02|LUKA SEKILAS

3.4K 147 0
                                    

April memasukan barang-barang nya ke dalam tas bermotif bunga milik nya. April bersenandung pelan. April beberapa kali berdecak karena selalu lupa akan lirik lagu yang ia nyanyikan,entah, karena lirik lagu nya terlalu sulit dihapal,atau memang April nya saja yang sering lupa lirik lagu.

"Pril, lo balik sama Rangga?"tanya teman nya yang memakai bando berwarna hitam. Memiliki rambut panjang sebahu, bermata bulat serta kulit yang putih. Alma namanya.

"Gue nggak tahu, tapi kata nya, dia nunggu gue di parkiran,"ucap April sambil menyampirkan tas nya itu di bahu kanan nya.

"Gue balik sama lo aja deh, Feb,"kata Alma pada Febby. Febby berambut sepunggung ,mata nya agak sipit meski begitu dia memiliki bulu mata yang lentik. Membuat mata nya terlihat indah.

Febby memutar bola mata nya malas, "Hello, emang nya kemarin-kemarin lo pulang sama siapa? Sama Aladin pake karpet terbang? Nggak kan, balik tiap hari nebeng gue aja so alibi pake nanya segala,"ucap Febby sewot,nah begitu Febby jika bicara sedikit memakai otot,tapi tenang Alma,bahkan April sudah terbiasa dengan sikap Febby yang asal jeplak.

Alma meringis. "Basa-basi aja sih,biar dikira tau diri, ya nggak Pril?"tanya Alma pada April.

April mendelik, "Iyah, nggak ya?"

"Sialan lo!"umpat Alma kesal. Membuat semua yang ada disitu terkekeh geli,"Yaudah yu cabut,"ajak Alma lalu berjalan terlebih dahulu.

🌜🌜🌜

April serta teman-teman nya sampai di parkiran. April celingukan mencari keberadaan Rangga. Motor Rangga masih terpakir rapi di parkiran,tapi Rangga sama sekali belum menampakan batang hidung nya.

"Mana kata nya Rangga nungguin lo di parkiran,"ucap Alma sambil mengedarkan pandangan nya,tapi Rangga sama sekali tidak terlihat.

April mengedikan bahu nya. "Gue nggak tahu, Rangga bilang dia udah nunggu di parkiran,"ucap April sambil celingukan."Tapi kok, nggak ada ya?"

Alma berdesis."Emang ya, si tukang pukul itu, bikin kesel aja, gemes gue lama-lama. Yaudahlah Pril, balik bareng gue aja."

Febby melirik Alma sinis. "Gue ya? Gue?"

Alma menyampirkan tangan nya di bahu Febby. Tersenyum menjijikan. "Kita maksud nya. Lo baper banget, sih."

Febby hanya memutar bola mata nya malad. Alma memang begitu selalu bersikap berlebihan.

"Rangga mana ya?" tanya April entah pada siapa. Ia takut, jika Rangga malah berkelahi lagi.

"Itu Rangga."menunjuk Rangga dengan dagu nya. "Eh kok sama mantan nya sih? Wina tuh. Anjing! Samperin, Ma."Febby hendak berjalan, tapi tangan nya ditarik oleh April.

April menggeleng pelan."Nggak usah, biarin, mungkin mereka ada urusan." April berusaha tersenyum. Padahal kedua sahabat nya tahu bahwa dunia April tengah tidak baik-baik saja.

"Pril, ta—"

"Gue baik, kita pulang aja oke?" pinta April nampak memohon. April sedang berusaha kuat, bisakah kedua sahabat nya mengerti.

"Yaudah oke."

🍃🍃🍃

"Pril ada Rangga tuh di bawah,"ucap Ani–Bunda April. Ani heran sudah mengetuk pintu beberapa kali, namun April masih tidak mau membuka pintu, ataupun sekedar berteriak dari dalam. April belum bersuara dari tadi sore.

Ani menghela nafas pelan. "Kenapa sama anak itu?" Ani menggeleng memilih turun lagi ke bawah untuk menemui Rangga yang sedang duduk cantik bersama Janual–adik April. Rangga dan Janual memiliki hobi yang sama yaitu menonton bola.

"Rangga, April masih belum mau membuka pintu,"ucap Ani nampak ikut duduk di samping Janual. "Kalian bertengkar?"

Rangga menggeleng."Nggak Tante, kita nggak berantem." Rangga sangat yakin dengan itu. Saking yakin nya Rangga sampai lupa, jika ada hati yang tersakiti,  karena sikap labil nya.

"Kamu yakin?"

🌜🌜🌜🌜

Gimana kalau vote and comment?

Rangga&April     (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang