BAB 19

1.1K 108 1
                                    

Sebelum lanjut cerita ... 

Mungkin pembaca berminat untuk menyumbangkan vote hehe:') Karena dengan itu penulis akan semakin semangat untuk menuliskan cerita.. Jangan lupa follow + comment juga ya... 

Ada bacaan baru juga untuk kalian penyuka quotes dan motivasi. Dan disediakan juga Instagram untuk quotes-quotes dari cerita yang ada. Silahkan jelajahi profil snowfa. Penulis akan sangat bahagia dengan apresiasi kalian. Terimakasih pembaca :)

Salam, snowfa.

Happy Reading :)

***

"Ketika berpacaran dengan wanita yang dicintai, satu jam terasa bagaikan sedetik. Namun ketika duduk di atas tungku panas, sedetik terasa bagaikan satu jam. Itulah relativitas... - Albert Einstein"

Dafa bersiap-siap menekan nomor Rei untuk ditelponnya.

Pria itu sedikit ragu, entah apa yang membuatnya berpikiran Rei memang sedang berusaha menghindarinya.

Tapi sebelum jarinya sampai menyentuh icon telepon, hpnya lebih dulu berbunyi.

Nada dering panggilan, dari Rei.

"Ya halo," Dafa berusaha menyapa dulu.

"Daf, kita ngedate yuk. Gue bete di rumah,"

"Lo maunya kemana?" tanya Dafa.

"Nonton lagi yuk, gue mau seriusan nontonnya, mau meresapi,"

"Mau nangis lagi ya dipelukan gue?" goda Dafa.

"Ih, Dafa, gue seriusan nih..."

Dafa terkekeh geli.

"Oke, gue jemput sekarang ya. Lo jangan lupa dandan yang cantik," balas Dafa."Bye pacar..." tambahnya kemudian sebelum menutup panggilan.

Dafa kembali untuk menyungging senyum. Dan sedetik berlalu, pria itu segera bersiap-siap menyiapkan datenya bersama pacar pertamanya.

Yang Dafa mau, memang yang sebahagia ini.

@

Dafa sampai di depan rumah Rei setelah setengah jam persiapannya selesai. Pria itu segera berhambur ke depan pintu rumah kebesaran pacarnya.

Dan yang muncul di balik ketokan pintunya bukan gadis sebayanya, melaikan wanita setengah baya yang lebih cocok disebut mama dari pacarnya.

Dafa berdiri dengan setengah gugup.

"Ah, malem tante," ujar Dafa sopan.

Mama Rei tersenyum ramah.

"Dafa ya? Pacarnya Rei? Masuk yuk," ujar mama sambal mempersilahkan pria itu masuk.

Keduanya kemudian duduk di sofa. Sementara Rei sepertinya masih bingung dengan dandanannya.

Dafa mengintip-intip ke dalam dengan gerakan pupil matanya.

"Reinya masih dandan cantik," bisik mama Rei geli yang terkode dengan gerakan Dafa.

Tiga Belas [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang