OUTLINE

231 9 7
                                    

1.  Pengertian Outline

Outline adalah kerangka karangan berupa rencana penulisan yang memuat garis besar dari suatu karangan. Berisi rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, dan terstruktur.

2. Manfaat Outline

- Untuk menjamin penulisan besifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.

- Keberadaan outline dapat membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan cerita dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah sususan dan hubungan timbal balik dalam gagasan-gagasan itu sudah tepat.

- Dengan outline permasalahan WB bisa diusir jauh-jauh—tinggal kitanya aja yang harus rajin ngetik.

- Dan yang paling penting, outline sangatlah berguna untuk kaum pelupa. Kaum pencipta plothole dll.

3. Membuat outline

- Tentukan tema.

Setelah masuk Peso, ana sadar betapa pentingnya tema. Dengan tema kita bakal tahu apa yang mau kita tulis sebenarnya. Tanpa tema, berasa terombang-ambing gitu.

- Membuat Tokoh dan Karakter.

Yap, dengan bikin karakter lebih dulu, kita bakalan punya bekal buat mengarungi dunia baru milik kita. Para tokoh akan berperan penting dalam cerita dan tentunya karakter mereka juga yang bakal menggerakkan plot. So, lebih baik bikin karaker dulu sebelum lanjut bikin outlinenya.

- Bikin Premis.

Bahasa merakyatnya sinopsis singkat cerita sampai endingnya mau gimana. Dengan begini kita udah tahu cerita kita, tuh, mau dibawa ke mana.

Contoh :

"Swara dipaksa menikah muda sama keluarganya karena merasa hutang budi. Swara menolak karena dia masih mau lanjut kuliah terus di luar kota dan pengen kerja juga biar status keluarganya membaik. Namun, pada akhirnya Swara mau nikah juga sama calon pilihan keluarganya yaitu Sigit, karena ternyata Sigit berpikiran terbuka dan tidak mengekang istri agar bertugas di dapur saja."

Daaaaan, dengan karakter yang sudah dibuat lebih dulu, kita bisa mengembangkan premis itu supaya sesuai dengan karakter kita. Kalau Swara anak badung, caranya menolak gimana. Kalau Swara anak baek-baek juga gimana dia nolak. Dan gimana-gimana lainnya.

- Buat outline yang dikategorikan dalam bentuk per chapter.

Sampai di sini, kita bisa bikin model outline sesuai selera dengan memasukkan plot dan alur dari cerita. Dengan dikategorikan per chapter kita bisa membagi bagian perkenalan, konflik, hingga klimaks secara lebih teratur.

4. Kerangka cerita bisa dibuat dalam bentuk storyboard yang berisikan gambar dan poin-poin penting dalam chapter.

 Kerangka cerita bisa dibuat dalam bentuk storyboard yang berisikan gambar dan poin-poin penting dalam chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5. Bisa dalam bentuk storyline yang wujudnya berupa teks.

Contoh :

Ayu dan Bagas taruhan nilai kimia. Ayu kalah dan harus nari Ratoh Jaroe di bawah tiang bendera. Aksi itu menarik banyak perhatian. Agil yang mantannya tergila-gila sama Bagas, benci dengan kelakuan Bagas yang caper dan berkat hasutan dari Abi, Agil bakal balas Bagas lewat Ayu—karena dia pikir Ayu adalah orang spesialnya Bagas.

6. Atau ada juga yang dibikin dalam bentuk gini :

 Atau ada juga yang dibikin dalam bentuk gini :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang paling akhir, menurutku lebih disarankan. Dengan dikategorikan gitu, tiap mau isi kolom/bagian, kita bakal mikir reaksi tokoh kita terhadap plot itu sesuai sama karakter atau nggak.

8. Sesi Diskusi

- Apa yang membuat sebuah plot menjadi logis?

Jawaban :

• Logis itu bisa diterima akal dengan sebab akibat yang jelas dan itu tercantum juga di cerita. Nggak asal, "Ini kan fantasi jadi sah-sah aja mau gue bikin macam apa pun."

• Yang terpenting dalam situasi-situasi ketika elemen cerita nggak sesuai dengan keabnormalam hidup adalah memberinya konstruksi logika yang utuh untuk membuatnya masuk akal. Dan upaya pengkonstruksian itu juga nggak harus selalu memakai apa yang benar-benar ada secara faktual di dunia nyata.

• Di dunia fantasi pun, kita harus menunjukkan fakta yang kita ciptakan untuk cerita kita sendiri.

• Yah, walau fantasi, paling gak data yang dikumpulkan sesuai dengan riset di dunia nyata.

---*---

- Nah misal si A udah mantep bikin outlinenya, tetapi kemudian si A melenceng jauh dari outline gegara sebuah sebab itu gimana? Kayak tiba2 merasa ada konflik baru yang lebih seru gitu gimana?

Hasil :

• Kalo yang baru lebih bagus, mah, gapapa. Biarpun jadi kerja dua kali. Tapi banyak resiko juga kan?

Kalo mau kerja total lagi silakan saja. Yang penting plot masih jalan dengan baik.

Kalo mau mengatasi biar gak gitu, mending matengin outlinenya dulu baru nulis.

• Usahakan outline gak cuma numpuk di catatan. Pas nulis ga mau lihat lagi. Dilihat lagi, "Ouuhh, aku mau nulis ini. Jadi gini .... Ready. Action!"

---*---

- Kalo bikin outline malas males nulis. Tulisan gak kelar-kelar.

Hasil :

• Senyaman kita saja, sih, kalau nulis.  Yang penting hasil akhir oke.

• Ada juga yang bikin outline bertahap. Jadi outlinenya satu-satu garapnya. Habis ketik baru bikin outline baru. "Kadang gue malah males nulis karena outlinenya udah jadi semua. Biarpun cuma gue yang tahu, gue udah tahu isi cerita sampe ending, jadi males ngetik."

---*---

Jadi intinya outline itu catatan yang membantu tulisan kita supaya lebih terarah. Dan soal itu sesuai nyamannya si penulis. Mau bikin outline begimana, suka-suka aja. Yang penting hasil akhir karangan kece.

Sekian materi tentang outline.

[.]





JUDES 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang