Entah memang sudah menjadi candu bagi Chanyeol ataukah lelaki itu memang benar−benar berniat untuk berubah. Lelaki itu sekarang sering menghabiskan malam hangat bersama Baekhyun di bawah selimut tebal.
Menyentuhnya dengan gentle dan menciumnya dengan begitu mesra. Tidak ada alat−alat aneh yang membuat Baekhyun kesakitan lagi. Tak ada kata−kata kasar yang membuatnya sakit.
Semua berjalan dengan sempurna, seolah butir−butir kelopak cinta bertebaran ketika mereka melakukan penyatuan. Semua menjadi sangat manis bagi Baekhyun.
Namun satu yang tak pernah berubah dari Chanyeol, lelaki itu tetap bersikap dingin meskipun mereka selalu menghabiskan malam berdua dengan penuh kehangatan.
"..."
"Apa kau sudah menyelesaikan sketsa barumu?"
Baekhyun tersentak mendengar suara Chanyeol yang tiba−tiba muncul dari arah samping. Hampir saja ia menjatuhkan piring makan yang sedang di lapnya jika ia tidak memegangnya dengan erat.
Lelaki tinggi itu duduk di meja makan sembari membenahi dasi navinya -meskipun masih sangat berantakan. Ingat, memasang dasi memang bukan keahlian seorang Park Chanyeol.
"Aku sudah menyelesaikannya kemarin malam."
Tangan lentiknya meletakkan piring terakhir pada rak peralatan makan dan mendatangi Chanyeol. Seperti biasa, membenahi dasi Chanyeol yang berantakan. Ia tak perlu menunggu perintah Chanyeol karena lelaki itu sendiri yang memintanya untuk memasangkan dasi setiap pagi.
Disaat−saat seperti itu pula Baekhyun selalu berkhayal tentang rumah tangga yang manis. Dengan ia yang akan berangkat bersama Chanyeol menuju kantornya sembari mengantarkan Aleyna ke sekolahnya.
Bukankah itu sangat manis? Baekhyun tersenyum tanpa sadar, membuat Chanyeol mengernyit heran -namun enggan untuk bertanya.
"Kau begadang?"
Kali ini tatapan keduanya bertemu. Baekhyun menjauhkan wajahnya dan menegakkan tubuhnya setelah pekerjaan wajibnya selesai.
Tak dipungkiri jantungnya sudah menari−nari salsa di dalam sana. Jaraknya dengan Chanyeol benar−benar sangat dekat. Ia bisa meledak jika terlalu lama dalam posisi itu.
"Ya."
"Proyek itu masih sebulan lagi. Kau seharusnya istirahat. Jangan menyakiti dirimu sendiri karena itu akan merepotkanku juga."
Sialnya jantung Baekhyun berdebar meskipun kata−kata terakhir Chanyeol begitu menusuk. Sedikit banyak, kata−kata itu mengandung sebuah perhatian kan? Apa Chanyeol mengkhawatirkannya?
Tidak Byun, jangan berharap terlalu banyak atau kau akan merasakan kesakitan lagi -bisiknya dalam hati.
"Aku harus mendaftarkan sekolah baru untuk Aleyna. Dia masih terlalu kecil untuk ditinggal di apartemen sendiri sementara aku harus kembali bekerja di kantormu. Jadi, aku pikir sekolah bisa menjadi rumah kedua untuknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[☑]『 ᴠᴇɴɢᴇᴀɴᴄᴇ 』
Romance❝ 박찬열 •❦• 변백현 ❞ 🔞 ㅡcinta itu hanya permainan kata. Benci dan kematian adalah pelengkapnya. sejak permainan hati itu menyakitinya, chanyeol bersumpah akan membalas semua perlakuan buruk itu.