya mampu saling menatap  sambil terkekeh dengan tangan yang masih saling berjabatan.

"Baik nanti kalau gue ke Jakarta kita harus melepas rindu..." Dito hanya mampu mengacak-ngacak gemas puncuk kepala (Namakamu).

My Boyfriend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang