01|MILIKKU

3.9K 179 0
                                    

"Jangan marah dong. Maafin gue ya," kata nya membujuk. Dirinya bahkan sudah berlutut di depan gadis yang masih setia duduk di banggu nya itu.

Gadis itu menghela nafas."Kamu udah sering bohong sama aku Ga,ngapain coba kamu berantem cuma gara-gara aku?"

RANGGA HADIWINATA lelaki itu terus merengek-rengek bagai anak kecil yang meminta uang pada ibu nya. Lelaki yang dengan mudah bisa membuat kekacauan dimanapun, kini malah dengan tak malu nya berlutut di depan gadis yang amat dicintai nya.

Orang-orang yang ada dikelas April pun dengan sesekali melirik mereka berdua dan ada juga yang tak segan  menjadikan pertengkaran sepasang kekasih tersebut sebagai tontonan gratis.

Rangga sama sekali tidak perduli hal itu. Yang penting dirinya bisa mendapatkan kata maaf dari sang kekasih. Rangga tidak bisa jika harus berlama-lama bertengkar dengan April. Takut Rindu.

April sendiri malah lebih memilih membuang muka. Kesal karena Rangga yang tidak pernah mau berubah, jika tidak berkelahi ya berbohong. Bikin lelah hati saja.

Rangga mencolek dagu April. April hanya berdecak. Malas menjawab.

"Maaf Pril," ucap Rangga menunduk sedih. Rangga benar-benar tidak bisa jika melihat April marah.

April mengibas-ngibaskan tangan kanan nya."Nggak usah drama."April menatap malas pada Rangga.

Rangga berdiri lalu berjalan kearah pintu dengan santai.

April melirik Rangga lewat ekor mata nya. Merasa penasaran dengan apa yang akan di lakukan oleh lelaki gila itu.

Tiba-tiba Rangga mengambil sapu. Menjadikan sapu yang dipegang nya sebagai microphone lalu berteriak kencang.

"OKE SELAMAT SIANG SEMUA NYA. GUE RANGGA, PASTI UDAH PADA TAHU DONG YA. NGGAK USAH BANYAK BACOT LAH YA!! GUE CUMA MAU NYANYIIN SEBUAH LAGU DISINI!!"

"GUE PERSEMBAHKAN LAGU INI UNTUK GADIS YANG PALING GUE CINTA DI SELURUH SEKOLAH INI!!"teriak Rangga hingga dirinya menjadi pusat perhatian.

April memelotkan mata nya kesal. April menutup wajah dengan buku catatan milik nya. Rangga itu selalu saja membuat nya malu dengan segala tingkah nya, tapi akhir nya selalu sama. Rangga akan membuat dirinya salah tingkah sendiri.

Semua nya bersiap mendengar Rangga bernyanyi. Semua nya menatap Rangga dengan tersenyum. Rangga seolah adalah magnet yang mampu menarik semua nya agar mendekat ke arah nya. Mereka sampai lupa, jika lelaki yang ada di hadapan mereka sudah mempunyai kekasih. Pesona Rangga terlalu kuat.

Mereka tersenyum ketika Rangga mulai mengambil nafas hendak bernyanyi.

"SATU-SATU RANGGA PACAR APRIL." Rangga mulai bernyanyi.

"DUA-DUA RANGGA CINTA APRIL."

"TIGA-TIGA RANGGA MILIK APRIL."

"SATU DUA TIGA RANGGA SAYANG  APRIL."

Semua nya menganga lebar. Mengerjapkan mata mereka lebar. Mereka kira Rangga akan menyanyikan sebuah lagu romantis yang mampu membuat hati mendadak menghangat, tapi kenyataan nya salah besar. Rangga malah berteriak layaknya komandan paskibra yang tengah mengkomandokan sebuah intruksi.

Lagu balon ku pula. Rangga mungkin lupa, jika April sudah dewasa.

Memang ya ekspetasi terkadang tak sesuai dengan harapan.

Setelah selesai menyanyi Rangga tersenyum. Wajah Rangga nampak bangga seolah-olah Rangga baru saja selesai mengadakan konser besar. Rangga menatap April jahil.

"Terimakasih,terimakasih,"ucap Rangga membungkukan badan nya berulang kali.

April masih menutup wajah nya dengan buku nya. April sesekali mengintip lewat buku yang ia buka sedikit demi sedikit.

Rangga menyisir rambut nya ke belakang."Yang mau minta tanda tangan gue nanti dibelakang panggung ya."

April menggeram. Percaya diri sekali Rangga itu.

Rangga berjalan kembali ke arah April dengan gaya nya yang nampak tengil.

April memutar bola mata nya jengah. Rangga itu terlalu lebay.

"Gimana tadi penampilan gue? Keren kan? Udah mirip Judika banget,"kekeh Rangga dengan percaya dirinya.

April mendengkus pelan"Percaya diri banget sih."

Rangga terkekeh pelan lucu melihat ekspresi kesal di wajah kekasih nya itu. Menggemaskan.

"Pril pulang bareng nggak?"tanya Rangga seperti menggoda.

April mendelik tajam"Nggak! Aku bareng sama Farhi,"ucap April bohong.

Rangga menggembrak meja. Farhi salah satu teman seangkatan yang menyukai April. April memang tidak banyak merespon hanya sesekali menyapa saja jika bertatap muka, tapi bagaimanapun Rangga tahu si Farhi itu mempunyai perasaan lebih terhadap kekasih nya,maka dari itu Rangga selalu memperhatikan tingkah kakak kelas nya yang satu itu.

"Ah nggak ya, gue nggak akan rela lo pulang bareng dia, enak aja, yang pacar lo itukan gue, bukan dia. Awas aja,"ucap Rangga sambil mengepalkan tangan nya menjadi tinju.

April tersenyum mengejek, "Awas kenapa? Aku nggak takut kok sama kamu. Ih Farhi, dedek cinta kamu,"kata April dengan wajah dibuat seimut mungkin,sengaja agar membuat Rangga cemburu. April selalu suka jika melihat cemburu.

"Nggak usah kaya gitu,Pril. Lo tuh ya,untung pacar gue,"ucap Rangga yang sudah terbakar cemburu. April selalu bisa membuat perasaan nya tak karuan.

April mengedikan bahu nya acuh lalu kembali membaca buku. Rangga menarik buku yang tengah dibaca April kesal. "Buku lebih menarik ya dibanding gue?"tanya Rangga tersenyum kecut.

April berdiri lalu mengusap pipi Rangga,membuat darah Rangga berdesir karena nya. April selalu bisa membuat Rangga berada dalam keindahan yang berasal dari yang namanya cinta.

April mengecup pipi Rangga singkat,membuat semua yang ada disitu memekik tertahan, bahkan Rangga mematung ditempat.

"Hukuman, karena kamu udah berisik di kelas, aku," ucap April sambil berkacak pinggang. April benar-benar harus menyembunyikan kegugupan nya.

"Gue berisik lagi aja deh,boleh nggak?"tanya Rangga menaik turunkan kedua alis tebal nya.

April berdecak ringan."Ke kelas kamu sekarang,atau aku pulang sama Farhi?"ancam April memasang wajah galak.

Rangga mengacak rambut pelan."Oke, lo emang paling bisa bikin gue nggak berdaya, gue ke kelas dulu,"ucap Rangga lalu mengelus rambut April."Semua nya gue titip April, jangan di galakin loh yah,awas aja kalau kalian bikin dia nangis,gue patahin tulang kalian yang ada disini," ancam Rangga yang langsung di hadiahi cubitan manja oleh April.

"Malu tahu,"ucap April sambil menahan senyum nya. "Sana ah,"usir April.

"Iya sayang," ucap Rangga lalu berbalik. Rangga berjalan menjauhi April yang kini tengah menatap punggung tegap itu dengan tatapan penuh cinta.

"Rangga,"panggil April sedikit berteriak. Rangga menoleh lalu menaikan sebelah alis nya. "Jangan berantem lagi," ucap April malu-malu.

Rangga terkekeh lalu mengangguk.

🌜🌜🌜

Rangga&April     (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang