Sudah jangan kamu tangisin hal yang seperti ini. hanya membuat kamu rugi karena telah menghabiskan airmatamu
-Hanna-
***
Malam semakin kelam, sedang matanya belum jua terpejam, padahal orang-orang disekitarnya telah tenggelam ke alam mimpi. Ia sandarkan tubuhnya di depan lemari. Nafasnya kembali berat. Tiba-tiba entah mengapa Shofia kembali hanyut dalam kesedihannya lagi. Satu masalah yang masih menggantung dalam benaknya selama tiga hari ini. Embun itu mengambang diujung matanya. Iapun menyeret kakinya keluar kamar sesudah memakai kerudung bergo biru.
Di beranda kamar yang gelap ia menangis tersedu. Ia benamkan kepalanya diatas lingkaran kedua tangannya yang menggenggam lutut. Lama Shofia larut dalam tangisnya, Perlahan sesosok manusia duduk dan merangkulnya.
"Shof," bisiknya lembut.
Sedikit kaget perempuan yang sedang bersedih ini mengangkat kepalanya dan melirik seseorang yang telah berada disampingnya. Seketika orang yang merangkulnya melihat mata coklat itu merah dan sembab oleh uraian airmata yang mengalir hangat. Perempuan berlesung pipit mengeryitkan alisnya melihat duka dibalik mata Shofia.
"Ada apa?" tanyanya membuat sosok yang tengah dirundung kesedihan kembali terisak.
"kenapa, shof?" tanyanya lagi, namun yang ditanya tetap hanyut dalam tangisnya.
Apa harus kuceritakan? Ya, aku harus menceritakannya. Jujur aku tak kuasa memendamnya berhari-hari, namun apa Hanna akan peduli? Ya Allah aku benar-benar sakitt...
"Ayo dong shofia cerita. Kenapa anti menangis? Ada masalah apa?" bukan jawaban yang ia dapatkan namun isak tangis shofia yang semakin menjadi-jadi.
"Shof, ana mohon ceritakan."
Sekilat Shofia melirik pada orang yang merangkulnya itu, lalu memeluknya. Kembali Ia menangis dalam dekapan sahabatnya itu. Dengan masih dalam sesegukkan Shofiapun mulai bercerita.
Seperti biasa usai sekolah, para santri segera berlari menuju kamar masing-masing, berhubung telah adzan merekapun bergegas untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur di masjid secara berjama'ah. Berbeda dengan gadis bermata coklat yang keluar kamar bukan bergegas untuk mengambil air wudhu lalu ke masjid namun ia melarikan kakinya menuju Lab komputer sekolah, tepat di lantai dua kantor guru. Mumpung hari ini Ia sedang udzur. Dalam langkah cepatnya ia bertemu beberapa adik kelas yang baru saja balik dari Lab Komputer.
"Do you see Mr. Fahmi?" tanyanya pada dua orang perempuan yang baru turun dari Lab Komputer.
"Yeah, He's In the Lab. what happen, sist?" yang ditanya hanya geleng kepala dan segera berlalu dari hadapan mereka.
Shofia pun menaiki beberapa anak tangga secara kilat dan terenggah-enggah. Di pintu lab. Komputer yang terbuka, ia menemukan orang yang dicari sedang sibuk merapikan kabel-kabel diatas meja.
"Ada apa shofi?" tanya Ustadz Fahmi mendapati shofia telah berada disampingnya.
"Ustadz, boleh numpang sebentar yah, mau browsing!" tanpa basa-basi ia mengutarakan maksud kedatangannya.
"Buat apa?"
"Anu Tadz, emmm pokonya buat kepentingan acara nanti deh, boleh yah?" ujar Shofia setengah memohon.
"Hem, bukan dari tadi! baru aja dimatiin, yaudah coba pake laptop saya aja tuh!" tunjuk ustadz Fahmi pada laptopnya yang masih menyala di ujung ruangan. Shofiapun segera beranjak menuju yang ditunjuk sang Ustadz bertubuh atlentis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi di Balik Layar (Complete)
General FictionKarena Bersama Allah, kamu punya banyak cara untuk menjadikannya nyata Oleh: Hulya Ashfie #1 mimpi (10 maret 2019) Namanya, Athaya Shofiatuz Zahwa, ia biasa dipanggil Shofia, Santri putri kelas akhir di sebuah pesantren di pojok kota hujan. Ia memil...