17. Hubungan yang Retak (1)

507 27 198
                                    

Sementara itu....

"Hai."

Dolly menoleh dan ia pun terkejut mendapati seorang Pria berada di sampingnya dan Dolly tahu siapa ia. Melihat Mavrik membuat hati Dolly berbunga-bunga. Bukan, bukannya suka (naksir). Ibarat dirinya sedang sakit lalu melihat obat. Siapa yang tidak senang? Begitu pikirnya.

"Hai," balas Dolly menyapa Mavrik dengan girang.
"Sendirian saja. Mana suamimu?"
"Hn."

Bukannya menjawab, Dolly malah melajukan sepeda motornya meninggalkan Mavrik yang terkejut. Hal serupa juga dilakukan Nathan dimana ia terkejut juga, sama seperti Mavrik.

"Tunggu!" teriak Mavrik dan ia pun mengejar Dolly diikuti Nathan namun ia menjaga jarak agar tidak ketahuan Mavrik.

Ya, siapa sih yang tidak bete? Dolly tahu siapa yang dimaksud oleh Mavrik. Ya, Nathan. Mendengar namanya membuat Dolly merasa sebal secara tidak langsung. Itu karena ia jadi teringat dengan Kory dan keputusannya yang menyebalkan itu.

Mavrik bersyukur karena ia bisa mengimbangi Dolly sehingga ia bisa menyusulnya. Ia pun bersuara sembari melihat ke arah Dolly dan ke depan.

"Dolly!"
"...."
"Apa kau ada masalah?"
"...."

"Bukannya mencibir. Tetapi, ya, kau tahu. Pertama kita bertemu dia pun datang. Jadi, kupikir dia bersamamu ketika aku melihatmu."
"...."
"Dolly...."

"Jangan bahas dia."
"Ha?"
"...."
"Apa kalian sedang bertengkar?"
"...."

"Maaf, bukannya mau ikut campur. Hanya saja kau tampak bete dan kesal. Kalau kau berkenan cerita, mungkin aku bisa membantu."
"Tidak ada masalah apa-apa."

"Yakin?"
"Ya."
"Aku ragu."
"Mavrik!" bentak Dolly dan itu membuat Mavrik kaget.

"Wow, baiklah, baiklah. Aku diam, maksudku aku tidak akan membahas dia lagi."
"...."

Dalam hati Mavrik merasa senang. Entahlah, dia tidak tahu mengapa. Tetapi, ia merasa senang saja. Berdua dengan Dolly tanpa membahas 'suami'nya membuat hati Mavrik berbunga-bunga dan perutnya geli bagai diterpa ribuan kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya agar bisa keluar. Ia merasa lega dan ia tidak akan membuang sia-sia momen ini. Ia akan memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya mengingat mungkin ia tidak akan bisa bertemu Dolly setiap hari- ralat, setiap waktu.

Tunggu, apa itu artinya Mavrik....

Nah.

"Lalu, apa yang kau lakukan di sini?"
"Entahlah. Aku bete dan aku ingin melakukan sesuatu yang bisa meringankan beban di hati. Bunuh diri tidak buruk juga," ucap Dolly asal.

"Hey!" kali ini giliran Mavrik yang membentak Dolly. Bukannya nyali menciut atau menyesal, Dolly malah tertawa terbahak-bahak sembari memegang perutnya yang sakit karena tertawa.

"Ahahahahahaha. Ahahahahaha. Lihat wajahmu itu. Lucu sekali."
"Ini tidak lucu, Dolly!" sungut Mavrik.
"Aku bercanda. Kau tidak perlu ambil pusing," jawab Dolly enteng.

"Dengar, Dolly, bunuh diri bukan solusinya. Kau tahu?" ucap Mavrik menasehati.
"Ya, ya," jawab Dolly dan tatapannya langsung berubah malas.

"Aku tak mau mendengar tentang hal itu lagi," ucap Mavrik dan ia menunduk menatap sepeda motornya.
"Kenapa?"

"Abaikan."
"Nah."
"Hn."
"Terserah."

Dan sunyi menghinggapi mereka berdua. Tidak ada yang berani membuka suara lebih dulu karena mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Beruntung pengemudi di belakang mereka tidak mengamuk. Ya, siapa lagi kalau bukan Nathan dan Suho. Itu karena sejauh ini mereka tidak melakukan hal-hal 'lebih' sehingga ia tidak punya alasan untuk cemburu lagi (amarahnya mendadak reda).

Six Loves for My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang