s.i.x.t.e.e.n 🌿

3.9K 427 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pintu ruangan Chanyeol terbuka dengan kasar. Tanpa melihat pun, Chanyeol sudah bisa menebak si pemberontak itu dari derit pintu yang khas yang ditimbulkan gerakan kasarnya tadi. Pastilah si Luhan, sepupu brengseknya yang sialnya sangat cantik itu.

Mata bulat Chanyeol terbuka dan menatap malas pada sosok Luhan yang kini ikut−ikutan menatap datar dirinya. Kedua tangannya menyilang di depan dada, menunjukkan betapa kesalnya pemuda yang baru saja bercerai itu.





"Apa−apaan tadi?!" protesnya dengan nada melengking. "Kita berkumpul untuk berdiskusi perihal kerja sama. Kenapa kalian berdua harus melibatkan urusan pribadi dengan perusahaan?! Kau pikir ini ajang pencarian bakat?!"

"...."

Wajah lelaki berdarah chinese itu memerah. Seolah dibawahnya terdapat tungku bara yang mendidihkan darah dalam tubuhnya. Namun, respon Chanyeol terlihat lebih menyebalkan lagi. Lelaki jangkung itu hanya memandangnya malas. Seolah permasalahan mereka hanyalah masalah sepele.




"Park Chanyeol! Perusahaan ini bukan sepenuhnya milikmu yang bisa kau perjualbelikan dengan harga murah! Enrique menyerahkan perusahaan ini karena ia mempercayaimu, brengsek!"

"Apa kau sudah selesai?"

"The fuck?!" Mata rusa Luhan melotot tak percaya. "Kau?!"

"Hei, hei!" Jongin langsung masuk ke dalam ruangan –sama tidak sopannya dengan Luhan. Berusaha mendinginkan lelaki yang paling tua dengan cara mengusap−usap pundak lelaki itu. "Aku yakin Chanyeol tidak sembarangan mengambil keputusan. Dia pasti sudah memiliki trik untuk mengalahkan Sehun, iyakan Yeol?"

Jongin tersenyum lebar, memberi kode pada Chanyeol dengan gerakan bola matanya namun hanya diabaikan oleh lelaki jangkung itu. Dari raut wajah Chanyeol, sedikitnya Jongin khawatir kalau jawaban Chanyeol akan membuat Luhan semakin murka.





"Sejujurnya, aku tadi hanya terbawa emosi, Jongin−ah." akunya.

"HAAAHH?!" Jongin speechless.

"Kau lihat! Si brengsek ini hanya asal bicara tadi. Sementara Sehun sudah jelas−jelas menjebaknya dan ia masuk ke dalam perangkapnya." Luhan mengacak surai abunya. Kesal bukan main. "Kauargh! Mati saja kau?!"

Lalu lelaki berparas feminin itu berjalan keluar dan membanting pintu ruangan Chanyeol sekali lagi. Menimbulkan berbagai pertanyaan dalam benak pegawai−pegawai yang berada di luar ruangan.

Sementara di dalam ruangan, Jongin masih menganga dengan tidak elitnya. Menatap Chanyeol dengan wajah sepucat kapas.





"K−Kau serius?"

[☑]『 ᴠᴇɴɢᴇᴀɴᴄᴇ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang