Jangan lupa tinggalkan jejak guys~
"Wolf Rayet, kau tidak akan bisa sembunyi dari bintang lainnya, terlebih lagi angkasa ini sangat luas dan berbahaya.
Bersembunyilah jika lukamu sudah sembuh. Benar, aku serius, aku akan membiarkanmu pergi. Tapi jangan sembunyi terlalu lama. Sebaiknya jangan mencuri hatiku."****
Manusia sama seperti burung, ketika mereka menetas dari telur, mereka akan meminta orang tua mereka untuk terbang jauh mencarikan mereka makanan. Mereka hanya akan menunggu di sarang mereka, berharap orang tua mereka datang membawa makanan.
Tetapi satu hal yang tidak dimiliki hewan, yakni sebuah perasaan.
Mereka hanya makan, mereka hanya bertahan hidup agar tumbuh dewasa dan bisa terbang di langit yang biru. Setelah itu mereka semua akan lupa pada burung tua yang telah mengurusnya sejak kecil. Begitu juga sebaliknya.
Berbeda dengan manusia, perasaan bahagia yang timbul saat orang tua mereka pulang sehabis bekerja dan membawa kabar. Perasaan itu bermunculan tak terkendali. Membentuk sebuah bingkaian senyum dan tawa gembira.
Senang atau sedih. Saat itulah mereka bisa menilai semuanya.
Dan itu mempengaruhi mereka, jika saja kebahagiaan yang mereka dapatkan amatlah sedikit maka mereka tidak dapat bahagia di masa depan. Mungkin seperti burung yang kurang diberi makan sehingga tidak bisa terbang ketika dia dewasa.
Makanan bagi burung, uang bagi manusia. Dengan uang mereka bisa membeli segalanya, namun sekali lagi ... hewan dan manusia adalah suatu hal yang berbeda.
Hewan bisa memakan semua makanannya tanpa beban meskipun tanpa kasih sayang dari mereka yang memberikannya.
Lalu ... taukah dirimu apa arti dari semua itu?
Uang tidak bisa membeli kasih sayang. Manusia dapat terbang seperti burung, tapi mereka akan jatuh dan cacat dikemudian hari kelak.
Tetapi aku percaya bahwa teori manusia yang tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang, juga memiliki celah tersendiri.
****
Hari ini aku akan menempelkan puisi pendek bertemakan ibu ke mading. Langkahku yang semangat menyusuri lorong-lorong sekolah yang mulai ramai oleh para murid.
Kemarin saat jam istirahat kedua, aku sudah menempelkan cerpen yang kutulis kemarin siang, jadi sekarang aku tinggal menempelkan puisi. Lalu tiga hari setelahnya aku akan mencabut semua itu dan menggantinya dengan yang baru, jadi dalam seminggu aku akan membuat dua puisi dan dua cerpen.
Saat mading yang besar menyapa pandanganku, aku segera membuka tas dan mengambil secarik kertas kecil bertuliskan puisi dari sobekan buku biru kesayanganku. Tak lupa mengambil salah satu paku mading di sisi mading.
Namun tiba-tiba semangatku hilang saat menyadari bahwa cerpen yang aku buat kemarin sudah hilang tak berbekas. Kedua alisku mengernyit, heran, bagaimana bisa cerpen yang baru saja kutempel kemarin siang sudah menghilang begitu saja? apakah ada orang yang mencurinya? Jahat sekali.
Aku menggaruk tengkukku, bingung, apakah kertas cerpenku punya kaki? Jadi dia marah karena kugantung di mading kemudian memilih lari?
Sungguh tidak pernah aku bayangkan bahwa sebuah karya jelek dari penulis ulung yang bahkan baru mempublikasikan ceritanya lewat media sosial kecil-kecilan ini bisa dicuri oleh orang yang berasal dari sekolah sendiri.
Jika memang menyukai karya tulisanku, bukankah akan lebih baik jika mengambilnya secara baik-baik? Padahal aku sudah memberikan namaku di kertas itu agar siapapun yang ingin mengambil setidaknya tau siapa yang membuatnya. Itu berguna agar mereka mencari siapa yang menulis karya itu dan meminta izin untuk diambil.
![](https://img.wattpad.com/cover/174767824-288-k594882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
R136a1 Beautiful Of You're [NCT × TXT]
FanfictionSay you love me! "I love you." -Lee Jeno "I hate you." -Park Hana Lee Jeno orang baik-baik? HAHAHAHA, kalian hanya tidak tau bahwa dulu dia pembully!