CHAPTER 37 (Pt. 2 : Special Chapter)

1K 112 33
                                    

POV TAO

Betapa hari yang sial!

Ini tidak boleh menjadi semakin buruk. Aku hanya hendak pergi ke toilet, ketika tiba-tiba profesor kami memanggilku untuk meminta bantuan. Coba tebak? Dia memberiku satu tas dokumen dengan sangat sedikit informasi mengenai apa yang harus kulakukan dengan semua itu.

Aku ingat dia menyebut-nyebut sesuatu seperti...

"Bawa tas ini ke Fakultas Teknik dan berikan pada profesor yang mengajar Mekanik 101."

Itu saja.

Pertanyaannya adalah, kenapa dia tidak meminta anggota staf fakultas kami yang lain untuk melakukannya? Kenapa hal ini harus terjadi pada seorang mahasiswa kedokteran yang polos, yang sangat ingin pipis seperti diriku? Apakah ada papan petunjuk di wajahku yang memperlihatkan bahwa aku mengetahui Fakultas Teknik dengan sangat baik? Aku tahu aku hanya mengenal beberapa orang dari departemen itu.

Ralat... hanya satu orang dari departemen itu.

Moon tingkat dua Fakultas Teknik yang menjengkelkan itu.

Aku memutar gusar kedua bola mataku setelah menghabiskan sekitar satu jam untuk mencari tempat parkir yang tersedia di sekitar area tersebut. Kenapa ada banyak kendaraan hari ini? Butuh beberapa waktu untuk menemukan tempat yang kosong. Beberapa saat kemudian, aku sudah memegang tas dokumen dengan sedikit ragu untuk memasuki gedung tersebut.

Meski untungnya, aku tidak datang kesini sendirian. Aku membawa temanku yang paling tampan sedunia atau bahkan sejagad raya (?) denganku.

"Pergilah. Aku akan menunggu disini." Ujar Chanyeolie sambil menahan kantuk. "Betapa hari yang sial buatmu untuk diminta melakukan sesuatu seperti ini oleh Profesor Ahjuma."

"Sepertinya dia sudah mengincarku untuk melakukan ini sejak pagi-pagi sekali." keluhku. "Ayolah, bantu aku menemukan profesor yang mengajar Mekanik 101 itu."

"Demi pucuk daun toge pilihan, bagaimana aku tahu?"

"ltulah kenapa kau harus membantuku."

"Kenapa kau sangat takut untuk pergi ke fakultas ini? Lagipula, kau sudah berkencan dengan banyak orang di sini." Chanyeolie mulai curiga.

"Aku tidak takut."

"Kau terlihat khawatir."

"Sialan, Chan. Diam atau aku akan memberitahu istrimu bahwa kau memberi Krystal les pribadi beberapa hari yang lalu."

"Kau yang diam. Itu bukan les." Dia balas berteriak padaku. "ltu hanya jawaban singkat untuk sebuah pertanyaan yang bahkan tidak sampai lima detik."

"Aku tidak peduli. Ikut aku." selalu sangat menyenangkan mengalahkan Chanyeolie dalam hal apapun. Dia bertindak seperti seorang diktator atas diriku dan Luhan, tapi saat Kyungie memasuki kehidupannya, dia benar-benar menjadi potongan daging yang mudah dikunyah.

Kami berjalan memasuki lantai dasar gedung utama dengan aku yang merasa sedikit takut. Biasanya, kapanpun aku datang ke tempat ini, akan selalu ada seseorang yang menungguku atau membawaku berkeliling... Tapi hari ini, aku di sini sendirian tanpa mengetahui dimana letak ruangan para pengajar, sebab aku tidak pernah berada di lantai atas sebelumnya.

Yah, aku selalu bisa bertanya pada seseorang di sekitar.

Andai saja ada seseorang yang dapat kami hampiri untuk bertanya... Tapi hari ini, kelihatannya aku tidak dapat menemukan siapapun. Di hari-hari biasanya, ada orang-orang yang duduk di bagian gedung ini. Aku menatap Chanyeolie untuk meminta pendapatnya, tapi dia terlihat tidak mengkhawatirkan apapun, terutama dengan anggapan bahwa ini ditugaskan kepadaku. Dia bertingkah seolah ia ingin kembali untuk tidur di asramanya.

Book 2: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang