CHAPTER 39

974 106 4
                                    

POV LUHAN

"Zhoumi ge!"

Aku cepat-cepat keluar dari mobil. Ini buruk. Aku yakin wajahku menunjukkan betapa terkejutnya diriku di depan kakak tertuaku saat ini. Kurasa kaca jendela mobil tidak cukup gelap untuk menyembunyikan semua yang telah terjadi di dalam untuk tidak disaksikan oleh Zhoumi ge.

"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan dengan pria itu?!?!" Tanyanya dengan nada membentak. Hampir cukup keras untuk didengar oleh para tetangga akan apa yang sedang terjadi.

Apa yang akan kulakukan sekarang? Zhoumi ge adalah kakak sulungku dan dia pasti sangat terkejut melihat kami melakukan hal semacam itu di depan rumah kami. Aku bisa melihat tubuhnya gemetar. Jelas ia nampak terkejut dan sangat marah di waktu yang bersamaan.

Aku merasa kaku dari ujung kepala hingga kakiku. Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi aku juga tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku hanya dapat menggunakan buku-buku jariku untuk terus-menerus memukul kepalaku. Seharusnya aku mengatakan sesuatu untuk membuat situasi yang buruk ini menjadi lebih baik.

"Annyeong haseyo..."

Seseorang di belakangku berusaha untuk membantu, tapi aku tidak tahu apakah dia mampu membuat keadaan menjadi lebih baik atau bahkan lebih buruk, membuatnya semakin rumit.

Sehun berkepala dingin. Dia sama sekali tidak terlihat terkejut akan situasi yang sedang kami hadapi... bahkan tidak sedikitpun. Sebenarnya ini adalah pertama kalinya aku melihatnya bertindak seperti ini.

Lagi-lagi, ia lebih muda dariku tapi dia menghadapi masalah dengan cara yang sangat dewasa.

"Siapa kau?" Zhoumi ge menatap Sehun dengan curiga.

"Aku kekasih Luhan, hyungnim."

Jawabannya membuatku segera memalingkan wajahku padanya. Sehun tidak memandangku kembali, tapi sepasang matanya terpaku pada kakakku yang wajahnya telah memerah karena marah.

Aku menelan ketakutanku dan memutuskan untuk mengikuti permainan. Aku tidak punya pilihan selain mempercayainya dalam memperbaiki masalah ini.

"Kekasih?"

"Ne. Kekasih." Sehun merangkulkan lengannya di sekeliling bahuku. Ia mungkin terdengar tenang, tapi aku dapat merasakan jantungnya yang berdetak kuat di dalamnya.

Zhoumi ge memperhatikan kami beberapa saat, kemudian berpaling. Ia bertingkah seolah ia tidak mau tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Aku mengangkat kepalaku untuk melihat orang yang berada di sampingku, yang sedang tersenyum melirikku. Ia mungkin khawatir aku akan memarahinya nanti, karena tidak mengatakan yang sebenarnya, itulah kenapa dia kembali tersenyum dan memintaku untuk tetap diam. "Sssttt..."

Kenapa aku harus diam? Aku hanya ingin tahu bagaimana ia bisa seberani ini menghadapi keluargaku tanpa rasa takut. Ia bertindak tenang di depan kakakku, sejak ia keluar dari mobil.

"Aku tahu hal semacam ini cukup biasa akhir-akhir ini... Aku juga mempunyai beberapa teman gay." Zhoumi ge mengatakannya lebih seperti bergumam pada dirinya sendiri ketimbang berbicara denganku. "Tapi kuberitahu padamu, Luhanie. Kelakuanmu mengejutkanku. Kalian berdua sedang berada di depan rumah kita."

"Ini sepenuhnya adalah kesalahanku, ge."

"Animnida, ini salahku." Seharusnya aku tidak membiarkan Sehun menerima semua kesalahan. "Jeongmal jwosonghamnida, hyungnim."

Zhoumi ge pasti sudah cukup pusing akan semua yang terjadi. Ia menatapku seolah ia mempunyai begitu banyak pertanyaan untuk ditanyakan, tapi kali ini para anggota keluargaku sudah keluar dari rumah setelah mereka tahu bahwa aku sudah tiba. Dia tidak berani membicarakan hal ini di depan mereka.

Book 2: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang