karena bersama Allah kita punya banyak cara untuk menjadikannya nyata
- Shofia-
*****
Acarapun diambil alih oleh MC yang kemudian berlanjut pada pertunjukkan group marawis. Sedang di belakang panggung tak kalah riuh. Diantaranya Shofia dan rekan-rekannya yang saling berpelukan. Ada bahagia dan keharuan dari balik uraian air matanya. Akhirnya kerja keras membuahkan hasil juga walaupun mereka tak tahu apakah yang telah mereka tampilkan telah sukses atau tidak, yang pasti mereka telah menujukkan kegigihan mereka selama ini. Shofia merasa mendapat banyak hikmah dari semua ini, ternyata rencana Allah lebih indah.
Ia pun merasa amat bahagia jika sekembalinya ke pesantren pada jum'at malam kemarin tidak terlambat. Ya, memang belum ada kata terlambat untuk memperbaiki segalanya jika kita mau melangkah secepat kilat. Seperti sebuah katapel mundur beberapa langkah untuk loncat lebih tinggi menuju sasaran.
Setelah tahu bahwa Hanna mendapat ide untuk penggarapan film yang telah berantakan, akhirnya semangat kembali melingkupi sang sutradara muda ini. Ia tampak melupakan masalahnya untuk sementara bahkan memohon pada ustadzah Hilda untuk tidak mensidangnya dulu karena telah kabur dari pesantren. Akhirnya kelima anggota sinematografi ini mulai bahu-membahu untuk membuat karya baru, termasuk Fida yang mau kembali bergabung atas bujukan Lala.
Menciptakan film dari behind the scene. Dimulai dengan mengumpulkan dokumentasi-dokumentasi dari handycam Ustadzah Arina, camdig Lala, camdig Tania dan beberapa teman lainnya. Lalu membuat trailer utuh dari shooting-shooting yang telah mereka laksanakan walau ada beberapa yang terpotong, yang mana para pemain masih sebagai artis dalam film itu. Kemudian mengedit rangkaian video dan foto-foto tersebut menjadi sebuah film, tentunya dibantu oleh ustadz Dandy yang mau meluangkan waktunya untuk editing film seharian bersama mereka, karena ustadza Fahmi sibuk dengan dekorasi panggung. Maka saat acara gladi bersih dan persiapan panggung hingga acara dimulai tidak terlihat wajah-wajah crew sinematoghraphy berkeliaran diarea panggung demi mempersiapkan film dengan sangat singkat. Ada beberapa adegan yang di tambah dan mereka turun untuk shooting demi melengkapi alur cerita.
"Ma sya Allah kalian bener-bener hebat. Filmnya keren banget," seru Kak Fania saat menjumpai Shofia dan kawan-kawanya.
"Alhamdulillah makasih ya ka, ini juga berkat kakak yang udah banyak bantu Shofii."
"Liat tuh Shof, kak Fania ampe nangis gara-gara liat film kamu. ternyata kamu jago ekting juga yah!"
"Wahh bang Faris kaga tau ye, dulunya nih si shopii pan anak teater."
"Apaan sih La, nggak usah mengumbar-ngumbar juga kali."
"Nggak papa promosi dikit."
"Tapi yang harus kakak tau, itu adegan nyata lho!"
"Iya tuhh, siapa dulu yang ngedokumentasiiin, Lalaaa."
"Ada untungnye juga ya kamu moto and midion kaga jelas gitu,La." Timpal Fida
"Yoiii brayyy. Malem-malem makan kedondong... ajiibb dooong!" yang lain hanya tertawa mendengar ocehan Lala.
"Pantunersna kambuh lagi si Lala teh. Hahaha Lala, Lala." Celetuk Firka geleng-geleng kepala melihat cengengesannya Lala.
"Oya, makasih yah ka udah mau dateng kesini, makasih juga kak Faris kemarin mau anter Shofii."
"Iya sama-sama."
"Iya Shofia, kami juga senang sekali."
"Fan, kayak kita pulang sekarang deh, udah larut malam ni," ujar Faris, Fania mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi di Balik Layar (Complete)
General FictionKarena Bersama Allah, kamu punya banyak cara untuk menjadikannya nyata Oleh: Hulya Ashfie #1 mimpi (10 maret 2019) Namanya, Athaya Shofiatuz Zahwa, ia biasa dipanggil Shofia, Santri putri kelas akhir di sebuah pesantren di pojok kota hujan. Ia memil...