Akhir yang menyedihkan bukanlah akhir dari semua cerita, sesungguhnya kebahagiaan terselip didalamnya. Menangislah. Tertawalah. Nikmati bagian-bagian dari hidupmu dan kisahmu
Shima dan Johan berjalan menuju kamar, dengan hati-hati Johan menuntun Shima yang sedang hamil sembilan bulan. Dengan daster biru Shima mengelus perutnya yang sudah besar.
"Shima, kau masuk dulu saja, aku ingin minum kopi sebentar" ujar Johan.
"Kau ingin minum kopi? Aku akan buatkan untukmu"
"Tidak, tidak perlu Shima. Kau tidur duluan saja. Aku hanya sebentar" bujuk Johan.
"Baiklah, jika kau butuh bantuanku, panggil saja" jawab Shima.
Johan hanya mengangguk dan langsung meninggalkan Shima. Shima terlihat khawatir dengan keadaan Johan tapi tak berani menanyakannya. Johan berjalan pelan menuruni tangga, kepalanya tertunduk, badannya tak tegap seperti biasanya.
Johan melihat kearah dapur dan ternyata hanya melewatinya, dia masih berjalan lurus ke luar rumah. Sekarang pukul sebelas malam, Johan menuju taman depan rumah, dengan badan lemas dia berusaha berdiri dengan menyandarkan badannya di sebuah pohon. Tak kuasa menahan air mata, Johan lantas menangis sejadi jadinya.
"Shima sudah hamil selama sembilan bulan, apa ini bulan terakhir aku bertemu dengan Shima? Aku tidak rela jika harus kehilangan Shima. Jika Shima harus mati, akupun akan mengikutinya" kata Johan menangis dibawah pohon sendiri.
Johan mulai kesal karena ini adalah saat-saat terakhir bersama Shima. Dia memukul-mukulkan tangannya pada pohon, terkadang dia juga memukul tubuhnya sendiri.
"Aku tidak bisa hidup tanpa Shima, apa yang harus aku lakukan? Apa ini sudah takdir?"
Dengan lemas Johan masuk ke rumah, dia menaiki anak tangga dan masuk ke kamar. Dia melihat Shima yang sudah tertidur dengan nyenyak. Johan mendekati Shima dengan perlahan, ia duduk disamping Shima. Dengan lembut ia mengelus rambut Shima dan perut Shima.
"Shima, aku sangat mencintaimu. Aku selalu ingat saat awal kita bertemu, kau sangat lucu. Kau telah merubah hidupku dan mempertemukan aku dengan ibuku. Sekarang kau juga akan memberikan ku seorang bayi, tapi kenapa saat aku telah memiliki segalanya kau tidak bisa ada disampingku?"
Tangis Johan sudah tidak bisa ditahan, ia meluapkan semua kesedihanya dengan menangis tak berdaya disamping istrinya. Saat Johan sedang menunduk sambil menangis, tiba-tiba Shima terbangun.
"Johan perutku sakit sekali..... Aaaa.... Tolong aku Johan.."
"Shi.. Shi.. Shima?? Kau kenapa? Ayo kita ke rumah sakit" ajak Johan sambil menggendong Shima.
Dengan panik Johan mengendarai mobil menuju rumah sakit. Shima yang terlihat sangat kesakitan membuat Johan begitu khawatir.
Sesampainya di rumah sakit, Johan langsung meminta bantuan suster. Suster langsung membawa Shima ke ruang UGD dan meminta Johan untuk menunggu diluar. Begitu panik Johan sekarang, dia hanya bisa berdoa untuk keselamatan Shima dan anak mereka.
45 menit Johan menunggu, kemudian dokter keluar. Johan langsung berdiri dan mendekati dokter.
"Dokter, bagaimana keadaan istri saya? Apa istri dan anak saya baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
RomansaCinta itu berbahaya, jika kamu mengatakan cinta kepada seseorang, itu artinya kamu kalah, kamu menyerah. Jangan pernah katakan cintamu, tapi lakukanlah, maka seseorang itu akan tahu jika kamu mencintainya tanpa harus kamu katakan.