🌿 e.l.e.v.e.n

4.1K 465 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Chanyeol menatap datar sosok Baekhyun yang sibuk menidurkan Aleyna. Bibir tipis yang ranum itu tengah menyanyikan lagu 'Sing for you' sebagai lullaby untuk anaknya. Kelembutan wajahnya begitu menghipnotis.

Chanyeol baru sadar kalau Baekhyun lebih terlihat seperti seorang ibu daripada seorang kepala rumah tangga. Bahkan dulu ia sempat mendengar kalau Baekhyun-lah yang mengurus Aleyna sementara Seulgi berkencan dengan lelaki barunya kala itu.

Tak mengherankan jika Aleyna tampak dekat dengan sosok ayahnya. Dan Chanyeol harus akui, kalau sosok Baekhyun yang keibuan justru terlihat mengagumkan.




Suara lembut itu masih mengalun dalam indera pendengarannya. Suara yang membawanya ke dalam masa lalu mereka yang manis. Rangkulan pertama, pelukan pertama, kecupan pertama, ciuman pertama, bahkan hubungan intim mereka yang terjadi di ruang musik beberapa tahun yang lalu.

Semua itu berputar−putar seolah mengejek Chanyeol. Mengingatkannya akan betapa kejamnya ia pada Baekhyun sekarang. Betapa berubahnya seorang Park Chanyeol hanya karena rasa sakit hati yang diterimanya selama ini.

Betapa hebat takdir yang mempermainkan hatinya sekarang. Kenapa benih−benih yang sudah ingin dibuangnya itu justru tumbuh kembali hanya karena sebuah senyuman tulus? Kenapa Baekhyun harus menjadi sosok yang tak bisa dibencinya?




"C−Chanyeol−sshi?"

Chanyeol mengalihkan pandangannya pada Baekhyun tanpa bisa merubah raut wajahnya yang terkejut. Ia melamun terlalu lama sampai tak ingat jika ia masih bersandar pada pintu kamar Baekhyun.

"A−Apa kau lapar? Akan kubuatkan makanan segera. Tunggulah sebentar jikaㅡ"

"Tak perlu. Aku masih kenyang." jawabnya dengan intonasi datar dan tatapan yang tak lepas dari wajah manis lelaki mungil di depannya.

Baekhyun menggaruk tengkuknya kikuk. Tatapan Chanyeol benar−benar membuatnya berdebar. Tatapan itu terasa intens tanpa ada kebencian yang biasanya secara jelas tergambar disana.

"Aku ingin berbicara."

Chanyeol berbalik dan berjalan kearah balkon apartemen itu. Baekhyun mengikuti dengan patuh. Sudah dikatakan bukan, kalau ucapan Chanyeol adalah perintah mutlak untuk budak sepertinya.





5 menit berlalu...

Namun hanya keheninganlah yang mendominasi.

Baekhyun memeluk lengannya sendiri saat merasakan angin malam menerpanya. Menusuk pori−pori hingga saraf−sarafnya terasa beku. Ia melirik sosok Chanyeol yang sibuk memandangi langit malam tanpa peduli dengan tubuh jangkungnya yang hanya berbalut kemeja putih tipis.

Ah, Baekhyun lupa jika Chanyeol memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Tak lemah sepertinya.





"Baekhyun..." Baekhyun menatap punggung Chanyeol sebelum menanggapi panggilan itu dengan kalimat 'ya?'. Chanyeol terdiam beberapa detik sebelum membalikkan badannya dan menatap Baekhyun tepat di matanya. "Apaㅡ"

[☑]『 ᴠᴇɴɢᴇᴀɴᴄᴇ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang