CHAPTER 41 (Pt. 2)

2.1K 151 35
                                    

POV KYUNGSOO

"Kyung..."

"Hmm...?"

Chanyeol hyung – yang tengah berbaring di atas tubuh rampingku, menatapku lewat cahaya redup. Tidak ada yang salah dengan penerangan di kamarku. Aku hanya tidak tahu kenapa aku merasa seakan-akan semuanya terlihat sedikit lebih gelap hari ini.

Ini sangat sepi dan menenangkan, tapi suasana sempurna dan atmosfir nyaman ini hanya membuat benakku semakin gugup.

Kurasa, aku tahu alasannya kenapa.

Pria ini... pria tampan yang berada di depanku ini... Dia akan menyatakan kepemilikannya atas diriku, malam ini.

Pria yang sama – yang sudah kudambakan sekian lama...

Dia luar biasa tampan... Seperti Dewa. Ia memiliki kulit yang halus dan sempurna, sepasang mata yang berkilau manis, hidung yang sempurna dan bibir yang indah. Seolah ia memang diciptakan dengan sempurna. Otot-otot di tubuhnya itu terus mengingatkanku akan betapa beruntungnya diriku saat ini untuk berada di sisinya.

Seolah kami memang ditakdirkan untuk bersama.

Dia memilihku... dan aku memilihnya.

"Jika kau belum siap, aku bisa menunggu."

Suaranya sedikit gemetar, menyebabkan seluruh sistem tubuhku semakin bergetar penuh gairah. Aku tahu ia tidak bersungguh-sungguh mengatakannya. Ia hanya gugup sepertiku, dengan semua keajaiban yang akan terjadi malam ini.

Chanyeol hyung melepas tawa lembut sebelum menarikku ke dalam pelukan eratnya. Aku bisa merasakan nafasnya yang hangat, sementara kedua tangannya mulai bekerja untuk melepas kancing pakaianku satu persatu, matanya yang menyala berapi-api itu tidak pernah melepaskan pandangannya dariku, membuatku merasa telanjang – terlepas dari pakaian tipisku yang masih berada di tempatnya sejak kami tiba di kamarku.

Aku meleleh seperti es akan tatapan itu. Aku bersumpah, aku tidak pernah dianugerahi tatapan mata seperti ini sebelumnya. Menit demi menitnya bahkan menjadi semakin manis.

Itu seperti racun... gaya manis ala Park Chanyeol.

"Sial... aku jadi sadar sekarang." Bisiknya lembut. "Kyungsoo membuat Hyung kehilangan kepercayaan diri."

"Waeyo?"

Suara kami menjadi semakin serak menit demi menit. Wajahnya dekat dengan wajahku.

"Aku masih bertanya-tanya, bagaimana aku bisa cukup memuaskanmu."

Ia berbicara sementara kedua tangannya masih bekerja pada pakaianku. Setelah seperti satu tahun lamanya melepas ratusan kancing-kancing itu, sekarang aku berbaring dengan bagian atas tubuhku yang terekspos di depan matanya.

"Kau melakukannya dengan sangat baik di toilet tadi." Godaku.

"Jangan memberiku tatapan macam itu."

"Hmm?"

"Kau menggodaku." Ia menekan tubuhnya padaku. Eomona! Aku bisa merasakan kehangatannya. Ia terlalu kekar.

Dan juga sedikit ramping...

Aku sedikit mengangkat kepalaku untuk menerima ciumannya begitu ia merendahkan tubuhnya. Ini adalah pertama kalinya hal itu terasa sangat berbeda. Ciuman ini terlalu mendebarkan dan menggairahkan. Aku dapat merasakan semangat nafsu yang masuk dan keluar begitu bibir kami bergabung menjadi kesatuan yang utuh.

Kami tahu... Kami mengerti...

Kami berdua sudah menunggu terlalu lama untuk hal ini.

Entahlah... siapapun adakah yang dapat membantuku menjelaskan apa yang sebenarnya sedang kurasakan saat ini? Ini di luar penjelasan. Ini terasa sangat tepat... ini terasa sangat luar biasa!

Book 2: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang