"Ga, kamu yakin mau belajar di rumah kamu, aku malu takut ada Ayah, sama Mama kamu." April berdiri di dekat motor Rangga. Sedangkan Rangga berada di atas motor nya.
"Lo pacaran sama gue udah tahun, Pril. Udahlah, biasanya juga lo malu-maluin."Rangga terkekeh pelan.
April menonjok pelan bahu Rangga. "Nggak lucu, Ga. Pulang lagi, ah." April hendak pergi, tapi Rangga keburu mencekal lengan nya.
"Ngambek terus, lo suka banget ngambek. Nggak bisa ya suka sama gue doang?" Rangga menggeleng. Menarik lengan April. Berjalan ke rumah yang kini di tinggali oleh nya.
April mengerucutkan bibir nya kesal. Rangga selalu seenaknya. Sikap cowok itu terlalu otoriter. Meski tidak posesif, tapi cowok itu selalu terkesan memaksa. Dan bodohnya April tidak pernah bisa menolak si pemaksa seperti Rangga.
Rangga masuk dengan April yang memilih menunduk.
"MA, ADA CALON MANTU!!" teriak Rangga pada Mama nya yang tengah menonton di ruang keluarga.
Rangga mendekat ke arah Mama nya. Melepaskan genggaman tangan nya pada April dengan terpaksa. "Ma, ada menantu, Mama."
Rose—Mama Rangga tersenyum mencubit perut Rangga. "Kamu ini."
April tersenyum ke arah Rose. Cewek itu mencium punggung tangan Mama Rangga. "Ma, apa kabar?"
"Sehat, Mama sehat. Kamu gimana? Kapan ada rencana putus sama Rangga?" Rose tertawa pelan.
Rangga mendelik memilih memainkan rambut April.
April tersenyum. "Belum ada rencana, Ma."
Rose tertawa mendengar penuturan kekasih Rangga itu. "Cepet-cepet rencanakan ya."
"Ma,"rengek Rangga. "Kita sampai kapan pun nggak akan putus."
"Ayo Pril ke kamar gue, kita belajar." Rangga tersenyum ke arah April.
April terkekeh, lalu mengangguk. Tatapan cewek itu mengarah pada Mama Rangga. "Ma, aku ke kamar Rangga dulu."
"Gih, sana. Belajar yang bener."
"Iya," sahut Rangga malas.
"Iya, Ma."April tersenyum.
🍃🍃🍃
"Ga, lihatin dong. Jangan maen game mulu."
Saat ini mereka sudah berada di kamar Rangga. Niat hendak belajar malah Rangga yang keasikan main game sambil tiduran di paha April. Membuat sang empunya paha menggeram. Kesal bukan main. Sedangkan Rangga malah merasa tidak berdosa dengan beberapa kali berteriak kemenangan memainkan game nya.
Apa semua cowok seperti itu?
April menjambak rambut Rangga pelan. Membuat Rangga sedikit memekik tertahan. Apalagi posisi mereka yang membuat April dengan leluasa menganiaya cowok itu.
"Sakit, bep." Rangga duduk menghadapkan wajah nya pada April dengan nelangsa.
"Apa? Bep? Ih jijik, aku nggak suka kamu manggil aku kaya gitu," kata April. Mata cewek itu menatap Rangga yang tengah membenarkan letak tatanan rambut nya.
"Bep," kata Rangga semakin usil.April memutar bola mata malas. "Aku pulang, nih." April mengancam.
"Jangan Pril, ngambekan banget, edan." Rangga menggeleng.
"Iya udah sekarang belajar."April menarik buku yang ada di samping nya. "Isi ini." April memerintah.
Rangga mengambil buku itu. "Ini mah gampang."
"Kerjain coba."
"Iya bep."
"RANGGA!!"
🍃🍃🍃
VOTE AND COMMENT KALAU UDAH BACA.
AKU CINTA KALIANN
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga&April (COMPLETED)
Teen Fiction(USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!) Ini kisah sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama bertahun-tahun. Rangga dan April. Awal nya semua nampak baik-baik saja,hingga April mulai lelah karena terus dibohongi oleh Rangga. *** "Rangga...