"Shima, aku mohon bangunlah, jangan tidur seperti ini terus. Ayolah Shima, aku mencintaimu. Buka matamu, Shima!" teriak Johan panik.
"Tenanglah nak, Shima pasti akan mendapatkan perawatan yang maksimal, dia akan sembuh. Dia anak yang cantik dan baik, dia pasti sembuh, bukankah dia sangat bersemangat untuk segera menikah denganmu" bujuk bu Marwa membuat Johan tenang.
Darah Shima terus mengalir, tandu biru yang digunakan Shima berubah menjadi merah karena darah Shima yang terus keluar dari punggung belakang tepat di jantungnya. Mobil ambulans melaju begitu cepat. Suasana saat itu begitu mencekam, Shima yang tidak sadarkan diri membuat Johan sangat ketakutan.RS. MELATI INDAH....
Setelah sampai di rumah sakit, Shima langsung dibawa menuju keruang operasi untuk mengambil peluru yang menancap dijantungnya. Johan dan ibunya sangat panik pada saat itu. Operasi Shima menghabiskan waktu hampir 4 jam lamanya dan kemudian dokter keluar.
"Dokter bagaimana keadaannya?" tanya Johan dengan sangat khawatir.
"Sekilas dia tampak sangat lemah, tapi dia akan baik baik saja. Tapi..... " kata dokter kemudian menunduk.
"Tapi apa? Apa dia benar benar akan baik baik saja?" ucap Johan penasaran.
"Dia baik baik saja, bahkan dia sangat baik baik saja sekarang. Saat aku mengambil pelurunya, luka dalamnya sudah membaik. Saat kami hendak menjahitnya, tiba tiba punggungnya baik baik saja, tak ada bekas luka apapun" kata dokter dengan sangat heran.
"Lukanya hilang? Cepat sekali, mungkin karena dia seorang Putri duyung" ucap Johan dalam hati. "Baiklah dokter, terimakasih banyak" sambung Johan kemudian masuk keruangan bersama bu Marwa.
Shima saat itu masih dalam keadaan tidur karena obat biusnya. Johan duduk disampingnya dan bu Marwa berdiri di samping Johan. Tak lama setelah itu, Shima pun bangun.
"Shima, nak? Kau sudah sadar?" tanya bu Marwa. "Shima! Syukurlah kamu sudah sadar, aku bisa mati jika kau tak kunjung sadar" sambung Johan. Kemudian Shima menggerakkan tangannya dan memegang tangan Johan.
"Aku tidak akan meninggalkanmu semudah itu" ucap Shima pelan sambil tersenyum kecil.
"Aku memikirkan dan menyadari bahwa hidup ini singkat. Aku merasa bahwa kisah cintaku akan lebih panjang dari hidupku sendiri. Jadi itulah sebabnya dalam hidup ini, cintaku tidak akan pernah berakhir. Terimakasih karena sudah kembali untkku" kata Johan sambil tersenyum kepada Shima. Dan kemudian Johan mencium kening Shima. Bu Marwa yang melihat kejadian itu terharu dan yakin bahwa Shima adalah perempuan yang cocok untuk putranya.
Keesokan harinya Shima sudah bisa dibawa pulang. Hal ini sangat mengherankan bagi para dokter. Johan yang menjemput Shima kemudian mengajak Shima kembali kerumah.
Setelah sampai rumah ternyata bu Marwa, Daniel dan Ray telah menyiapkan kejutan untuk Shima.
"Selamat datang kembali Shima!" ucap bu Marwa, Daniel dan Ray secara serentak. Shima yang terharu kemudian memeluk mereka semua.
"Bagaimana keadaanmu? Apa kau baik baik saja?" tanya Ray.
"Ya, aku baik baik saja sekarang. Itu semua juga berkat doa kalian semua" kata Shima sambil tersenyum lebar.
"Aksimu benar benar mengejutkan kami, kau mengorbankan dirimu untuk Johan. Apa kau benar benar mencintai Johan? Ini sangat jarang terjadi. Johan sangat beruntung dicintai olehmu" kata Daniel sambil menepuk pundak Johan.
"Mereka memang saling mencintai satu sama lain. Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya bu Marwa kepada Johan dan Shima. Kemudian Johan menjadi gugup dan tersipu malu.
"Kita pasti akan menikah, kita akan menunggu beberapa hari lagi supaya Shima bisa benar benar pulih" jawab Johan.
"Kapanpun kalian akan menikah, Ibu akan selalu merestui kalian" ucap bu Marwa sambil mengelus rambut coklat Shima.
Setelah itu mereka makan malam, kali ini bu Marwa dan Shima yang memasak, Johan sangat rindu dengan masakan ibunya dan sekarang dia bisa memakannya sekali lagi. Serta dapat memakannya bersama teman teman dan kekasihnya, Shima. Setelah makan selesai mereka pun tidur, sebelum Johan ke kamarnya dia menuju kamar Shima.
"Shima? Boleh aku masuk?" tanya Johan sambil mengetuk pintu.
"Masuklah Johan, ini rumahmu" jawab Shima dari dalam kamar. Kemudian Johan membuka pintu dan masuk sambil tersenyum kepada Shima.
"Sebenarnya besok aku ingin mengajakmu untuk membeli baju pengantin untuk kita nanti" kata Johan.
"Baiklah, tapi aku ingin kita melaksanakan pesta pernikahan ini di tepi pantai, supaya teman temanku dapat menyaksikannya" jawab Shima sambil membujuk Johan.
"Itu sangat bisa diatur, kau mau gaya apa? Tradisional atau modern dan mewah? Tapi yang pasti harus ada banyak bunga disana. Dan, apa kita harus memberi tau ibu soal dirimu yang sebenarnya?" tanya Johan. Kemudian Shima memegang tangan Johan.
"Kita pasti akan memberi tahu ibu besok, bagaimanapun juga ibu harus tau siapa aku sebenarnya" kata Shima sambil tersenyum kepada Johan. Kemudian Johan menganggukkan kepalanya dan mencium tangan Shima sebelum dia meninggalkan kamar Shima.
Matahari telah terbit diufuk timur, cahaya hangat mulai dirasakan di tubuh Shima. Shima yang baru bangun tidur kemudian mandi dan pergi untuk sarapan. Di meja makan sudah ada Bu Marwa dan Johan.
"Selamat pagi semua! Maaf aku tidak ikut menyiapkan makanannya" kata Shima.
"Tidak apa nak, Johan sudah membantu Ibu. Kemarilah, cepat makan, bukankah kalian akan pergi untuk mencari baju pengantinnya?" tanya bu Marwa.
"Ya, kami akan mencari bajunya hari ini, aku pastikan menantumu ini akan cantik sekali" ucap Johan dengan memeluk ibunya sambil menatap kearah Shima. Kemudian Shima mendekat dan ikut memeluk bu Marwa. Tak lama setelah itu, Daniel dan Ray datang, lalu mereka semua sarapan bersama.
Setelah selesai sarapan, Johan dan Shima langsung pergi ke butik pengantin. Disana Shima memilih gaun yang akan dikenakannya nanti. Setelah lama memilih, akhirnya Shima dan Johan memilih gaun sederhana berwarna putih untuk pakaian yang akan dikenakan Shima saat menikah nanti."Baju ini akan sangat cocok untukmu yang angun dan cantik ini" puji Johan.
Kemudian Shima memeluk Johan, "Benarkah? Terimakasih banyak Johan telah menerimaku apa adanya" kata Shima.
"Sebenarnya aku yang harus berterimakasih padamu, kau telah merubah hidupku, kau yang menemukan ibuku dan kau telah menyelamatkan nyawaku" jawab Johan dengan tegas dan penuh kasih sayang.
Kemudian mereka membeli gaun itu dan segera pulang. Hujan sedang turun, tiba tiba perasaan Shima tidak enak.
"Kamu kenapa? Apa ada yang sedang kau pikirkan?" tanya Johan penasaran karena melihat ekspresi panik Shima.
"Tidak, tidak ada apa apa. Aku hanya ingin segera pulang" jawab Shima.
Saat Johan menambah kecepatan mobilnya, tiba tiba ada segerombolan orang yang berdiri di depan mobil Johan. Karena panik, Johan langsung memberhentikan mobilnya secara mendadak. Saat mobil Johan sudah berhenti, salah satu orang maju dan menodongkan pistol didepan kaca mobil Johan.
"Ada apa ini Johan? Kenapa mereka kembali lagi?" tanya Shima panik.
"Aku juga tidak tahu, kau tenang saja. Tolong hubungi polisi, aku akan mengirim pesan pada Daniel dan Ray" kata Johan.
Daniel? Dimana kalian? Kami sedang ada masalah, ada segerombolan orang yang mengelilingi mobil kita. Bisakah kalian membuat tipuan untuk mereka?Tiba tiba orang orang tadi mendekati mobil Johan dan memukul mobil Johan dengan balok kayu dan alat keras. Karena melihat Shima ketakutan lantas Johan memeluk Shima dengan erat, berusaha melindunginya.
"Kau jangan takut, jika kau takut aku akan lebih takut. Aku yang membuatmu ikut dalam keadaan ini, maka aku akan mengeluarkanmu dari keadaan gila ini walau aku harus mengorbankan diriku. Kau telah dengan berani menyelamatkanku kemarin. Mungkin kali ini adalah giliranku, kau harus tau, kisah cintaku lebih panjang dari pada umurku. Aku mencintaimu." kata Johan sambil memeluk erat Shima didalam mobil yang sedang dipukuli oleh sekelompok orang tadi.-_-_ BERSAMBUNG _-_-
Tunggu cerita selanjutnya
Vote & komen jgn sampe lupa
Salam : Ghoslister😹🙈😹
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
RomanceCinta itu berbahaya, jika kamu mengatakan cinta kepada seseorang, itu artinya kamu kalah, kamu menyerah. Jangan pernah katakan cintamu, tapi lakukanlah, maka seseorang itu akan tahu jika kamu mencintainya tanpa harus kamu katakan.