Betapa senang hati Dolly karena mendapat teman baru. Ya, siapa yang tidak senang jika seseorang menunjukmu sebagai pilot baru kemudian orang tersebut menyerahkan kunci pintar dan tokey untuk berkomunikasi? Itu artinya kau resmi berpasangan dengan tobotmu dan ia akan jadi temanmu, kan?
Ini kesempatan langka dan Dolly tidak akan menyia-nyiakan apalagi membuangnya!
Dolly senyum-senyum sendiri lalu cekikikan. Tanpa sadar ia sudah masuk dan tengah menyusuri ruang tamu dimana kelima kekasihnya berada.
Tampak kelima kekasihnya sedang sibuk dengan aktifitas mereka. Ada yang membaca komik, menyanyi, membalas komentar netizen, dan ada yang asik mendengarkan lagu melalui headphone.
Tanpa sengaja Kory menoleh ke arah pintu dan didapatinya Dolly yang bertingkah aneh. Ia menaikkan satu alisnya lalu bangun dari tidurnya.
"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?"
"Eh?" Dolly berhenti berjalan dan menoleh ke asal suara. Tampak olehnya Kory yang menatap heran ke arahnya.Dolly terdiam, berpikir. Melihat Dolly terdiam membuat Kory semakin heran. Lalu, tiba-tiba Dolly menyeringai dan ia pun berkacak pinggang.
"Apa kalian tahu?"
"Tahu apa?"
"Tadi di kantor aku bertemu seseorang.""Siapa?" tanya Ryan. Ia pun menghentikan aktifitasnya yaitu menyanyi.
"Paling tunangannya. Ya kan?" tuduh Kory. Raut wajahnya kini berubah masam."Bukan," sanggah Dolly cepat.
"Lalu?" tanya Dylan. Ia lepas headphone-nya lalu menatap ke arah Dolly."Tadi, ada seorang wanita berada di kantorku. Dia berambut hitam sepunggung, tinggi semampai, langsing, seksi, cantik, manis, berkulit putih bersih-"
"Yang seperti itu sih banyak di kota ini," sela Kory dan ia sukses mendapat tatapan tajam dari Dolly.
"Padahal aku belum selesai ngomong loh.""Hehehe, maaf, maaf," ucap Kory nyengir kuda. Dolly mendengus kesal lalu membuang muka.
"Sudah, sudah, lanjutkan ceritanya," pinta Suho."Ya, ya," jawab Dolly tak ikhlas. Itu karena ia masih kesal pada Kory.
"...."
"Katanya, dulu dia suka sekali mengejar Dylan saat dia masih SMP dan suka mengejar Nathan saat dia duduk di bangku SMA.""Jangan-jangan...." ucap Suho menggantung. Ia menoleh ke arah Ryan begitupula dengan Ryan. Lalu, mereka berdua menoleh ke arah Dylan dan Nathan yang tampak membuang muka sembari bersidekap.
"'Nathan sayang... Dylan sayang....' begitu katanya," goda Dolly. Ia menirukan suara Hye Jin lalu nyengir keledai.
"Cih!" ucap Dylan dan Nathan bersamaan. Mereka berdecak kesal lalu menatap sebal ke arah Dolly. Dolly yang melihatnya malah tertawa ngakak.
"Sedang apa dia di kantormu?" tanya Ryan.
"Dia sedang melamar pekerjaan. Kebetulan ada beberapa karyawan yang mengundurkan diri. Makanya perusahaanku memerlukan pegawai baru untuk mengisi beberapa jabatan yang kosong. Dan ya, tanpa sengaja aku bertemu dengannya di sana.""Lalu?" tanya Kory.
"Aku menerimanya bekerja di perusahaan."
"Apa????" ucap kelimanya bersamaan."Ya. Tanpa tes dan wawancara."
"Kau gila!" cibir Dylan.
"Apa kau bilang?!" seru Dolly kesal.
"Jangan hanya karena teman sendiri lalu kau-""Aku sedang butuh cepat, apa kau tahu?!"
"Tetapi, tetap ada aturan dan prosedurnya!" sanggah Nathan."Aku tahu tetapi-"
"Dolly!"
"Aku percaya padanya, Nathan," ucap Dolly mengiba.
"....""Aku tahu dia pernah menyukaimu dan mungkin rasa itu masih ada sekarang ini. Tetapi, aku tetap percaya padanya."
"....""Dilihat dari raut wajah, tatapan, cerita tentangnya, dan dokumen-dokumen miliknya yang telah ku llihat, aku yakin dia orang yang jujur dan pekerja keras. Dan aku yakin dia bukan orang yang suka mencampuradukkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan, yang artinya dia profesional."
"...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Six Loves for My Son
FanficLima tahun berlalu sejak kematian Dolly Park, kekasih Ryan, Kory, Dylan, dan Nathan, sekaligus ibu asuh Norman. Kehidupan mereka berempat yang sedikit demi sedikit telah ditata, kini malah dibuat berantakan dengan hadirnya seseorang bersama cinta, c...