52. Bukti yang Tersembunyi

194 12 0
                                    

Dua jam kemudian, Ryan, Kory, Dylan, Nathan, dan Suho sampai di mansion milik Suho. Mobil yang mereka kendarai masuk ke halaman dimana pintu gerbangnya dibuka oleh seorang Satpam. Ia membungkuk guna memberi hormat sementara Ryan yang melihatnya terkejut. Wajar saja, ia tidak pernah dihormati seperti itu seumur hidupnya. Kalaupun ada yang melakukannya, itu karena ia juga melakukannya. Dengan kata lain, ia dan calon lawan bicaranya saling menyapa ketika bertemu. Tetapi ini....

Mobil Tobot X, Y, W, K, dan Z, disusul mobil milik Dae Ha, Hye Jin, dan sepeda motor milik Go, Cho, Asher, dan Dolly terus melaju ke arah parkiran. Dengan dipandu seorang Satpam (kali ini satpamnya lain lagi, yang artinya ada dua Satpam yang Ryan telah temui), ia menggerakkan tangan kirinya ke arah kiri guna memberi instruksi agar mobil milik Ryan dan yang lainnya diparkir di tempat parkir sebelah timur. Setelah mobil terparkir dengan sempurna, Ryan dan yang lainnya keluar dari mobil lalu mereka berjalan ke arah teras diikuti oleh sang Satpam. Betapa terkejutnya Ryan, Kory, dan Dylan kala mereka melihat sepuluh pelayan berdiri berbanjar di samping kiri dan kanan di dekat pintu.

"Selamat datang, Tuan, Suho dan kawan-kawan," sapa sepuluh Pelayan bersamaan lalu mereka membungkuk memberi hormat.
"Ya," jawab Suho singkat.
"I-ini...." ucap Ryan menggantung.

"Aku sudah menghubungi mereka bahwa aku akan kembali. Mereka ada pelayan dan satpam setiaku," jawab Suho sembari tersenyum simpul.

"Itu artinya, selama tinggal di rumah kami, kau masih berkomunikasi dengan mereka?" tanya Kory.
"Tentu saja. Aku tidak mungkin melupakan mereka, kan?"

"Apa kau yakin mereka bisa dipercaya?" tanya Dylan ragu.
"Mereka adalah orang-orang yang ku rekrut semasa aku masih jadi artis. Mereka teman-temanku yang dulunya kerja di agensi."
"Oh, begitu. Aku mengerti."
"Baiklah, mari masuk."
"Baiklah."

Ryan dan yang lainnya berjalan ke dalam mansion diikuti oleh sepuluh Pelayan tersebut. Sang Satpam tidak ikut masuk dan ia memilih untuk berjaga di dekat pintu. Setelah masuk ke dalam mansion, salah satu dari sepuluh Pelayan berkata kepada Ryan dan yang lainnya.

"Kamar anda sekalian ada di lantai dua bagian selatan dan utara, sesuai instruksi dari Tuan Suho. Sementara kamar Nona Dolly dan Nona Hye Jin ada di kamar sebelah Timur di lantai tiga. "
"Baiklah."

"Enam Pelayan di belakang kita akan membawa barang-barang kalian ke dalam kamar. Saya akan membawa kalian berkeliling ruangan lebih dulu sebelum menunjukkan kamar kalian. Pelayan sisanya akan menyiapkan sarapan untuk kalian."

"Eh, tetapi, kami sudah sarapan," sanggah Dylan.
"Kalau begitu, kami akan menyiapkan Makan Siang."
"Baiklah, terima kasih."

"Sama-sama. Mari," ucap si Pelayan- sebut saja Minjeong dengan telapak tangan kanan mengarah ke kanan tanda menyilakan Ryan dan yang lainnya untuk kembali berjalan bersamanya.
"Ya," jawab Dylan menurut.

Ryan dan yang lainnya serta Minjeong berjalan berkeliling mansion sementara enam Pelayan memisahkan diri guna membawa enam koper dan enam tas milik Ryan dan yang lainnya ke kamar masing-masing. Pelayan sisanya memisahkan diri untuk ke dapur guna menyiapkan Makan Siang untuk Ryan dan yang lainnya.

Ruangan pertama yang dijelaskan Minjeong adalah Halaman Depan, Teras, Ruang Tamu, lalu disusul Ruang Tengah, kamar-kamar berjumlah dua puluh, sedikit membahas kamar-kamar Pelayan, Satpam, dan Tukang Kebun, Dapur, Ruang Makan, lima Kamar Mandi Umum, Teras Samping, Teras Belakang, Kolam renang berbentuk persegi panjang sepanjang 8 meter, Ruang Gym, Perpustakaan, Ruang Kerja, Ruang Musik, Ruang Bermain, Ruang Tempat Tinggal dan Bermain Kucing, Ruang Karaoke, Taman Samping, Taman Belakang, Air terjun buatan, Air Mancur, dan kebun dimana di sana tumbuh pohon-pohon yang menghasilkan buah, tanaman obat, bumbu, dan tanaman hidroponik. Terakhir, Minjeong mengajak Ryan dan yang lainnya melihat kamar mereka. Mereka dibuat takjub karena kamarnya luas dengan desain tembok yang artistik namun tidak membuat ruangan gelap karena minim cahaya.

Six Loves for My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang