PROLOG

7K 213 0
                                    

"BANGSAT! NGOMONG JANGAN DIAM AJA!"

Makian yang berupa teriakan itu terdengar sangat lantang. Dia berteriak keras membuat lawan bicara nya diam. Urat-urat dileher nya nampak terlihat dengan jelas. Wajah nya nampak memerah menahan amarah.

Bahkan semua orang disana sampai tidak ada yang berani menolong lelaki berbadan tegap juga kekar itu. Dia diam tak bicara tidak bisa bisu tapi dia tidak bisa melawan lelaki yang tadi membentak nya. Benar-benar salah pilih lawan.

Para murid pun yang lainpun malah lebih asik menonton. Dengan tatapan takjub bercampur ngeri. Taman belakang sekolah ini memang tempat yang sangat pas untuk menonton kejadian seperti ini. Luas serta jauh dari jangkauan para guru.

"SIALAN MULUT LO MAU GUE ROBEK HAH?! "tanya lelaki dengan berteriak tajam. Mata elang nya menatap lawan bicara nya dengan ganas.

Dilihat dari penampilan nya saja. Semua orang bisa dengan mudah menyimpulkan bahwa lelaki bermata elang itu adalah tipe anak yang suka melanggar aturan sekolah. Bukan tipe anak baik-baik.

Terlihat sekali dari rambut nya yang acak-acakan. Seragam sekolah yang tak dimasukan kedalam celana sekolah berwarna abu nya. Kancing seragam atas yang terbuka dengan sengaja memperlihatkan ada nya kalung berbentuk taring. Membuat kesan badboy nya tampak terlihat jelas.

Tapi mau ditilik dari titik manapun tidak bisa dipungkiri bahwa lelaki bermata elang itu memang sangatlah tampan. Terlebih dilihat dari rambut nya yang acak-acakan dan basah karena terkena air keringat milik nya sendiri. Bukan nya terlihat menjijikan lelaki bermata elang itu malah terlihat berkali-kali lipat lebih tampan. Membuat para gadis yang tengah menonton tanpa sadar memekik heboh dan beberapa menahan nafas.

Lelaki itu menggeram kesal. Karena sedari tadi lawan bicara nya hanya diam saja. Tak melakukan reaksi apapun. Bahkan tidak membela diri sama sekali.

"LO GODAIN CEWEK GUE KAN?!"tanya lelaki bermata elang itu berteriak kembali sama sekali tidak perduli dengan keadaan sekitar yang mulai tampak ramai.

Setelah lama diam lelaki yang menjadi lawan bicara nya itu mengangguk mantap. Tersenyum sinis. Dia menjawab dengan tengil nya.

"Abis nya pacar lo enak buat dipakek,"

Lelaki bermata elang itu langsung menggertakan gigi nya kesal. Tangan nya terkepal hingga buku jari-jari nya memutih. Dia marah besar.

Lelaki bermata elang itu langsung menyerang lelaki yang menjadi lawan bicara nya. Habis sudah rasa sabar nya. Kesabaran nya benar-benar dipermainkan.

Tak tanggung-tanggung dirinya langsung memukul rahang lelaki berbadan tegap itu hingga terdengar suara tulang yang retak. Pukulan itu terlalu kuat.

Tidak puas dengan memukul rahang lawan bicara nya lelaki bermata elang itu kembali menendang perut lawan nya dengan beringas. Dirinya benar-benar seperti orang kerasukan.

"Udah woy! Rangga!" kata seseorang berteriak.

Namun teriakan nya sama sekali tidak di gubris. Lelaki bermata elang yang diketahui bernama Rangga itu malah menarik kerah lawan nya menatap nya tajam. Serasa tidak memberi ampun pada lawan bicara nya.

"Anjir gue nggak di dengerin," kata orang yang tadi berteriak dengan menggurutu kesal.

Sempat diam beberapa detik. Lelaki yang tadi berteriak itu langsung tersenyum cerah. Berbalik arah untuk menemui April.

April Meisandria.

Seorang gadis yang menjadi kekasih dari lelaki bermata elang itu.

🌜🌜🌜

Rangga&April     (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang