Mamah dan Ayah sudah pulang dari rumah Anin sekarang.
“Kenapa kamu senyam senyum gitu?” Jawab Fathan kesal.
Bagaimana Fathan tidak kesal gara – gara Anin memasang masker di wajahnya dia menjadi bulan bulanan orang tuanya sendiri.
“Maafin aku sayang ya kamu abisnya di maskerin langsung tidur gitu” Kekeh Anin.
“Kamu harus tanggung jawab Anin”
“Tanggung jawab ? Emang Anin udah ngapain?” Tanya balik Anin sambil menahan tawa.
“Udah buat aku malu” Kesal Fathan.
Belum juga Anin menjawab bibirnya sudah di bekap oleh bibir Fathan hanya sekilas. Fathan pun yang sudah mencium Anin segera pergi berlari menjauh dengan tawa yang menyebalkan.
“Ahhhh bapakkkkkk” Teriak Anin.
Jangan di tanya jantung Anin sekarang bagaimana rasanya, seperti ingin meledak tak karuan. Memang pria satu itu mulai berani mencium Anin dimana pun dan kapan pun.
*******
“Sayang kamu dimana ?” Teriak Fathan.
Setelah kejadian itu Fathan bersembunyi di ruang kerjanya, sejak itu ia belum melihat Anin, ada rasa khawatir.
“Aniiiin?” Teriak Fathan lagi sambil mencari Anin turun dari tangga.
“Engga jawab Suami dosa loh, Nin?”
“IYAHHH APAAA ANIN LAGI MASAK” Jawab Anin kesal.
Setelah menjadi istri Anin mulai belajar masak, dia ingin bisa memasak sebaik Uminya. Dia sekarang memakai celemek pink bergambar hello kitty yang sengaja dia beli kemarin ketika belanja bulanan sedang memasak spaghetti oglio lio kesukaan suaminya. Anin mendapat bocoran tadi dari mertuanya kalau Fathan sangat menyukai Spageti.
“Sayang” Ucap Fathan sambil memeluk Anin dari belakang.
Seketika badan Anin menegang memang laki – laki ini pintar membuat Anin kikuk dan tak sehat karena secara tiba – tiba jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
“Apa ?” jawab Anin ketus.
Fathan sangat gemas sekarang melihat Anin memasak sambil memakai clemek dan rambutnya di cepol ke atas sangat imut.
“Wangi banget aku jadi laper, nih ?”
“Iyah sabar bentar lagi mateng, kamu duduk aja di meja makan” Jelas Anin.
“Siap istriku” Jawab Fathan sambil mencium leher Anin singkat.
‘Benar – benar laki laki ini’ geram Anin dalam hati.
Fathan pun duduk dengan tenang di meja makan pandangannya tidak lepas dari Anin, sungguh menggemaskan Anin.
“Sudah Matang” Ucap Anin ceria sambil membawa spageti ke meja makan.
Fathan tanpa berbicara apapun angsung melahap spageti itu.
“Enak banget sayang aku suka” Tapi Fathan mencium aroma yang parseley, dia alergi pada daun satu itu. Tapi Fathan engga mau bikin Anin kecewa atau sedih. Dia harus memaksa satu piring ini masuk ke dalam tubuhnya. Soal nanti alergi Fathan bisa pikirkan nanti.
“Iyah aku tau kamu suka spageti makanya aku bikinin”
“Tau dari siapa sayang ?”
“Dari mamah”
“Makasih yah kamu emang terbaik sayang” Senyum Fathan.
Anin terpesona pada senyum Fathan lagi dan lagi. Anin semakin candu pada satu sosok yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qualitative Research of Love
Ciencia FicciónBerkisah tentang seorang magister muda, Fathan Alfaruq Abhimata. Fathan yang kini sedang menjalankan tugasnya sebagai asisten dosen di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di kota Bandung. Menginjak usianya yang sudah 27 tahun, Fathan mulai g...
