🌿 n.i.n.e

3.8K 471 39
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Bugh.

Baekhyun tersungkur keras saat beberapa bodyguard Nana memukulinya dengan tidak manusiawi. Wajahnya sudah sangat berantakan. Penuh luka lebam yang membiru, beberapa sobekan di bibir dan darah yang mengalir dari pelipisnya.

Itu sudah pukulan entah keberapa yang diterimanya selama setahun ini. Tak hanya luka fisik, namun wanita itu berhasil membuat Baekhyun sakit hati dengan ucapannya yang pedas.

Ingin sekali Baekhyun berlari pergi dan mengakhiri penderitaan ini, namun sosok Chanyeol sendirilah yang membuatnya bertahan disini.




Dulu, Kris pernah menolongnya. Namun berakhir dengan kakaknya yang koma selama beberapa hari di rumah sakit dan pemecatan dari posisi kepemimpinannya. Ia bahkan tak tahu dimana Kris sekarang.

Karena Chanyeol tak pernah memberitahunya. Jongdae dan Minseok telah dipindahkan ke Jepang, jauh dari jangkauannya dan Chanyeol pun mengawasi mereka dengan ketat.

Tak ada satu pun keluarga yang bisa membantunya sekarang. Ia bahkan belum sempat melihat putrinya.




Bugh.




"Akh!"

Perutnya terasa sakit karena tendangan yang bertubi−tubi dan rasa sakit itu membuatnya memuntahkan darah begitu banyak. Nana Park berdiri angkuh di depannya lalu menarik rambut merah Baekhyun begitu keras.

Baekhyun refleks menahan tarikan itu karena begitu sakit. Bibir berlipstik merah wanita itu menyunggingkan senyuman kemenangan.





"Itulah akibatnya kalau kau keras kepala." Tatapan keduanya beradu. "Pergi atau aku akan membunuhmu, lelaki jalang! Kau hanya mainan Chanyeol. Dia bahkan takkan sudi mendaratkan tangannya pada penismu! Jadi, jangan berharap banyak." ucap wanita itu vulgar dan bernada sombong.

Nana tentu saja berani mengatakan itu karena ia tahu kalau Baekhyun selama ini disiksa oleh Chanyeol tanpa disentuh secara langsung. Dan itu membuat wanita itu merasa menang.

"Buang dia di tempat sampah samping apartemen Karl."

"Baik, Nona."

Tubuh lemah Baekhyun pun dibawa menggunakan mobil dan dilempar ke samping tong sampah apartemen Chanyeol, tempat yang ia tinggali sekarang. Ia sudah sering seperti ini, hampir setiap hari. Namun tak pernah sekalipun Chanyeol bersimpati padanya.

Lelaki jangkung itu hanya akan melempar tatapan dingin lalu memasuki kamarnya tanpa menggubris luka−luka yang tampak jelas di tubuhnya. Baekhyun memeluk lututnya dalam pembaringan itu. Menangis lagi, entah keberapa kalinya.




.




"Sshh— a−akh! S−Sakithh..."

Baekhyun mengerang dalam buaian kenikmatan yang menghujaninya bertubi−tubi.

[☑]『 ᴠᴇɴɢᴇᴀɴᴄᴇ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang