Sementara itu....
Di dalam mobil, Dolly masih asik melamun. Namun sayang aktifitasnya terusik karena dering smartphonenya pertanda ada telepon masuk. Dengan malas ia ambil smartphone di tasnya lalu melirik ke arah layar dan kedua matanya langsung membelalak.
"Halo," ucap Dolly setelah menggeser ikon telepon ke kanan dan ikon telepon itu berubah warna dari hitam ke hijau tanda panggilannya ia jawab.
"Halo, Dolly, ada apa?" tanya pemilik suara di seberang sana.
"Maksudmu?"
"Kau mengirim pesan padaku katanya kau...rindu? Kupikir ada sesuatu yang terjadi. Makanya aku...."
Mendengar penjelasan si penelepon membuat Dolly menunduk dalam-dalam guna menyembunyikan wajahnya yang memerah. Ia mengepalkan tangan kiri di pangkuannya lalu menggeleng kepalanya. Teringat ia dengan kejadian tadi dimana ia salah kirim pesan baik ke penerima maupun isinya.
"Halo?"
"Eh, ya?" ucap Dolly tersadar dari lamunannya.
"Apa terjadi sesuatu?"
"Tidak."
"Lalu?"
"I-itu...."
"...."
"Itu...."
Bukannya menjawab, Dolly malah menggantungkan kalimatnya. Ya, ia malu, sungguh merasa malu dengan apa yang ia lakukan tadi.
Dolly tahu, amat sangat tahu bahwa merindu adalah hal lumrah yang biasa dilakukan oleh siapa saja yang memiliki kekasih, dan itu seharusnya berlaku untuknya. Ya, sebenarnya itu bisa saja berlaku padanya bila kondisinya tidak seburuk sekarang. Dan mengingat isi pesan itu membuat hati Dolly tidak karuan, karena perasaannya kini sedang campur aduk menjadi satu antara malu dan...menyesal? Entahlah.
"Halo? Dolly?"
"Ah, ya, maaf aku melamun," ucap Dolly yang lagi-lagi tersadar dari lamunannya.
"...."
"Bu-bukan apa-apa. Aku hanya salah kirim dan ketik. Aku...sebenarnya mau mengirim pesan pada Tyler tentang...tentang rencanaku. Tetapi, aku salah isi dan salah mencantumkan penerima. Jadi...semacam itulah."
"Oh, begitu."
"Ya. Jadi...maaf. Maksudku semacam itulah," ucap Dolly lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia pun tersenyum hambar karena masih merasa canggung pada si penelepon- yang ternyata adalah Nathan, meski mereka bicara lewat telepon.
"Aku mengerti. Jadi, apakah sudah ada hasil?"
"Belum. Tyler sedang bergerak sekarang soalnya aku memberi perintah padanya jam enam tadi."
"Oh, begitu. Kabari aku jika sudah ada informasinya."
"Ya."
"...."
Dan sunyi menghinggapi mereka berdua. Itu karena Nathan bingung mau membahas apa lagi, sementara Dolly masih banyak yang ingin ia tanyakan dan ucapkan. Tetapi, ia terlampau malu untuk mengutarakannya. Ah, ini membuatnya bingung dan membuat hatinya jadi tak karuan.
Dan mendadak Dolly jadi merasa enggan pergi menemui calon rekan kerjanya. Itu karena ia ingin pulang saja, di rumah menyelesaikan semua masalah yang ada, termasuk masalahnya dengan Nathan terkait hal yang terjadi tadi malam. Namun sayangnya ia tidak bisa. Selain karena jaraknya sudah jauh, di sini ia harus profesional. Jadi, ia tidak bisa meninggalkan pekerjaan hanya untuk berkutat dengan hal pribadi meski itu serius sekalipun. Hal ini membuat Dolly resah dan mendadak timbul perasaan rindu yang entah apa maksudnya. Dolly menilai bahwa perasaan ini salah karena tidak ada kaitannya dengan masalahnya apalagi waktunya tidaklah tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Six Loves for My Son
FanfictionLima tahun berlalu sejak kematian Dolly Park, kekasih Ryan, Kory, Dylan, dan Nathan, sekaligus ibu asuh Norman. Kehidupan mereka berempat yang sedikit demi sedikit telah ditata, kini malah dibuat berantakan dengan hadirnya seseorang bersama cinta, c...