CHAPTER 37 (Pt. 1)

966 89 9
                                    

POV KRIS

Ini adalah dinding Facebook Tao.

Yah... bagaimanapun juga, mahasiswa kedokteran tetaplah mahasiswa kedokteran. Tak peduli betapa playboy-nya pria itu, dia bukanlah tipe orang yang meng-update halaman Facebook-nya secara teratur. Aku menyadari bahwa ia jarang melakukannya. Faktanya, status terakhir yang dipasang di wall-nya adalah saat dia pergi minum dengan Chanyeol dan Luhan, sekitar sebulan yang lalu.

Seperti... demi tumis toge, itu lima belas hari yang lalu! Kris, kau tidak menguntit profil Tao, bukan?

Huft...

Mengingat kembali akan apa yang terjadi beberapa hari yang lau... Errr... Dia mengantarku kembali ke kampus. Walaupun aku berusaha sangat keras untuk membujuknya makan es krim denganku, aku hanya berakhir dengan mendapat omelan darinya karena memakan sesuatu yang dingin dan manis tidak baik untuk luka baru yang kumiliki di wajahku, menurut Dokter Tao yang pemarah.

Bukan berarti aku benar-benar ingin makan es krim. Aku hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya, tapi aku lebih memutuskan untuk mendengarkan calon istriku. Yaa, yaa, yaa... ayolah. Jangan menatapku seperti itu. Kumohon, jangan membenciku? Kemudian dia pulang. Sedangkan aku... yah, aku melompat ke motorku, diam-diam mengikuti mobilnya hingga ia tiba di apartemennya.

Aku beruntung karena ia tidak berhenti dan keluar dari mobilnya untuk mengusirku lagi.

Hahah!

Ayolah, jangan menyalahkanku. Lima hari terakhir ini telah membuatku sangat tergila-gila pada Tao.

Percayalah padaku.

Aku telah memeriksa halaman Facebook-nya setiap hari, menunggunya online. Begitulah gilanya aku terhadapnya.

Benar... Mungkin aku sedikit berlebihan, tapi seperti yang kukatakan, aku mungkin terlihat kasar atau agresif dari luar, tapi dari dalam aku sungguh membutuhkannya.

Hatiku dipenuhi oleh Tao... Tao... Tao... Tak ada yang lain, kecuali Tao.

Perasaan yang kumiliki ini jauh berbeda dari yang pernah kumiliki untuk Kyungie. Dengan Kyungsoo, aku merasa seperti ingin menjaganya dengan baik dan lembut. Entahlah. Anak itu terlihat seperti terlahir untuk diperhatikan, seolah dia selalu membutuhkan seseorang untuk melindunginya.

Sedangkan Tao, dia tidak memiliki kerapuhan semacam itu, bahkan tidak sedikit pun. Ia dapat menjaga dirinya sendiri dengan sangat baik. Aku masih bisa mengingat saat dia menendang pria hingga terjatuh ke lantai dan berakhir dengan nyaris sekarat. Jika kami berkesempatan menjadi sepasang kekasih, aku tidak akan pernah berani pulang terlambat. Dia seorang pria yang tinggi - meski aku masih lebih tinggi darinya - dan tidak terlalu kurus. Mari sebut saja dia adalah definisi dari pria tampan yang sempurna secara keseluruhan.

Bagaimana bisa dia tiba-tiba membuatku sangat merindukannya, huh? Sial!

Sentuhan-sentuhan itu...

Erangan-erangan itu...

Aku salah karena menyebut Tao gila. Faktanya, akulah yang gila.

Uuurgh... kau berlebihan, Kris-ssi!

Aku menghela nafas panjang sambil mengetikkan beberapa kata untuk status Facebook baruku. Hanya inilah satu-satunya cara yang dapat kupikirkan untuk mengekspresikan apa yang kurasakan di lubuk hatiku.

Ini membantu.

Betapa aku berharap Tao akan online untuk melihatnya dan dia akan menyadari begitu banyak lagu-lagu cinta yang juga kupasang di wall-ku.

"Bogosipda... bogosipda..."

Aku memasang status ini di wall-ku, di mana inilah yang paling menggambarkan bagaimana yang sedang kurasakan saat ini. Tak butuh waktu lama sebelum para gadis mulai membanjiri postinganku dengan 'like'. Kemudian teman-temanku juga mulai menambahkan komentar-komentar bodoh mereka. Para idiot itu!

Book 2: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang