CHAPTER 29

1.3K 156 11
                                    

POV LUHAN


Aku masih marah pada Zitao. Kami belum berbicara sejak hari dimana ia membuat pengumuman yang mengejutkan, beberapa hari yang lalu. Selain itu, aku juga marah pada diriku sendiri karena telah menambahkan masalah pada kekacauan ini yang seharusnya sama sekali bukan urusanku.

"Brengsek!" aku berteriak dengan keras hingga membuat Chanyeol – yang masih berada di dalam kamarku – melompat dari tempat duduknya karena terkejut.

"Demi toge albino, ada apa?"

"Demi toge-mu, aku sangat marah."

"Oke. Itu terlihat jelas. Tapi kali ini, kenapa?"

"Lupakan."

BRENGSEK! Aku hanya ingin memukul apapun yang menghalangi jalanku saat ini. Aku membenci apa yang kurasakan kali ini – yang tak dapat kukendalikan ini. Kenapa tidak mengikuti sebagaimana yang ingin kurasakan? Kenapa harus terjadi seperti ini?

"Chanyeolie."

"Ada apa?" dia mengangkat kepalanya dari tumpukan lembar materinya.

"Sudahkah kau bicara dengan Tao? Demi kebun toge-mu, sebenarnya ada apa dengan dirinya? Dia bahkan tidak ada di apartemen, dan dia juga tidak mengangkat teleponku."

"Apa kau menjadi frustasi karena Zitao?" dia berpaling pada lembaran itu lagi. "Aku juga tidak tahu. Dia pasti sudah terbang pulang, karena telah menghilang selama ini."

"Yaa..."

"Aku benar-benar tidak tahu... Serius... hanya asal menebak."

SIALAN! Si idiot ini membuatku gila. Dia masih sempat melakukan lelucon seperti ini. Tidak heran dia mendapatkan gelar Insane Med Student.

"Ayo pergi minum malam ini... Kutraktir." Aku segera meraih lengannya.

"Apa kau bercanda? Dua hari lagi kita ada kuis untuk kelas Profesor ahjuma. Aku sama sekali tidak mendengarkan diskusinya."

"Aku akan merangkumnya untukmu." Untungnya, aku mencatat beberapa detail penting dari pelajarannya. "Ayolah. Aku yang bayar semuanya malam ini."

Barang gratis selalu berhasil untuk pria ini. Aku melihatnya menelan dengan susah payah, yang artinya dia bisa mendapatkan minuman juga.

"Yang mana yang akan kita datangi? Aku harus menelepon dan memberitahu Kyungie sebentar."

"Ummm... Bar yang sama, yang di samping kampus."

Aku akan minum hingga perasaan ini hilang tenggelam dari kesadaranku. Aku benar-benar kalah dari keduanya, pada sahabatku yang tiba-tiba menghilang dan pada teman dari kekasihnya sahabatku – yang tanpa kuketahui bagaimana dia bisa begitu berpengaruh pada hidupku seperti ini.


.....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Book 2: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang