44. It's About Tom & Ma

170 12 24
                                    

Sesuai rencana, Tom mengunjungi sang Mertua untuk mendapatkan kejelasan mengenai eksistensi anaknya. Maka dari itu, di sinilah ia sekarang. Pada pukul 23:00 malam ia mendatangi mansion sang Mertua. Beruntung sang Mertua sedang ada di mansion dan ia sendiri belum tidur. Tampak ia sedang berada di atap rumahnya di Lantai Tiga sembari meminum Jagermeister. Ditatapnya sekitarnya yang sepi dan sunyi karena malam yang melanda. Terdengar langkah kaki yang bergerak cepat karena berlari. Suara langkah itu tidak terdengar lagi karena si pemilik sudah berhenti berlari. Ia berdiri di belakang sang Mertua yang ternyata adalah Nenek Ma lalu ia membungkuk memberi salam.

"Nyonya, saya ingin memberitahukan bahwa Tuan Fuse datang kemari untuk menemui anda. Katanya ada yang ingin dia bicarakan dengan anda."

"Hm," hanya itu respon Nenek Ma. Rupanya ia sedang berpikir keputusan apa yang harus ia ambil.
"...."

"Pinta dia untuk datang kemari."
"Baik, Nyonya," ucap pemilik langkah yang ternyata adalah Anak Buah Nenek Ma. Ia membungkuk lalu ia berbalik meninggalkan Nenek Ma. Beberapa detik kemudian, ia tidak terlihat lagi. Namun, beberapa detik kemudian lagi, ia kembali bersama Tom. Tom berdiri tepat di belakang Nenek Ma sementara Anak Buah Nenek Ma tadi kembali ke pos jaga setelah membungkuk memberi hormat kepada Nenek Ma.

"Ibu," panggil Tom namun Nenek Ma tidak bergeming. Ia bersuara, bertanya kepada Tom.
"Ada apa kau ingin bertemu denganku?"

Mendengar pertanyaan Nenek Ma membuat Tom menaikkan satu alisnya, heran. Biasanya ketika mereka bertemu, Nenek Ma akan mencibir, menghina, mencaci maki, dan berujung mengusirnya. Tetapi, hal itu tidak terjadi. Si empu pemilik suara tampak kalem dan tidak banyak bicara. Wajar Tom jadi heran melihatnya. Tetapi, Tom tidak berlama-lama larut dalam keheranan itu. Ia menggeleng kepala, berusaha fokus pada misinya.

"Aku ingin bicara dengan Ibu."
"Tentang?"
"Tentang keberadaan Anakku."

"Bukankah waktu itu sudah kubilang aku meminta Bodyguardku untuk membantumu memakamkan anakmu yang mati setelah dilahirkan?" jawab Nenek Ma lalu sembari menoleh ke samping. Kedua matanya melirik ke arah belakang yaitu ke arah Tom.

"Lalu, dimana Anakku dimakamkan?"
"...."
"Di rumah tua dimana Anak Sulungmu dikubur?!"

DOR

Bukannya menjawab pertanyaan Tom, Nenek Ma malah menembaknya. Ia ambil pistol di dalam piyamanya lalu ia berbalik kemudian menembaki Tom dengan sekali tembak. Ia tembak bagian hati dan Tom pun jatuh berlutut.

BRUKK

"I-Ibu-"
"Darimana kau tahu tentang Sora dan rumah tua?"
"...."
"Aku tanya darimana!"
"Jawab dulu pertanyaanku, Bu!"

"Apa kau melakukan sebuah investigasi secara diam-diam?"
"Ibu-"

"Tetapi, setahuku kau selalu berada di rumah sakit bersama kedua pelayanmu."
"...."

"Apa kau bekerjasama dengan orang lain?"
"Aku akan menjawab pertanyaan Ibu bila Ibu menjawab pertanyaanku."

"Beraninya kau memerintahku! Kau ingin ku tembak lagi?!"
"Kenapa pula Ibu menembakku dan ingin menembakku lagi?"
"...."

"Daripada menjawab pertanyaanku, kau lebih memilih menembakku karena semuanya benar dan itu telah ketahuan?!"
"Grrrr, kauuuu......!!!"

"Jadi benar itu Kak Sora? Dan bayi itu...."
"...."
"Jawab pertanyaanku! jawab-"

DOR DOR DOR

"Khh!"
"Seharusnya aku menembakmu dari dulu daripada kau terus saja menggangguku seperti sekarang ini!"
"Uhuk, uhuk."

"Ah, aku benci mengakuinya. Tetapi aku memang bodoh. Apa karena aku sudah tua?"
"Di-dimana Anakku, Bu?" dan Tom masih saja menanyakan kalimat yang sama.
"...."

Six Loves for My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang