CHAPTER 33 (Pt. 2)

1.1K 143 22
                                    

THE INSANE MED GANG'S NOT SO ORDINARY DAY


POV CHANYEOL


"Dengar, yeorobun... hari ini kita akan berkeliling Pasar Terbuka untuk meminta sumbangan, oke? Kalian harus lebih berdedikasi dalam tugas ini karena kita tidak punya banyak waktu yang tersisa, dan terutama..." pimpinan proyek kelompok kami – seorang yeoja jenius dengan nilai tertinggi dari fakultas kami – berpaling untuk berhadapan dengan kami. "Luhan, Tao, dan kau, Dokter Chanyeol! Kalian bertiga diwajibkab untuk bergabung dengan kami karena kalian meninggalkan aktifitas kita sebelumnya. Demi acar toge, aku sama sekali tidak tahu apa yang kalian lakukan, tapi kali ini kalian harus berusaha keras untuk membidik target kita. Kalian tahu... semua wanita di dalam pasar. Aratji?"

Aku memutar kedua bola mataku dengan jengkel. Isi kepalaku meneriakkan kata 'membosankan' atas ide tersebut, saat aku berpaling untuk melihat teman-temanku. Biasanya, aku harus bekerja sama dengan penyelenggara di balik layar. Tidak dengan salah satu staf yang bekerja keras di garis depan.

Sial! Aku berencana untuk membawa Kyungsoo ke restoran hotpot. Tapi dengan apa yang diminta oleh staf untuk kami lakukan, kurasa aku tidak jadi pergi bersamanya lagi.

Aku juga tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan teman-temanku. Luhanie bermain dengan ponselnya siang malam. Seseorang mengirimkan pesan padanya tanpa henti hingga membuatnya menampilkan wajah jengkelnya tiba-tiba. Tapi dia tetap menanggapi setiap pesan yang ia dapatkan dari siapapun itu hingga mereka berakhir dengan saling bertukar pesan.

Yah... seseorang dengan nama 'oohsehun' terlihat di ponselnya. Dia sudah jatuh hati, aku tahu itu... Dia hampir terpikat oleh pria dari Fakultas Teknik itu.

Bagaimana dengan yang satunya, huh? Pria ini terlihat kesal terhadap sesuatu untuk alasan yang tidak diketahui. Aniya. Dia emosi hingga ke tingkat tertinggi dimana Luhan dan aku tidak berani untuk bertanya atau kami berdua akan mati. Aku dapat menebaknya saat dia melempar ponselnya pada Luhanie dan menyuruhnya untuk membuangnya. Aku berusaha mengintip isinya, tapi SIALAN!!! Dari mana datangnya semua panggilan tak terjawab itu? Ada sekitar ratusan panggilan tak terjawab yang terlihat di layar ponselnya seolah ponselnya hampir meledak sewaktu-waktu.

Demi toge-toge bersayap, apa sebenarnya yang sedang terjadi? Apa yang sudah kulewatkan? Aku ingin tahu bagaimana kalian berdua bisa dirayu dan dikejar sekeras ini oleh entah siapa, tepat di belakangku.

"Tao-ya... gwaenchana?" aku meraih lengan sahabatku begitu aku menyadari bahwa ia berjalan dengan aneh, seperti mau pingsan. "Demi penjinak toge, apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Salah olahraga atau apa?"

"Semacam itulah." Dia masih terlihat sedikit marah.

"Kudengar kau pergi minum dengan Yifan dan teman-temannya. Seharusnya kau meneleponku, dasar bajingan egois." Keluh Luhan.

Mungkin dua baris kalimat terakhir itulah yang hampir menyebabkan Tao tiba-tiba meledak. Luhan dan aku saling bertukar wajah bingung. Kami sedang membawa papan proyek yang bertuliskan : 'Sumbangkan Cintamu untuk Anak-anak' di bawah gedung fakultas kami, saat aku melihat jaket biru Fakultas Teknik yang familiar dari kejauhan.

Dia berjalan ke arah kami begitu melihat kami. Aku memasang wajah waspada. Kris sama sekali tidak pernah berkeliaran di tempat ini. Aku ingin tahu apa yang diinginkannya sekarang, huh?

"Yifan-ah... annyeong haseyo." Luhan menyapa hangat Moon tingkat dua Fakultas Teknik, tapi dia terlihat mengabaikannya. Sebaliknya, dia berjalan dengan sangat cepat ke arah sahabatku yang lainnya, Zitao.

Book 2: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang