13|BIANG LALA

2.1K 99 0
                                    

April memeluk tangan Rangga. Cewek itu sampai tidak berani melihat ke bawah. Memilih menyembunyikan wajah ke dada Rangga yang terlihat gemas dengan tingkah April.

April gemetaran. Kaki dan tangan cewek itu bahkan terlihat lemas.

"Pril, lihat dulu, ini indah. Gue nggak bohong,"ujar Rangga mencoba merayu.

April menggeleng.

"Lihat dulu, kalau lo nggak mau lihat, lo akan jatuh." Rangga menahan senyum nya. April harus di paksa agar cewek itu sesekali menurut pada nya.

April melihat ke arah bawah sedikit demi sedikit. Mata cewek itu seperti curi-curi pandang. Sampai tangan Rangga memutar kepala April dengan menyentuh kedua pipi cewek itu.

"Lihat, tuh. Bagus, 'kan?"

Mata April berbinar. Saat di atas seperti ini kota Jakarta terlihat lebih indah. "Ga, bagus banget."

April terkagum-kagum. Cewek itu sampai melepaskan pelukan nya pada Rangga. Mendekat lebih pinggir ke arah jendela biang lala itu, meninggalkan Rangga.

"Wahh, bagus. Rumah aku dimana, ya, Ga?" tanya April.

"Sekolah kita yang mana?"

Rangga tertawa. Cowok itu menatap April dalam diam. Menyenangkan April adalah hal yang paling ia sukai.

"April, jangan deket-deket jendela."

"Lo b—"

April tiba-tiba saja memeluk nya erat. Rangga yang tidak siap dengan serangan mendadak itu hampir terjengkang ke belakang.

"Makasih, Ga." April memeluk Rangga. "Aku bahagia."

"Gue juga, Pril."

🍃🍃🍃

April duduk di salah satu kursi panjang dekat perpustakaan. Cewek itu memainkan ponsel di tangan nya. Membaca cerita di salah satu aplikasi berwarna orange. Memilih duduk sendirian tanpa di ganggu oleh orang.

"Sendirian aja, Mbak?"

April menoleh, menemukan Rangga yang tengah menatap nya geli. "Ngapain disini, Ga?"

"Ini tempat umum," ujar Rangga. "Emang nya salah, ya, kalau gue nyamperin pacar gue sendiri?"

"Siapa pacar kamu?"tanya April sama sekali tidak mengalihkan perhatian nya dari ponsel.

"Ibu penjaga perpustakaan,"jawab Rangga.

"Oh."April manggut-manggut.

Rangga menarik dagu April. Agar mata cewek itu mau menatap nya. "Lo nggak cemburu?"

"Nggak sama sekali."

"Loh kok gitu?"

"Cemburu sama cewek yang nggak dicintai sama kamu, cuma ngebuang waktu."

Rangga tersenyum mendengar jawaban April. Tangan cowok itu terlepas dari dagu April. Memilih menidurkan diri dengan paha April sebagai bantalan.

"Ga, geli." April menyimpan ponsel di kantung nya. Berusaha mengangkat kepala cowok itu dari paha nya yang terasa geli.

Rangga mengambul buku dari kantung nya. Menjadikan itu sebagai alas di paha April. Cowok itu tahu kalau April kegelian. Dua tahun sudah cukup mengenal semua tentang April.

Rangga memejamkan mata. Memilih menikmati setia elusan di rambut nya. Cowok itu selalu suka kalau April memanjakan dirinya seperti ini. Entalah ada kebahagiaan yang sulit ia jelaskan.

Rangga sedikit bersyukur ketika kursi dekat perpustakaan ini sangat sepi.

Tidak perlu khawatir. Tidak akan ada yang menganggu nya.

🍃🍃🍃

VOTE AND COMMENT YAA.

ITU SANGAT BERHARGA.

Rangga&April     (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang