e.i.g.h.t 🌿

3.7K 474 27
                                    

Barang-barang Baekhyun berakhir di depan pintu apartemen Chanyeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barang-barang Baekhyun berakhir di depan pintu apartemen Chanyeol. Mata sipitnya menatap pintu bernomor 147 itu dengan pandangan sendu. Memang tak dipungkiri bahwa ia merasa gugup serta rindu. Namun semua itu ditepisnya mengingat ia datang kesini sebagai jaminan untuk keselamatan perusahaan kakaknya.

Lagipula sikap Chanyeol telah berubah. Lelaki tinggi itu tak sedikit pun menyisakan perasaan untuknya. Mungkin benar, si Karl Park hanya sedang membuat permainan sekarang. Dan ia adalah pion yang akan digunakannya ketika butuh dan dibuang ketika tak berguna.

Mungkin juga ini ajang balas dendam.





Sama seperti yang ia lakukan sepuluh tahun yang lalu pada seseorang yang tak mengetahui apapun. Seseorang yang memberikan ketulusan padanya dan ia balas dengan sebuah kematian.

"Apa yang kau lakukan disini? Kau ingin jadi patung selamat datang di pintu apartemenku?" ucapan bernada sinis itu membuat atensi Baekhyun dari depan pintu beralih ke sampingnya.

Lelaki bersurai abu dengan balutan blazer abu dan masker di wajahnya itu menatap remeh dirinya. Baekhyun mungkin terlalu sibuk melamun sehingga tidak menyadari kehadiran Chanyeol di sampingnya.

Lelaki itu membuka pintu apartemennya menggunakan lock-card dan masuk terlebih dulu. Kemudian di susul oleh Baekhyun setelah lelaki mungil itu menghembuskan nafasnya.




Ketika lampu dinyalakan, ruangan besar itu tampak mewah dengan segala perabotan yang menghiasi.

Baekhyun melirik Chanyeol dan lelaki itu tengah melepaskan blazer serta melempar masker dan lock-card-nya ke sofa warna putih tulang. Baekhyun masih terdiam ditempatnya, tidak tahu harus berbuat apa.




"Kau pikir aku membawamu kemari untuk dijadikan pajangan?"

Ia tersadar kalau tengah melamun lagi.

"M-Maaf." ujarnya lirih.

Ia meletakkan kopernya di samping sofa secara perlahan, sembari menunggu perintah Chanyeol selanjutnya. Namun lelaki itu hanya memejamkan mata dengan nafas yang terus-terusan terhela.

Meskipun lelaki itu tampak sangat dingin dan buruk, percayalah, Chanyeol masih semenarik dulu. Parasnya tanpa cela. Ia terlihat sempurna sekarang.

Namun, seluruh keindahkan itu masih terlalu asing bagi Baekhyun. Terasa seperti mimpi. Kemarin dia masih menangisi kepergian Chanyeol, tetapi lelaki itu kini ada di depan matanya. Tanpa jarak yang berarti.

Ia ingin menggapainya, tapi Baekhyun tahu diri. Dia sudah tidak pantas lagi.




"Ambilkan aku bir di kulkas."

"I-Iya." Baekhyun bergerak sesuai perintah Chanyeol.

Lebih baik ia menikmati hidupnya yang akan dikekang mulai sekarang. Layaknya boneka yang terikat tali dan digerakkan oleh tangan orang lain. Setelah memberikan bir itu, Baekhyun memilih berdiri di depan Chanyeol, mengamati lelaki tampan itu tanpa berkedip.

[☑]『 ᴠᴇɴɢᴇᴀɴᴄᴇ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang