29. Ancaman Nokwon

330 26 55
                                    

Sementara itu....

"Hey...." tegur Hye Jin dan kedua matanya memicing dan bibirnya mengerucut tanda ia cemberut.
"Apa?" tanya Dolly malas.

"Kau lupa dengan janjimu, hm?"
"Janji apa?"
"Hadeh...." dan Hye Jin menepuk dahinya sementara Dolly menaikkan satu alisnya, heran.

"Sungguh, aku tidak mengerti."
"Hadeh. Katanya mau ke mall?"
"Baiklah, baiklah. Mari kita ke mall," ucap Dolly dan ia pun menghela nafas.

"Yay," ucap Hye Jin girang. Dolly yang melihatnya menggeleng kepala lalu tersenyum. Mereka berjalan bersama untuk keluar dari kamar kecil. Lalu, tidak lama kemudian mereka berada di luar restoran. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran mobil.

"Aku mau beli cat kuku dan anting. Aku sudah bosan dengan yang ini. Kau mau beli apa?" tanya Hye Jin.
"Hm...." ucap Dolly menggantung karena ia berpikir.

"Aku ingin beli baju untuk Norman sama beberapa mainan untuknya."
"Ow, perhatian sekali."
"Wajar perhatian pada anak sendiri. Hehehe."

Mereka kembali melanjutkan langkah mereka. Tetapi, tiba-tiba smartphone Dolly berdering. Dolly menghentikan langkahnya dan mengambil smartphone dalam tasnya. Ia melihat ke arah layar dan tampak di layar sebuah nomor tanpa nama tanda nomornya tidak ada dalam aplikasi Buku Kontak. Dolly menaikkan alisnya, heran, lalu ia menekan ikon telepon berwarna hijau tanda telepon diterima.

"Halo."

"Hai, Sayang. Apa kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Kau sehat selalu, kan?"

"Kau....!!!" ucap Dolly dan kedua bola matanya membulat sempurna.

"Dolly, ada apa?" tanya Hye Jin ketika menoleh ke arahnya namun Dolly diam saja.

"Oh, jangan bilang kau tak ingat dan tak mengenali aku karena kau telah memiliki suami baru."

"Ada apa kau meneleponku?!" tanya Dolly langsung ke intinya. Tatapan matanya berubah nyalang dan tangan kirinya mengepal erat. Nada bicaranya juga berubah tinggi. Sepertinya ia tahu siapa yang tengah meneleponnya.

"Ow, aku rindu padamu, Sayang. Jadi, bisakah kau rendahkan sedikit nada bicaramu?"

"Nokwon!"

"Baiklah, baiklah. Huuh...." ucap si penelepon yang ternyata adalah Nokwon. Terdengar ia merengut kesal yang Dolly asumsikan sebagai kepura-puraan semata.

"Aku hanya mau memberitahukan bahwa...."

"Bahwa apa?!"

"...."

"...."

"...."

Tut

"Hey!" seru Hye Jin kesal. Dengan tampang malas Dolly menekan tombol silang tanda telepon ditutup lalu memasukkannya ke dalam saku roknya.

"Lebay dan buang-buang waktu!"
"Tetapi, siapa tahu penting, kan?"
"Tidak ada yang penting dari semua ocehannya. Bicara langsung, telepon, video call. Isinya sama saja. Dia terlalu bertele-tele."
"...."

"Lebih baik aku komunikasi dengan kecoak daripada dia. Cih!"
"Ahahahaha. Ahahahaha," dan Hye Jin tertawa terbahak-bahak sementara Dolly diam saja.

Ketika Hye Jin masih tertawa terbahak-bahak karena kalimat terakhir yang diucapkan Dolly, tiba-tiba smartphone Dolly kembali berdering. Ia ambil smartphone di saku roknya dan ia lihat ke arah layar smartphonenya lalu dengan kesal ia tekan ikon telepon berwarna hijau.

"Apa lagi sih?!"

"Padahal aku belum selesai bicara loh, Sayang."

"Aku muak mendengar ocehanmu, Nokwon. Dan berhenti memanggilku dengan sebutan sayang!"

Six Loves for My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang