Terlihat dua orang gadis yang sedang asyik mengobrol di kelas, menunggu waktu pergantian mata kuliah yang akan dilaksanakan dua puluh menit lagi. Anin dan Afifah yang selalu duduk dibangku paling belakang memang selalu menjadi tokoh utama pembuat keributan di kelas. Namun, Anin adalah mahasiswi peraih IP tertinggi diangkatannya, memang begitulah seorang Anindita Keisha Zahra.
Gadis itu kini mengenakan kemeja hitam polos dipadukan dengan kerudung merah muda bercorak bunga pada bagian bawahnya yang berbahan satin dan rok panjang yang menjuntai hingga menutupi mata kakinya. Tak lupa sepatu flatshoes berwarna salem yang membuat kesan sederhana namun memukau pada diri Anin.
'bruk'
Suara buku yang dihempaskan tepat dimeja Anin membuat Anin mendongak, melihat wajah Reza yang sudah kusut.
"Nin, bantuin gue dong, please." Reza merendahkan posisinya, ia berdiri dengan tumpuan lutut sehingga sejajar dengan posisi Anin yang sedang duduk dikursi.
"Tugas apaan sih, Za?" Anin berdecak sebal. Rezaadalah teman Anin dari kecil. Entah takdir buruk apa yang memaksa keduanya terus bersama hingga duduk di bangku perkuliahan.
"Penelitian." Ucap Reza seraya mengacak rambutnya menandakan frustasi.
Anin membulatkan mata, "Lo belum? Wagelazeh!"
"Makannya bantuin gue, Nin." Reza mengerucutkan bibirnya.
"SSShhhhh mana sini biar gue aja yang ngerjain. Udah gak ada waktu buat jelasin dari awal." Anin meringis sendiri jadinya.
Anin sibuk mengerjakan tugas Reza tentang mencari contoh berbagai jenis variabel dalam penelitian, ada variabel independen, variabel dependen, variabel moderator dan masih banyak lagi. Untunglah tugas kali ini hanya mencari contoh dari kehidupan sehari-hari, jadi tak butuh waktu lama untuk Anin dapat menyelesaikan tugas Reza.
"Nih udah." Anin menyodorkan binder Reza.
"Thanks cabat gue yang paling cantik dunia akherat pokoknya." Reza mengacak puncak kepala Anin yang tertutup oleh kerudung itu.
Anin menengadahkan telapak tangannya di hadapan wajah Reza, "Mana?"
"Oh iya lupa." Ucap Reza seraya merogoh saku kemejanya dan mengambil satu batang coklat yang selalu ia bawa untuk diberikan kepada Anin sebagai upah karena telah membantu mengerjakan tugasnya.
Sementara Afifa yang sedari tadi hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kedua manusia yang telah bersahabat dari kecil ini, "Bener-bener simbiosis mutualisme ya lo berdua."
Anin terkekeh lalu dia membuka coklatnya lalu membagi menjadi dua potong untuk diberikannya pada Afifah. Sedangkan Reza? Reza telah kembali ke asalnya, duduk disamping Priska yang tak lain adalah kekasihnya. Priska tak pernah marah apabila Reza selalu bergantung pada Anin, karena Priska tahu bahwa keduanya sudah berteman sejak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qualitative Research of Love
Ciencia FicciónBerkisah tentang seorang magister muda, Fathan Alfaruq Abhimata. Fathan yang kini sedang menjalankan tugasnya sebagai asisten dosen di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di kota Bandung. Menginjak usianya yang sudah 27 tahun, Fathan mulai g...