Fathan kini duduk di ayunan belakang rumah Anin dia merasa terbakar Api cemburu kepada Anin , dia merasa gagal mencoba masuk ke dalam hatinya. Istrinya tersebut ternyata masih mengingat kenangannya bersama Syamil. Di tengah lamunanya Raka datang menghampiri Fathan.
“Ehh Mas ko disini?” Tanya Raka heran Sambil dudk di sebelah Fathan.
“Engga Rak enak aja ternyata disini yah tenang rasanya bisa sambil liat ikan juga” Dengan pandangan yang masih lurus entah menatap apa.
“Iyah Mas disini juga tempat favourite Anin , dulu waktu dia SMA kalau belajar selalu disini”
“Iya. enak banget abisnya disini pantes Anin betah juga”
“Mas saya mau bicara boleh ?”
“Tentu saja boleh Rak. Mau bicara apa ?” Fathan heran.
“Makasih Mas udah jagain Anin, saya liat perubahan Anin setelah menikah dengan Mas dia jauh lebih ceria “ Senyum Raka pada Fathan.
“Itu kewajiban saya “ Balas Fathan.
“Mas saya tau Anin memang banyak kekurangan dan saya tau Mas khawatir jika ada laki laki lain di hatinya Anin”
Fathan terdiam ‘Dari mana dia tau’ ucap Fathan dalam hati.
“Mas pasti bingung dari mana saya tahu?” Kekeh Raka.
Fathan membalas dengan senyuman kikuk. Raka tertawa melihat sikap salah tingkah Fathan.
“Sekarang Anin di kamar lagi ngebuang kenangannya waktu SMA, percaya Mas hati Anin udah sepenuhnya milik Mas. Jadi jangan khawatir” Ucap Raka sambil menepuk bahu Fathan dan berlalu pergi.
Fathan termenung merasa bersalah pada Istrinya itu, dia pernah berkata akan sabar menunggu Anin menerima dirinya. Tapi sekarang dia malah memperlakukan Istrinya seolah olah Istrinya yang salah masih menyimpan perasaan untuk orang lain tanpa berfikir bahwa Istrinya sedang berusaha keras menghapus kenangannya bersama pria itu.
Fathan segera menuju kamar Anin sekarang, dia membuka pintu perlahan. Anin sedang mengemasi barang barangnya dan memasukan ke dalam kardus besar, sambil terisak menangis. Hati Fathan perih melihat Istrinya tersebut menangis seperti itu, dia memeluk Istrinya dari belakang. Tngis Anin semakin pecah dan membalas pelukan Fathan.
“Maafin Anin ya Pak Anin emang engga pantes jadi Istri yang baik buat Bapak” Satu kalimat itu keluar dari mulut Anin masih dengan isak tangisnya.
“Sttt. Udah jangan ngomong gitu saya yang harusnya minta maaf, kamu udah berusaha keras buat lupain Syamil tapi saya malah tidak menghargainya dan memaksa kamu melupakannya dengan cepat”
“Tapi pa sekarang Anin udah punya bapak seutuhnya percaya sama Anin , Anin udah lupain dia pa”
Balas Anin sambil mengeratkan pelukannya.
Fathan membiarkan istrinya tersebut memeluknya walau kaosnya kini sudah berubah menjadi lap ingus Anin.
“Anin udah nangisnya dong kaos saya basah nih , itu ingus kamu nempel semua di baju saya” Goda Fathan agar istrinya itu berhenti menangis.
Anin melepaskan pelukannya dari Fathan dan ternyata benar kaos Fathan sudah berubah menjadi basah.
“Maafin Anin pak, jijik yah bapa liatnya” Sesal Anin.
“Hahaha dasar ya saya punya Istri gemesin banget, mana ada saya jijik sama istri saya sendiri” Ucap Fathan sambil mencubit kedua pipi Anin dengan tangannya.
“Love you pak” Peluk Anin.
“Love you to istriku” Fathan membalas pelukan Fathan.
********
KAMU SEDANG MEMBACA
Qualitative Research of Love
Science FictionBerkisah tentang seorang magister muda, Fathan Alfaruq Abhimata. Fathan yang kini sedang menjalankan tugasnya sebagai asisten dosen di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di kota Bandung. Menginjak usianya yang sudah 27 tahun, Fathan mulai g...
