12|PASAR MALAM

2.2K 93 0
                                    

Rangga menggenggam tangan April. Cowok itu seolah takut kalau April hilang di tengah keramaian. Nyatanya sampai kapan pun Rangga tidak akan siap kehilangan cewek yang kini tengah tersenyum ke arah nya. Mengeratkan genggaman pada tangan mungil itu sambil mengayunkan nya.

Malam ini Rangga mengajak April ke pasar malam. Tentu saja agar cewek itu tidak marah lagi. April mudah sekali, jika di rayu. Apalagi kalau sudah di iming-imingi gulali April pasti akan berhenti marah.

April terkikik, menikmati ayunan tangan mereka berdua." Kenapa, ya, Ga. Aku selalu suka cara kamu, selalu  berhasil ngebuat aku nyaman."

Rangga menoleh.

"Cara kamu sederhana, tapi aku selalu suka. Maksudku, aku bener-bener nggak butuh hal yang mewah. Saat sama kamu semua nya kaya istimewa,"ujar April tersenyum. Menghadapkan wajah nya ke depan.

Rangga tersenyum. Pandangan nya kembali terarah ke depan." Gue sudah milih lo buat jadi milik gue. Air mata yang keluar dari mata lo saat itu, ngebuat gue bener-bener merasa gagal. Tapi, wahai April, percayalah. Gue sangat sayang sama lo."

April menoleh pada Rangga."Se–sayang apa?"

"Lebih dari gue sayang sama diri gue sendiri."

Jawaban itu mampu membuat April terdiam. April merona. Ada sesuatu yang merambat dalam hati cewek itu. Hangat, hingga menjalar ke darah nya. Membuat darah April berdesir hebat.

Rangga tersenyum miring. Menggoda April adalah hal yang paling ia sukai. Cewek itu mudah sekali merona.

"Mau beli gulali?"

"Yes, bos!!"

🍃🍃🍃

"Pril, naik biang lala, lo berani nggak?"

April yang tengah duduk di samping Rangga sambil memakan gulali berwarna biru, kini fokus nya teralihkan pada Rangga yang tengah berdiri sambil menatap benda besar yang tengah berputar. Terlihat menyenangkan, tapi juga menegangkan.

April takut kalau biang lala itu berhenti, saat dia tengah di atas.

Menyeramkan.

"Nggak, ah, Ga."April menggeleng." Kalau tiba-tiba, biang lala nya nge–gelinding, gitu, 'kan nggak lucu."

Rangga menoleh ke arah April. Tertawa sedikit kencang." Itu bukan ban, April."

"Ya, tapi, 'kan takut, Ga."

"Cupu."Rangga tersenyum miring.

April melotot tidak terima." Aku nggak cupu, Rangga Hadiwinata." April berdiri menatap Rangga sinis.

"Yaudah, kalau lo berani kita buktiin, April Meisandra."

"Siapa takut?" April bertolak pinggang. Mencondongkan tubuh nya ke arah Rangga.

"Let's try."

🍃🍃🍃

Ayoo siapa yang nunggu mereka. Suka nggak sama April dan Rangga?

Vote and comment ya.

Aku cintah kalian.🌻🌻🌻🌻


Rangga&April     (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang