09|KESENANGAN SESAAT

2.4K 109 0
                                    

April membolak-balikan amplop yang ada di ada di tangan nya. Menatap amplop berwarna coklat itu dengan tatapan heran. Ia sangat yakin, kalau ia sama sekali tidak mempunyai penggemar rahasia. Lagipula siapa juga yang ingin berurusan dengan April? Mengingat April mempunyai penjaga yang luar biasa galak.

"Amplop? Buat gue?"April terkekeh merasa lucu ketika pagi-pagi ada orang aneh yang mengirimi nya amplop."Uang kah isinya?"

April memilih membuka amplop tersebut, ia tak bisa menahan rasa penasaran nya lebih lama lagi. April sudah sangat yakin jika surat ini ditunjukan untuk nya, melihat nama nya tertera di sudut kanan amplop tersebut adalah nama nya.

April tertegun, ketika melihat foto dirinya yang tengah menangis. Ia ingat saat itu dirinya tengah dikerjai oleh teman-teman nya saat ia ulang tahun. April menggeleng tersenyum simpul.

April melihat foto kedua, disana ada dirinya dan juga Rangga yang tengah tersenyum ke arah kamera, saat itu hubungan mereka baru lima bulan. Cowok itu memang selalu bisa membuat April jatuh cinta berkali-kali.

April kembali melihat foto ketiga, cewek itu hampir meledakan tawa nya ketika melihat Rangga yang tengah menjadi badut, ketika tengah menghibur dirinya yang tengah marah karena ikut tawuran antar sekolah pada saat itu. April ingat ketika cowok itu datang kerumah nya dengan menggunakan pakaian badut.

April menggeleng, ia kembali melihat foto ke empat, disana ada foto dirinya dan Rangga saat masih kelas satu SMA. Mereka saat itu pertama kali berkenalan, tapi dengan tidak tahu malu nya Rangga mengajak dirinya berfoto bersama. Rangga itu cowok ternarsis yang pernah April pernah temui, tapi aneh nya April malah jatuh cinta. Bahkan begitu dalam.

Cewek itu tersenyum. Rangga selalu berhasil membuat dirinya bahagia, entah itu lewat cara sederhana maupun cara yang kelewat mewah. Cowok itu terlalu memprioritaskan dirinya di atas segala nya.

Bahkan hari masih terlalu pagi untuk membuat dirinya bahagia. April sudah terlalu bawa perasaan.

April membuka kertas yang terdapat di dalam amlop, membaca nya, ia yakin Rangga juga yang menulis surat ini untuk nya. Tulisan Rangga benar-benar April sudah hapal. Tidak rapih, tapi masih bisa di pahami.

Rangga mencintaimu wahai April.
Terimakasih atas dua tahun yang begitu indah.
Temui aku di pelaminan nanti.

April menggeleng heran. Tersipu tentu saja. Sudah menjadi kebiasaan Rangga merayakan tanggal jadian mereka satu bulan sekali. Sudah seperti perempuan yang datang bulan saja, tapi Rangga itu keras orang nya. Ia mana mau perduli, jika diberi tahupun ia akan menjawab seperti ini.

"Yang datang bulan mah datang bulan aja, yang jadian, ya jadian aja. Kalau jomblo ya jomblo aja."

Terkesan aneh juga nyeleneh, tapi itulah Rangga, menurut nya hari-hari dengan April itu berkesan.

April meraba foto nya dengan Rangga. Cewek itu tersenyum."Gue ngerasa nggak akan ada yang bisa gantiin lo Ga."

🌜🌜🌜

"Pril, lo tahu nggak kalau Kak Anton meninggal?" tanya Febby sambil memakan keripik kentang yang ada di hadapan nya.

April yang tengah mengaduk-ngaduk bakso yang ada di depan nya gerakan nya tiba-tiba berhenti. Cewek itu termenung menatap ke arah Febby dan Alma secara bergiliran."Kak Anton anak IPS?"tanya nya.

Alma mengangguk ia melirik Febby."Iya, temen Rangga. Gue denger dari Roni kalau semua anggota geng Girasta  bakal ke rumah dia nanti sepulang sekolah."

"Kak Anton meninggal karena apa?"tanya April. Bergerak gelisah di tempat.

"Ada yang bilang gara-gara tawuran antar sekolah kemarin,"jawab Febby. Ia melirik Alma yang sama-sama tengah melirik dirinya.

April terdiam. Termenung. Tidak bisa berkata-kata.

"Rangga juga sebenernya kemarin ikut tawuran, Pril."Febby melirik Alma yang melotot ke arah nya. Febby menggangguk seolah semua akan baik-baik saja.

Alma menghela nafas pelan. Perjanjian nya kan dari awal semua nya akan di rahasiakan. April tidak boleh tahu soal Rangga ikut tawuran kemarin, tapi jika sudah begini Alma tidak bisa berbuat apa-apa.

"Pril?"Alma memanggil ketika April diam saja sibuk menunduk. "April? Lo denger gue kan?"

Alma menyikut lengan Febby, yang di sikut malah ikut menyikut. Merasa bingung harus bagaimana.

"April ki—"

"Habiskan bakso gue ya. Gue mau pulang aja. Nggak enak badan kaya nya."

🌜🌜🌜

Ayoo siapa yang nunggu mereka. Suka nggak sama April dan Rangga?

Vote and comment ya.

Aku cintah kalian.🌻🌻🌻🌻

Rangga&April     (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang